“Ternyata bisa melihat rahasia permainan catur, varietas langka ini benar-benar agak mistis!” Pencuri Suci memandangi Han Sen dengan raut wajah penuh keanehan.
“Bagaimana jika? Aku memberitahumu rahasia permainan catur, kau melepaskanku, anggap saja tak pernah bertemu denganku?” Han Sen melanjutkan.
Tak disangka, Pencuri Suci menggelengkan kepala sambil berkata: “Pencuri pun punya prinsipnya sendiri. Aku menerima bisnis ini sebelumnya, dan sudah menerima Peta Tianlu. Bagaimanapun juga tak bisa ingkar janji.”
Han Sen langsung frustasi: “Kau ini cuma pencuri kecil, masih mau berdiskusi tentang prinsip pencuri denganku, otakmu bermasalah ya?”
Tapi Pencuri Suci lebih memilih tidak tahu rahasia permainan catur, daripada melepaskan Han Sen, membuat Han Sen sangat frustasi.
Setelah dipikir ulang, Han Sen berkata lagi: “Kalau begitu, kau tak perlu melepaskanku. Aku menawarkan rahasia permainan catur ini sebagai transaksi, bagaimana?”
“Transaksi apa?” Pencuri Suci juga tak mau melepas rahasia permainan catur, memandangi Han Sen dengan penuh minat.
“Aku mohon kau mencuriku sekali lagi.” Han Sen mengucapkan kalimat yang terdengar aneh.
Tapi Sang Pencuri Suci memahami maksudnya: "Maksudmu, kuminta mencurimu lagi dari Klan Huangji?"
"Benar." Han Sen mengangguk.
"Ini bukan pekerjaan yang mudah." Sang Pencuri Suci merenung.
"Bahkan taman di udara bisa kau masuki dengan mobilitas tinggi, apakah masuk ke Klan Huangji sesulit itu?" tanya Han Sen.
Sang Pencuri Suci menggelengkan kepala: "Itu berbeda. Seluruh alam semesta mungkin tak ada yang bisa masuk-keluar taman di udara sebebas diriku. Meski masuk Klan Huangji lebih mudah daripada taman di udara, tapi di dalam Klan Huangji banyak jagoan - terutama Kaisar Putih si mesum tua itu, makhluk mengerikan tingkat Dewa. Mencurimu diam-diam dari bawah pengawasan mereka bukan hal mudah. Bagaimana jika terkuak? Jika mereka tahu aku yang mencurimu, mungkin aku harus berlari ke ujung langit."
"Ini nggak boleh, itu nggak boleh. Menurutku kamu jangan menyebut diri Santo Pencuri lagi, lebih baik ganti jadi pencuri pengecut saja." Han Sen mencibirkan bibir berkata.
Santo Pencuri juga tidak marah, merenung sejenak lalu berkata: "Baiklah, meski harus mengambil risiko, tapi demi rahasia dalam permainan catur, sedikit risiko layak diambil. Katakanlah, sebenarnya apa rahasia di balik permainan catur itu?"
"Satu tangan bayar, satu tangan terima barang. Setelah kamu berhasil mencuriku keluar dari Klan Huangji, baru akan kuberitahu." Tentu saja Han Sen enggan membocorkan rahasia permainan catur sekarang.
"Aku ini Santo yang satu kata sembilan ding! Siapa di alam semesta ini yang tidak tahu bahwa setiap ucapanku pasti ditepati..." Santo Pencuri marah sampai kumis bergerak sambil melotot ke Han Sen, ekspresinya penuh kemarahan.
"Pencuri yang bahkan anak kecil saja dicuri, kenapa aku harus percaya padamu?" Han Sen balik bertanya.
Santo Pencuri langsung terdiam. Dari tiga prinsip "tidak mencuri"-nya, memang ada larangan mencuri anak-anak. Tapi varietas langka tidak termasuk dalam kategori itu. Bagaimanapun, berburu bahkan melahap varietas langka adalah hal yang lumrah di Alam Semesta Raya. Santo Pencuri tak menyangka varietas langka yang dicurinya ini ternyata memiliki kecerdasan dan spiritualitas setinggi ini.
"Nanti setelah kucurikan kau keluar, hasilnya akan sama saja," dengus Santo Pencuri sinis.
"Siapa yang meninggalkan tujuh belas sisa-sisa permainan catur di dinding batu ini?" Han Sen mengalihkan topik sambil menunjuk pola catur di dinding.
"Seorang monster tua bangka," jawab Santo Pencuri yang terlihat sedang dalam kondisi hati buruk. Tanpa menjawab pertanyaan Han Sen, tubuhnya melesat kembali ke kursi goyangnya dan melanjutkan tidurnya.
Han Sen terpaksa terus mempelajari sisa-sisa permainan catur sendirian. Setelah melakukan penelitian singkat, karena belum bisa membuka kode permainan catur, ia hanya bisa menginternalisasi semuanya dalam hati.
Pagi hari berikutnya, benar saja ada yang memanggil Santo Pencuri dari luar lembah. Dari suaranya, Han Sen langsung tahu itu adalah "si Bai Wan Jie" itu.
"Memang dia, benar-benar anggota yang kejam. Jangan sampai kau jatuh di tanganku lain kali." Han Sen mendengus diam-diam.
Santo Pencuri menarik Han Sen, dalam sekejap mereka sudah berada di luar lembah. Langsung melemparkan Han Sen ke arah Bai Wan Jie: "Ini barang yang kau minta, kita sudah tidak ada hutang."
Bai Wan Jie menangkap Han Sen, mengamati dengan bingung: "Kenapa rambut hitam dan mata hitam? Yang kuminta kan jubah merah dan botak, bukan?"
"Baju bisa diganti, rambut bisa tumbuh lagi. Yang jelas Taman di Udara cuma punya satu balita varietas langka yang memenuhi syarat. Kalau kau bisa temukan yang kedua, silakan ambil kepalaku," kata Santo Pencuri.
"Hamba tentu percaya pada Yang Mulia Santo Pencuri." Bai Wan Jie menatap Han Sen dengan seksama.
Waktu itu dia hanya melihat dari jauh Han Sen membawa bocah jubah merah menyelamatkan ras Bunga, tidak sempat mengamati detail.
Selain pakaian dan rambut, postur tubuh Han Sen memang hampir sama dengan bocah jubah merah. Ditambah lagi tubuh varietas langkanya yang asli, Bai Wan Jie pun sempat kesulitan membedakan apakah ini benar-benar bocah jubah merah itu.
"Apakah kau bocah jubah merah dari taman di udara?" tanya Bai Wan Jie sambil mengawasi ketat Han Sen.
Han Sen meliriknya dengan dingin, tapi tetap diam.
Bai Wan Jie perlahan mengerutkan kening, hendak mengambil tindakan, namun terdengar suara dingin Dao Sheng: "Kalian boleh pergi."
"Terima kasih Yang Mulia Dao Sheng. Izinkan hamba pamit." Meski masih ragu, Bai Wan Jie tak berani berselisih dengan Dao Sheng. Akhirnya ia terpaksa membawa Han Sen pergi bersama.
Setelah meninggalkan planet, Bai Wan Jie kembali ke kapal perangnya dan mengurung Han Sen dalam kapsul gravitasi hiper.
Setelah mengamati melalui layar pantauan cukup lama, Bai Wan Jie tetap tak bisa memastikan apakah Han Sen adalah bocah jubah merah yang dilihatnya saat itu.
"Sepertinya hanya bisa menunggu sampai kembali ke Kerajaan Kaisar, baru mencari cara untuk membaca memorinya dan menentukan identitasnya." Bai Wan Jie juga tidak menginterogasi Han Sen sendiri, ini memang bukan tugas yang harus dia lakukan. Di dalam Klan Huangji sudah ada terlalu banyak tenaga ahli teknis seperti ini.
Han Sen awalnya masih khawatir Bai Wan Jie akan menyiksanya, sia-sia harus menelan banyak momok. Siapa sangka setelah memasukkannya ke kapsul gravitasi super, Bai Wan Jie tidak pernah muncul lagi.
"Entah kapan Santo Pencuri akan bertindak?" Han Sen tidak berani menaruh semua harapannya pada Santo Pencuri. Bagaimana jika Santo itu takut pada Klan Huangji? Bukankah dia akan sia-sia menunggu?
"Andai ragaku normal, kapsul gravitasi super seperti ini mana bisa mengurungku." Hati Han Sen dipenuhi frustasi. Tenaga dalam tubuhnya sulit digunakan, banyak metode teknis yang tak bisa dijalankan.
"Untungnya roh binatang masih bisa digunakan, bukan berarti sama sekali tak ada solusi." Dalam hati Han Sen bergolak berbagai pemikiran, mencari kesempatan untuk kabur.
Sayangnya sebelum Han Sen menemukan pelarian, mereka sudah tiba di Negeri Kaisar.
Han Sen sudah kedua kalinya datang ke Klan Huangji, kondisi hatinya sangat rumit. Meski pernah membayangkan akan kembali ke sini, dalam imajinasinya saat kembali ke Klan Huangji nanti, seharusnya dengan sikap menguasai sepenuhnya Tianxia, menekan seluruh Klan Huangji di bawah kendalinya.
Tak disangka, dia malah ditangkap dan dibawa ke Klan Huangji. Memandangi langit berbintang yang familiar, Han Sen tak bisa menahan kekaguman dalam hati: "Rencana manusia tak sebanding takdir langit. Kali ini benar-benar tumbang oleh nasib malang. Ternyata aku harus menanggung dosa untuk Hongpao Tongzi, ditangkap dan dibawa ke tempat angker seperti Klan Huangji ini. Parahnya lagi, semua tenagaku hilang."
