Han Sen mengikuti Bai Wan Jie meninggalkan istana. Kaisar Putih hanya menyuruh Bai Wan Jie membawanya ke Istana Sembilan Penjaga, tapi tidak menjelaskan seperti apa sebenarnya tempat itu.
"Paduka Putra Mahkota, sebenarnya Istana Sembilan Penjaga itu tempat seperti apa?" tanya Han Sen yang berjalan di sisi Bai Wan Jie.
"Tidak tahu." Bai Wan Jie menjawab dengan nada dingin.
Han Sen agak terkejut. Dengan kelicinan Bai Wan Jie, sekalipun sedang kesal, seharusnya tidak akan menampakkan di wajah. Apalagi ini perintah langsung dari Kaisar Putih, seharusnya dia bisa menyembunyikan ketidaksenangannya dari Han Sen.
Tapi kali ini emosinya terlihat jelas, pasti masalah ini sangat menyentuh hatinya sampai tak bisa dikendalikan.
"Sebenarnya seperti apa Istana Sembilan Penjaga ini?" gumam Han Sen sambil terus melangkah.
Sepanjang jalan, Bai Wan Jie terus merengut tanpa bicara, ekspresi sinisnya begitu menakutkan. Han Sen pun tidak mencoba mencari-cari masalah lagi, mengikutinya hingga tiba di depan sebuah istana berwarna ungu.
Istana itu seluruhnya terbuat dari logam ungu yang tidak dikenal asalnya oleh Han Sen. Anehnya, bangunan megah ini ternyata sama sekali tidak memiliki jendela.
Kompleks istana logam ungu yang membentang ribuan li ini benar-benar tertutup rapat, hanya memiliki satu gerbang utama di bagian depan yang megah bagai gunung. Di plakat di atas gerbang tertulis tiga karakter besar: "Jiu Yu Gong".
"Kita sampai." Bai Wan Jie menatap dalam-dalam ke arah gerbang Jiu Yu Gong, wajahnya tetap masam. Ia langsung berbalik dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi kepada Han Sen.
“Bai Wan Jie begitu marah, tampaknya di Istana Sembilan Penjaga benar-benar ada barang bagus. Karena Kaisar Putih sudah setuju memberiku gen varietas langka mitos, pasti di dalam ada banyak gen varietas langka mitos. Mungkinkah ini gudang gen varietas langka?” Semakin antusias Han Sen. Yang pasti, keuntungan Klan Huangji kalau tidak diambil percuma saja, Han Sen tidak akan terlalu formal.
Istana yang luas ini ternyata tidak ada penjaganya. Han Sen mengeluarkan kunci logam ungu yang diberikan Kaisar Putih kepadanya, lalu memasukkan kunci itu ke dalam lubang kecil di gerbang besar.
Kunci diputar sekali, namun gerbang logam raksasa itu tidak terbuka. Tiba-tiba patung kepala makhluk aneh di pintu itu matanya berbinar-binar, menyelimuti Han Sen. Dalam sekejap mata, dia tertarik masuk.
Seperti efek teleportasi, ketika penglihatannya pulih, dirinya sudah berada di dalam istana.
Pandangan pertama yang terlihat adalah sebuah alun-alun setengah lingkaran. Di kedua sisi alun-alun terdapat banyak patung varietas langka yang terbuat dari logam, masing-masing memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Yang besar setinggi 100 meter, yang kecil seukuran sepakbola, dengan aneka rupa yang aneh dan unik.
Pada dinding berbentuk busur di seberang alun-alun, terdapat sembilan pintu besar. Di setiap pintu terukir beberapa karakter, namun bukan menggunakan bahasa universal alam semesta, sehingga Han Sen pun tidak bisa memahaminya.
"Bai Wan Jie sama sekali tidak memberitahuku apa-apa. Entah apa yang ada di balik sembilan pintu ini?" Setelah ragu sejenak, Han Sen memilih salah satu pintu dan kembali memasukkan kuncinya.
Kali ini pintu besar perlahan naik. Han Sen melihat sebuah saluran di balik pintu yang sepertinya menuju ke istana lain.
"Jika Kaisar Putih ingin membahayakanku, tak perlu repot-repot seperti ini. Pasti tidak ada bahaya di sini." Sambil berpikir demikian, Han Sen melangkah masuk. Setelah melewati saluran panjang, terhamparlah sebuah ruang besar di hadapannya.
“Ini ternyata istana di dalam istana!” Han Sen melihat di dalam ruangan itu terdapat barisan istana-istana yang dibangun dengan ukuran dan desain seragam, luasnya kira-kira sebesar lapangan basket.
Tak lama Han Sen menyadari setiap istana itu memiliki nomor. Yang pertama ia lihat adalah istana Nomor 0001, diikuti barisan istana lain dengan penomoran berurutan.
Dari kejauhan, mustahil menebak berapa banyak istana yang ada dalam kompleks megah ini.
"Tebakanku tepat. Ini memang gudang Klan Huangji. Tapi apakah Kaisar Putih benar-benar akan menghadiahkan gudang klannya langsung padaku?" Han Sen mengernyit, merasa ini terlalu muluk.
Kres...kres!
Meski ragu, Han Sen tetap membuka gerbang istana Nomor 0001. Seketika terlihat seekor varietas langka berwarna hitam legam mirip gorila yang terikat rantai di dalamnya.
“Roar!” Gorila itu melihat Han Sen, langsung mengeluarkan suara mengaum. Bulu hitam di tubuhnya berdiri tegak, rantai keteraturan hitam bergelora bagaikan iblis turun ke dunia.
Tapi detik berikutnya, rantai yang membelenggu gorila itu memancarkan cahaya ilahi. Pola-pola spiritual berkilauan di permukaannya, dengan gemilang meredam tenaga gorila tersebut. Sekeras apapun gorila itu meronta-ronta, tetap tak bisa melepaskan diri dari ikatan.
“Varietas langka mitos... Rupanya gudang ini tidak menyimpan gen varietas langka mitos, melainkan varietas langka mitos yang hidup... Jika semua istana di sini mengurung varietas langka mitos, berapa banyak jumlahnya?” Han Sen tertegun sejenak, lalu mencibirkan bibir dengan senyum dingin: “Kaisar Putih, kau pikir tanpa kemampuan bertarung, aku tak bisa membunuh varietas langka mitos?”
Detik berikutnya, Han Sen langsung memanggil roh binatang, seluruh dirinya berubah menjadi wujud Setan Darah Merah. Bersamaan itu, Jubah Roh Merak Raja dan Busur Ular Enam Inti juga dipanggilnya.
Tenaga dirinya sendiri tak bisa meledak keluar, namun tiga roh binatang mitos ini memberinya kekuatan yang cukup untuk dengan santai memenggal varietas langka mitos berbasis ilahi.
Gorila berbulu hitam itu terjebak, sama sekali tak bisa membalas. Han Sen menarik tali Busur Ular Enam Inti, mengkristalkan tenaga telepati Hati Sejiwa, lalu melepaskan panah ke arah tengkorak gorila.
Kres!
Terikat dan tak bisa bergerak, tenaganya pun diredam. Panah Han Sen ini langsung menembus tengkoraknya.
Gorila yang kepalanya tertembus itu masih mengaum marah ke arah Han Sen. Baru setelah belasan anak panah ditembakkan bertubi-tubi, akhirnya binatang itu tewas.
“Pemburuan varietas langka mitos Black Demon Gorilla, ditemukan varietas langka mitos.”
Han Sen mematikan segel istana, memandang tubuh besar Black Demon Gorilla dengan khawatir: "Sudah kubunuh, tapi sebesar ini, berapa lama harus kumakan? Andai ras Bunga ada di sini, dengan pembuatan cairan gen, satu teguk langsung terselesaikan."
"Sudahlah, lebih baik periksa dulu apakah istana-istana lain benar-benar menyimpan varietas langka mitos." Han Sen menaruh mayat Black Demon Gorilla di samping, lalu menuju Istana No. 0002.
Membuka istana, terlihat seekor varietas langka yang terkunci di dalam. Bukan Black Demon Gorilla, melainkan makhluk bertubuh terbungkus zirah ungu rapat hingga tidak terlihat sosoknya.
Varietas ini tidak mengaum seperti Black Demon Gorilla. Dia hanya mengawasi Han Sen dengan dingin, sorot mata ungu jahat menembus zirah, seakan ingin melihat hingga ke dalam paru-paru Han Sen.
Han Sen menarik Busur Ular Enam Inti, melesatkan panah ke arah varietas langka itu. Di sini ada varietas langka yang terikat dan bisa dibunuh sesuka hati, tentu tak perlu sungkan. Ini bahkan lebih baik daripada langsung mengambil gen varietas langka mitos, selain gen varietas langka, juga ada kesempatan mendapatkan roh binatang.
Dang!
Tapi panah Han Sen yang menghantam baju zirah varietas langka itu ternyata bahkan tidak meninggalkan bekas putih. Panah cahaya langsung hancur berkeping-keping.
