“Tahukah kenapa kamu gagal berlatih, sementara aku bisa menguasainya?” Han Sen menatap Kepala Suku Tai Shang.
“Kenapa?” Kepala Suku Tai Shang mengawasi ketat Han Sen, ini juga masalah yang membuatnya bingung.
“Karena bakatmu terlalu buruk.” Han Sen berkata dengan santai seolah itu hal sepele.
“Bakat... terlalu buruk?” Mendengar empat kata itu, Kepala Suku Tai Shang membeku beberapa saat.
Selama bertahun-tahun sejak kecil, baik keluarga maupun sesepuh klan, semuanya memuji bakatnya yang luar biasa. Belum pernah ada yang menggambarkannya dengan empat kata “bakat terlalu buruk”.
“Benar. Justru karena bakatmu terlalu buruk, kamu tidak bisa mempelajarinya. Sementara aku, asal berlatih sedikit saja langsung berhasil.” Han Sen berkata dengan tegas.
Sekarang hal yang paling tidak ingin terjadi pada Han Sen adalah jika Kepala Suku Tai Shang menganggap kegagalan latihannya karena terikat hubungan cinta, lalu memutuskan untuk membunuh istri untuk membuktikan Jalan-Mu atau semacamnya.
Orang biasa pasti tidak akan melakukan hal seperti ini, tapi Han Sen benar-benar tidak yakin dengan orang-orang Tai Shang. Karena itu dia harus mengalihkan pemikiran Kepala Suku agar tidak menyalahkan Gadis Kupu-kupu atas kegagalan latihannya sendiri.
Begitu dia menyadari bahwa kegagalan itu sepenuhnya berasal dari dirinya sendiri, maka tidak akan ada alasan lagi untuk membunuh Gadis Kupu-kupu. Dengan begitu, kalkulasi Tuhan pun akan meleset.
Kepala Suku Tai Shang berkata dengan datar: "Meski aku tidak berani mengklaim memiliki bakat langka, tapi jelas tidak bisa dibilang buruk."
"Itu tergantung dengan siapa kau bandingkan. Jika dibandingkan dengan orang-orang bodoh di sekitarmu, meski terlihat berbakat, itu hanya seperti menjadi yang terbaik di antara sekumpulan babi," jawab Han Sen.
"Bagaimana jika dibandingkan denganmu?" Kepala Suku Tai Shang mengangkat alis.
“Hanya bisa digambarkan dengan dua kata, absurd.” Han Sen sengaja ingin menghantam rasa percaya diri Sang Kepala Suku Tai Shang, memaksanya memikul semua tanggung jawab pada dirinya sendiri.
Kepala Suku Tai Shang yang masih terlalu muda itu belum sepenuhnya menguasai Tai Shang Indra. Terpicu oleh Han Sen, sifat kompetitifnya muncul. Tanpa peduli jumlah kata yang diucapkan Han Sen, ia menatapnya: “Kau hanya lebih cepat dalam mempelajari satu teknik gen. Bukankah kesimpulanmu terlalu terburu-buru?”
“Bukan cuma satu teknik gen. Apa yang kaupandang mustahil, bagiku tak ada kesulitan. Inilah perbedaan bakat. Teknik gen yang kau pelajari setahun pun belum tentu kau kuasai, sementara aku hanya butuh sekejap.” Han Sen memandangnya dengan ekspresi meremehkan.
“Bukankah nada bicara Yang Mulia agak berlebihan?” Sang Kepala Suku Tai Shang jelas enggan percaya pada hiperbola Han Sen.
"Jika tidak percaya, asal pilih satu teknik gen yang menurutmu sulit dilatih. Kamu cukup mendemonstrasikannya sekali, tak perlu mengajariku. Akan kubuktikan betapa besar kesenjangan antara bakat dan makhluk biasa." Han Sen berkata dengan wajah penuh kesombongan.
Kepala Suku Tai Shang sudah benar-benar dipicu amuk massanya. Dengan wajah dingin ia berkata: "Baik, aku ingin menyaksikan sehebat apa bakatmu itu."
Sang Tuhan hanya menyaksikan dari samping dengan penuh minat, tak ada niatan menghentikan Han Sen ataupun berdebat dengannya.
Setelah merenung sejenak, Kepala Suku Tai Shang mengeraskan kelima jarinya. Seketika terbentuk bola cahaya kacau berwarna-warni di genggamannya. "Ini teknik gen Tujuh Cahaya Misterius ras kami, termasuk tingkat pemula. Maukah kuajarkan mantra jurusnya?"
"Tak perlu." Tatapan Han Sen tertancap pada bola cahaya kacau itu. Jing Dongxuan beroperasi dengan gesit, jutaan gir alam semesta berputar dalam pupil matanya.
“Memang benar ini teknik gen tingkat pemula, terlalu mudah. Lebih baik kamu ganti dengan yang lebih sulit,” kata Han Sen penuh cibir.
“Pelajari dulu yang ini baru ganti juga tidak terlambat,” suaranya dingin dari Kepala Suku Tai Shang.
Meski teknik gen Tujuh Sorotan termasuk dasar, tingkat kesulitannya bahkan membuat petarung Tingkat Dewa sekalipun belum tentu bisa menggunakannya.
Alasan kesulitan Tujuh Sorotan terutama karena membutuhkan asimilasi brilian dari tujuh jenis tenaga berbeda. Makhluk biasa sulit mengendalikan tujuh aliran sekaligus, sehingga bahkan petarung Tingkat Dewa dengan kemampuan multi-bidang pun tak mudah menguasainya.
Di Alam Semesta Raya, makhluk dwi-bidang sudah sangat langka, tri-bidang ibarat phoenix dan tanduk shura. Makhluk tujuh-bidang? Orang biasa bahkan tak pernah mendengarnya.
Suku Tai Shang bisa menguasai Tujuh Sorotan berkat metode khusus, bukan karena memiliki tujuh sifat dasar secara alami.
“Kalau begitu ganti saja.” Han Sen sambil melecutkan tangannya, di genggamannya tiba-tiba muncul bola cahaya Kekacauan pelangi yang persis sama dengan Tujuh Cahaya Gemilang di tangan Kepala Suku Tai Shang.
Kepala Suku Tai Shang terkejut, matanya menatap tajam ke arah Han Sen, ingin memastikan apakah Tujuh Cahaya Gemilang di tangan pemuda itu asli. Beberapa varietas langka yang ahli ilusi bisa menciptakan proyeksi palsu yang nyaris sempurna.
Menangkap keraguan itu, Han Sen langsung melemparkan Tujuh Cahaya Gemilang-nya ke arah sang Kepala Suku yang juga segera membalas dengan memuntahkan Tujuh Cahaya Gemilang miliknya.
Boom!
Dua aliran energi pelangi bertubrukan di udara, meledak dahsyat hingga memancarkan aura pelangi bak matahari yang menyilaukan. Butuh beberapa saat sebelum cahaya itu mereda.
“Ini... Tujuh Cahaya Gemilang asli!” Raut wajah Kepala Suku Tai Shang terlihat berkerut rumit.
Saat masih kecil dulu, ketika melatih tujuh sorotan magis, dia hanya butuh lebih dari satu minggu untuk menguasainya. Di dalam klan Tai Shang, hal itu dianggap menciptakan rekor kecil. Waktu itu Ayahnya bahkan langka memberikan pujian padanya.
Sekarang Han Sen hanya melihat sekali, bahkan tanpa menggunakan mantra, ternyata sudah berhasil menguasainya. Ini benar-benar membuatnya tidak bisa percaya.
"Mungkin dia sudah pernah melatih tujuh sorotan magis sebelumnya." Begitu pikir Kepala Suku Tai Shang, lalu berkata pada Han Sen: "Karena kamu merasa tujuh sorotan magis terlalu sederhana, aku akan menggantinya dengan teknik gen yang lebih sulit."
"Tadi aku sudah bilang agar Bapak menggantinya." Han Sen tersenyum manis.
Apa pun teknik gen yang dipilih Kepala Suku Tai Shang sebenarnya sama saja bagi Han Sen. Asalkan Kepala Suku bisa mendemonstrasikannya dan memperlihatkan sekali padanya, dia akan bisa menirunya menggunakan Jing Dongxuan.
Kepala Suku Tai Shang hanya level dasar, sementara Han Sen sudah mencapai tingkatan pecah kepompong. Untuk meniru teknik gennya jauh lebih mudah. Meski belum tentu 100% mirip, meniru 80-90% pun tidak sulit.
Kepala Suku Tai Shang diam-diam bergolak berbagai pemikiran: "Asal-usul dua orang ini mengerikan, entah dari mana varietas langka ini berasal. Tapi terlihat mereka sangat paham tentang klan Tai Shang. Jika aku menggunakan teknik gen Tai Shang, mungkin dia udah dari dulu mencuri ilmu ini."
Tiba-tiba, mata Kepala Suku Tai Shang berbinar tertuju pada Die Nyu di samping: "Die Nyu, demonstrasikan Jurus Bayangan Kupu-kupu-mu. Biarkan dia mengamati lebih detail!"
Jurus Bayangan Kupu-kupu Die Nyu adalah teknik gen yang unik, bahkan di dalam klan Tai Shang pun tak ada yang sama. Dia tidak percaya Han Sen masih bisa mempelajarinya.
Die Nyu yang selalu dituruti secara berlipat ganda oleh Kepala Suku seketika melemparkan jurusnya. Langsung terlihat kupu-kupu ke segala arah terlempar dari seluruh tubuhnya, bagikan jutaan kelopak bunga yang menari-nari di udara.
“Apakah perlu Gadis Kupu-kupu memberitahu mantra Jurus Bayangan Kupu-kupu... kepada...mu...” Kepala Suku Tai Shang belum selesai bicara, sudah melihat Han Sen mengibaskan telapak tangannya. Bayangan kupu-kupu dalam jumlah masif muncul dari tubuhnya, hampir sama persis dengan Jurus Bayangan Kupu-kupu sang Gadis Kupu-kupu.
“Bagaimana mungkin ini?” Gadis Kupu-kupu dan Kepala Suku Tai Shang hampir bersamaan berteriak, sungguh sulit dipercaya.
