Pertarungan selanjutnya tidak lagi ditonton Han Sen. Dia harus segera meningkatkan gennya agar bisa mencapai level Transformasi Kupu-Kupu dengan cepat. Jika tidak, menghadapi makhluk mitos tingkat atas di Alam Semesta Raya, dia sama sekali tidak punya kemampuan bertarung.
Han Sen langsung pergi ke Istana Sembilan Penjaga, berusaha meningkatkan level ke Transformasi Kupu-Kupu sebelum pertempuran berikutnya dimulai.
Namun peningkatan gennya tidak mulus. Karena dia sudah mencapai tingkatan pecah kepompong, mengonsumsi gen varietas langka mitos level rendah hanya menambah sedikit gen. Setidaknya dibutuhkan gen varietas langka mitos tingkat pecah kepompong baru bisa menambah gen mitos yang sesuai.
Tentu saja, jika bisa mendapatkan gen varietas langka mitos tingkat Transformasi Kupu-Kupu tentu lebih baik, dosis gen yang bertambah akan lebih banyak. Tapi varietas langka yang dikurung di Istana Sembilan Penjaga kebanyakan masih level dasar. Varietas seperti "Apa sih Waktu" itu, sekalipun terkunci, Han Sen tetap tak mampu memenggalnya. Jadi perkembangan gennya sangat lambat.
Untungnya lawan Han Sen di babak kedua hanyalah varietas langka mitos tingkat Metamorfosis, dan terpisah waktu yang sangat lama di antaranya. Han Sen masih bisa memenangkan pertandingan dengan cukup lancar.
Tibalah pertandingan ketiga, lawannya telah berubah menjadi varietas langka tingkat Pecah Kepompong yang sama - seekor makhluk mirip naga. Namun tetap saja bukan tandingan Han Sen. Awalnya Han Sen ingin memenggalnya, tapi naga itu ternyata licik sekali. Melihat situasi tak menguntungkan, langsung menyerah dan kabur.
Han Sen meraih kemenangan beruntun, membuat nama "Koin Emas"-nya menggema di seluruh Alam Semesta Raya.
Sayangnya karena Han Sen terus fokus berlatih dan tidak memperhatikan pertandingan lain, dia sama sekali tidak tahu bahwa yang paling viral saat ini bukanlah nama "Koin Emas", melainkan dua nama: "Taman di Udara" dan "Han Sen".
Taman di Udara yang awalnya bahkan tidak memiliki satu makhluk mitos pun, dalam Perang Para Dewa kali ini ternyata mengerahkan tujuh makhluk mitos yang ikut bertempur. Meski semuanya masih level dasar, performa mereka sangat menonjol dan luar biasa.
Kecuali satu yang sial bertemu varietas langka level Transformasi Kupu-Kupu sehingga langsung tersingkir, enam lainnya berhasil naik ke Babak ketiga.
Tentu ada unsur hoki di sini, mengingat mereka semua masih level dasar dan tidak menemukan lawan terlalu kuat dalam dua putaran sebelumnya. Namun kekuatan yang mereka tunjukkan tetap membuat orang terkejut.
Hampir semua adalah makhluk level dasar terkuat di antara para dewa, masing-masing memiliki kemampuan yang sangat mengesankan.
Segala pencapaian ini dikaitkan dengan jasa Han Sen. Maka Taman di Udara dan Han Sen (yang tidak menggunakan nama asli dalam kompetisi) menjadi objek diskusi paling panas di Alam Semesta Raya.
“Pastur Han benar-benar keren level dewa! Pedang Dewa, Ratu, Koki Naga—semakin dilihat semakin kuat. Kalau aku bergabung ke Taman di Udara, entah apakah Pastur Han mau memberkati aku juga biar bisa naik level jadi mitos buat main-main?”
“Menurutku, gadis berbaju ungu dan gadis bersayap dari Ras Bersayap itu lebih kuat.”
“Tak disangka Guru Xie ternyata juga naik level jadi mitos, bahkan bergabung dengan Taman di Udara—sungguh langka! Tapi nasib Guru Xie sial banget, baru mulai langsung ketemu level Kupu-Kupu dari Klan Tai Shang, akhirnya terpaksa menyerah saja.”
“Haha, dari tujuh dewa Taman di Udara, cuma Guru Xie yang nasibnya paling apes. Bahkan Wang Yuhang yang terlemah itu aja hokinya gila—dua kali ketemu varietas langka mitos berbasis ilahi yang lemah, nyaris lolos ke Babak ketiga.”
“Sayangnya Pastur Han sendiri nggak ikut bertempur. Kalau beliau turun, pasti bakalan lebih seru!”
“Apakah Pastur Han masih perlu ikut bertempur? Cuma dengan menulis sembarangan saja dia bisa menciptakan mitos-mitos, masih perlu ikut perang para dewa apa lagi? Duduk di rumah menghitung uang saja sudah tak habis-habis.”
“Ngomong-ngomong, sebenarnya bagaimana caranya bisa merekrut Pastur Han untuk memberkati? Kalau bisa menggerakkannya, bangkrut sekalipun saya rela.”
“Sekarang jangan bermimpi, saat ini klan-klan besar ingin menangkap Han Sen sampai gila-gilaan. Tiba-tiba menciptakan begitu banyak mitos kuat, bahkan Tiga Klan Agung yang mengawasi pun matanya memerah.”
“Menurutku tak lama lagi Taman di Udara akan menjadi kekuatan besar kelima di Alam Semesta Raya, bahkan mungkin mengguncang empat klan sebelumnya. Lebih baik kita bergabung dengan mereka sekarang juga. Kalau kelak Taman di Udara benar-benar bangkit, pantas disebut pahlawan pendiri klan.”
“Ucapanmu masuk akal, bagaimana jika hoki bagus, mencatatkan prestasi tertentu, mungkin masih bisa meminta Pastur Han bertindak memberkati. Nanti aku juga naik ke level mitos, ikut perang para dewa, terkenal di alam semesta. Aku harus dipanggil apa ya? Taman di udara... Tuhan Sapi, bagaimana menurut kalian panggilan ini?”
Banyak makhluk biasa berbisik-bisik, tak sedikit yang ingin bergabung dengan taman di udara. Tapi karena taman di udara sudah sepenuhnya tertutup, sama sekali tidak ada kesempatan masuk, alami saja tidak ada makhluk yang bisa membelot sukses.
Justru rombongan ras Bunga, menyaksikan pihak Han Sen ternyata didatangi begitu banyak petarung kuat yang termitosis mengerikan, kondisi hati mereka rumit serupa.
Dengan banyaknya petarung kuat mitos yang bertugas, bisa membuat taman di udara lebih terjamin perlindungannya, sekaligus bisa melakukan Pemburuan varietas langka tumbuhan dalam skala besar, memastikan pasokan bahan baku cairan gen khusus melimpah.
Tapi justru karena ada begitu banyak petarung kuat yang termitosis, membuat ras Bunga merasa sedikit cemas. Mereka khawatir ras mereka yang bakatnya terlalu buruk dan sulit mencapai level mitos ini akan ditinggalkan oleh Han Sen dan rombongannya.
Di saat yang sama, mereka juga punya harapan suatu hari Han Sen bisa memberkati ras Bunga, memberi mereka kesempatan untuk naik ke level mitos.
Sementara itu, ras-ras yang punya kemampuan menangkap Han Sen sedang berusaha mati-matian mencari cara untuk masuk ke taman di udara.
Meski agak tertarik dengan taman di udara yang kaya sumber daya, ketertarikan terbesar mereka tetaplah Han Sen. Jika dipaksa memilih antara taman di udara dan Han Sen, mereka pasti akan memilih Han Sen tanpa ragu.
Terutama klan Tai Shang, mereka semakin ingin menangkap Han Sen. Pertama, takut kutukan pada diri Han Sen akan terbukti. Kedua, performa menakjubkan taman di udara membuat banyak anggota klan Tai Shang merinding. Semakin kuat Han Sen, semakin dalam kecemasan yang menggerogoti hati mereka.
Jadi seluruh makhluk di alam semesta sedang mencari Daosheng, hanya Daosheng yang bisa masuk ke Taman di Udara tanpa izin lawan. Bahkan anggota internal Da Dao Tian juga mencari Daosheng, karena Daosheng sepertinya benar-benar menghilang.
Saat ini Daosheng tampak frustasi, berjalan menyelinap dengan gemetar ketakutan di dalam Klan Huangji.
Meski sebelumnya dia setuju dengan Han Sen akan mencurinya keluar dari Klan Huangji, tapi setelah beberapa kali percobaan gagal di periode awal dan melihat kesempatannya langka, dia sudah menyerah.
Tapi siapa sangka saat Pertarungan Prasasti Gen baru dimulai, Taman di Udara membuat masalah besar. Daosheng malah jadi target pelacakan multiras seantero kosmos.
Untungnya Daosheng punya satu set teknik kabur yang handal. Kalau tidak, pasti udah dari dulu ditangkap.
Walau julukannya mengandung kata 'Santo', dia bukanlah Santo sejati. Tapi soal kemampuan kabur, tak banyak di alam semesta yang bisa menyainginya. Meski alam semesta luas, tak ada tempat yang tak bisa dia datangi.
Sekalipun itu nuansa Tianwai dari Tai Shang, dia bisa masuk dengan mudah, bahkan mencuri barang dari Tai Shang, sehingga namanya terkenal di alam semesta raya.
Sayangnya orang luar tidak tahu, dia memang mencuri, tapi setelah memainkan barang curiannya, dikembalikan persis seperti semula ke Tai Shang. Kalau tidak, mana mungkin mereka melewatkannya begitu saja.
Soal bertarung, Daosheng tidak punya kepercayaan diri bisa melawan para mitos top dari Tai Shang dan Klan Huangji.
Dikejar-kejar kaum kolot sampai tidak bisa berbuat apa-apa, akhirnya Daosheng nekat kabur ke Klan Huangji. Rencananya mencuri Han Sen lagi, lalu bersama Han Sen pergi ke taman di udara. Dengan Han Sen, dia bisa mengendalikan taman itu, mengubahnya menjadi sarang pencuri, jadi raja lokal yang hidup senang.
Tenaga Daosheng membuatnya bisa menganggap berbagai segel Klan Huangji seperti udara, merayap masuk ke dalam taman kaisar tempat Han Sen berada tanpa hambatan berarti.
Daosheng tahu sekarang anggota itu disebut Bayi Suci, murid Kaisar Putih, tapi saat melirik ke dalam taman, dia tidak melihat Han Sen, melainkan menyaksikan seorang gadis remaja yang tak banyak bergerak duduk di taman sambil menyaksikan Pertarungan Prasasti Suci Gen.
