"Raga komunitas naga benar-benar bikin iri!"
“Kan sudah kubilang, mana mungkin Naga Satu bisa dipenggal semudah itu.”
“Pemberani Terhebat Semesta memang tak mengecewakan reputasinya, dalam kondisi seperti ini masih bisa bertahan?”
“Tenaga sebab-akibat memang benar-benar mistis, sekalipun kusaksikan sendiri tetap tak bisa kuhalangi. Tapi untuk membunuhku Naga Satu, hanya mengandalkan ini belum cukup.” Naga Satu membuka kedua matanya yang menyala, mengawasi ketat Leluhur Iblis sambal melanjutkan, “Tapi kau memang layak bertarung denganku. Sudah lama tak merasakan pertempuran seseru ini.”
Saat berkata demikian, Naga Satu mengulurkan tangannya menyambar suatu benda. Terlihat sebatang tongkat emas sepanjang dua kaki lebih dengan bentuk persegi panjang pipih. Benda itu mirip mistar dengan ukiran naga-naga berbeda bentuk yang memenuhi permukaannya, terlihat megah namun penuh aura magis.
“Pengukur Naga Darah, artefak pusaka komunitas naga, ternyata ada di tangan Naga Satu! Berarti dia akan menggantikan posisi kepala suku naga.” Wanita itu langsung mengenali mistar emas bersulam naga itu.
“Komunitas naga telah bersusah payah menciptakan Naga Satu dari generasi ini, membuatnya mencapai tingkat Tuhan dalam waktu singkat seratus tahun, tentu untuk menjadikannya pemimpin komunitas naga yang akan membawa mereka ke level lebih tinggi.” Panglima Istana Surgawi berkata seolah sudah memperhitungkan sebelumnya.
“Dengan bantuan artefak suku Penggaris Darah Naga ini, keseimbangan kemenangan kembali condong. Meski Leluhur Iblis kuat, ras Iblis yang baru naik status sebagai klan atas ini mungkin tak punya artefak suku ya?” ujar wanita itu.
“Mungkin.” Jawab Panglima Istana Surgawi dengan ambigu.
Roar!
Naga Satu menggenggam Penggaris Darah Naga sambil mendongak ke langit mengaum. Penggaris itu memancarkan cahaya keemasan dahsyat, berubah menjadi delapan bayangan naga berwarna darah yang berbeda bentuk, berputar-putar mengelilinginya.
Setiap bayangan naga bagaikan binatang buas pemusnah dunia, menyebarkan aura mengerikan yang seolah bisa menelan galaksi bintang hanya dengan sekali gigitan.
Detik berikutnya, kedelapan bayangan naga itu malah menggeram kompak dan menerjang Long Yi, dalam sekejap masuk ke dalam raga Long Yi.
Dor!
Sayap di punggung Long Yi terentang, seluruh tubuhnya membengkak cepat, berkilauan dengan cahaya keemasan yang memukau, duri tulang emas terus menyembul dari punggungnya, taring muncul di mulut, tanduk naga di kepalanya terlihat mengerikan, sayap naga di belakangnya terus meluas.
Dari satu sisi bahunya, ternyata menyembul kepala naga lagi, satu demi satu, kepala naga asing terus bermunculan. Hanya dalam sekejap, Long Yi berubah menjadi naga emas berkepala sembilan laksana binatang buas penguasa dunia, sembilan kepalanya menatap dengan tatapan tajam ke arah Leluhur Iblis.
"Tekanan aura yang mengerikan! Hanya menyaksikan pertarungan saja sudah memiliki wibawa sebesar ini, apalagi Leluhur Iblis yang berhadapan langsung dengan Long Yi. Entah tekanan seperti apa yang harus ditanggungnya?" Meski Han Sen hanya menyaksikan, tekanan aura yang dipancarkan Long Yi yang telah berubah menjadi Naga Emas Sembilan Kepala membuatnya kesulitan bernapas, seolah ada kekuatan yang menindihnya hingga hampir kehabisan udara.
Tuhan memandang Naga Emas Sembilan Kepala itu berkata: "Komunitas Naga cukup menarik. Mereka menyuntikkan darah genetik beserta roh mereka ke dalam artefak suku. Semangat pengorbanan seperti ini jarang ditemui di Alam Semesta Raya."
"Bukankah bayangan-bayangan naga itu merupakan kekuatan artefak suku itu sendiri?" Han Sen bertanya dengan bingung.
"Salah satu bayangan naga adalah jiwa naga artefak suku itu sendiri. Jika itu harta biasa, komunitas naga tidak akan punya kesempatan meski ingin melakukannya. Kemampuan harta itu sendiri menahan tenaga sebesar itu diragukan, belum lagi masalah kecocokan sifat. Meski sesama naga, sifat genetik tidak akan benar-benar identik. Tujuh naga tingkat dewa dengan sifat genetik berbeda sangat sulit mengasimilasi kekuatan darah mereka secara berurutan ke dalam satu harta yang sama. Tapi artefak suku telah menyelesaikan masalah ini dengan sempurna. Selama berasal dari ras naga, artefak suku akan menerima mereka, sehingga menciptakan artefak suku khusus yang mengintegrasikan kekuatan darah genetik tujuh naga tingkat dewa."
Setelah terdiam sejenak, Tuhan melanjutkan: "Dengan artefak suku ini di tangan, sama seperti sembilan naga tingkat dewa bertempur bersama. Bahkan petarung kuat dari Tiga Klan Agung sekalipun, jika hanya mengandalkan kekuatan diri sendiri, mungkin terpaksa harus bersembunyi sementara."
Di sini, ekspresi wajah Tuhan menampakkan sedikit harapan: "Jika artefak suku Naga ini bisa diwariskan turun-temurun, dan Naga Satu saat ini juga menyuntikkan darah genetik dan jiwanya ke dalamnya, kemudian generasi Naga berikutnya melakukan hal serupa—sampai mencapai ratusan bahkan ribuan naga—betapa dahsyat wibawanya nanti! Menguasai Alam Semesta Raya pun pasti bukan hal sulit."
"Ratusan ribu naga? Sulitnya minta ampun! Selama ribuan tahun, komunitas Naga baru berhasil mengintegrasikan tujuh Tuhan sejati. Untuk mencapai ratusan ribu, mungkin butuh miliaran tahun..." Han Sen tak tertarik dengan akumulasi semacam ini, mengingat umur manusia yang singkat. Mustahil baginya menyaksikan hari itu.
Dengan senyum bahagia, Tuhan berkata: "Tuhan itu abadi. Miliaran tahun bagi Kami hanyalah sekejap mata. Masa depan memang layak dinantikan."
Han Sen langsung terdiam. Berdebat tentang hal seperti ini dengan Tuhan sungguh melukai perasaannya. Dia tak memiliki kehidupan abadi.
Boom!
Satu dari sembilan kepala Naga Emas menyemburkan nyala api yang menghanguskan langit, melenyapkan hamparan luas langit berbintang dalam kobaran apinya.
Bayangan hitam jelmaan Leluhur Iblis berkilauan lalu mundur dari bidang bintang yang tertutup api penghangus, seraya menghantamkan telapannya lagi. Namun di detik berikutnya, salah satu kepala naga lainnya memancarkan cahaya aneh dari pupil matanya, membuat raga Leluhur Iblis seolah dikungkung - lengan yang terangkat membeku di udara, tak bisa bergerak sedikit pun.
"Kekuatan elemen api dan unsur ruang?" Han Sen terkesiap.
"Setelah melebur dengan Penggaris Darah Naga, Long Yi kini menyatu dengan satu arwah naga dan tenaga tujuh naga Tingkat Dewa, ditambah Tubuh Naga Emas-nya sendiri. Total ada sembilan aliran kekuatan ilahi yang dimilikinya. Kini tak banyak makhluk semesta yang mampu melawannya secara frontal," kata Tuhan. "Sungguh sayang kita belum bisa menyaksikan pemandangan ratusan naga berkumpul."
Detik berikutnya, dua kepala lain dari naga emas sembilan kepala mengeluarkan petir dari mata dan menyemburkan napas naga hitam, menerjang Leluhur Iblis yang sedang membeku.
Makhluk dari berbagai ras yang menyaksikan pertarungan terpana oleh kekuatan Long Yi, semua mengira Leluhur Iblis pasti mati kali ini.
Petir dan napas naga saling terjatimpa, segala sesuatu digerus dan dihancurkan oleh kekuatan mengerikan keduanya. Bayangan pada tubuh Leluhur Iblis cepat mencair, membuat kegelapan semakin memudar dan siluet tubuhnya semakin jelas terlihat.
Ketika bayangan itu akhirnya tersisa lapisan tipis, barulah terlihat samar-samar siluet Leluhur Iblis.
Han Sen terus mengawasi Leluhur Iblis. Kali ini matanya membelalak - di balik bayangan itu ternyata ada perempuan Ras Iblis berambut ungu dengan mata ungu!
Meski garis wajahnya belum sepenuhnya terlihat jelas, gadis iblis ini memberi Han Sen rasa familiar yang seolah-olah pernah bertemu sebelumnya.
Dor!
Di bawah jalinan petir dan naga api, lapisan bayangan terakhir akhirnya terkikis habis, wajah Leluhur Iblis sepenuhnya terlihat jelas.
Han Sen yang melihat jelas penampilan Leluhur Iblis langsung gemetar, wajahnya dipenuhi ekspresi tak percaya.
Penampilan Leluhur Iblis ternyata hampir identik dengan status Asura Zero, bahkan postur tubuhnya sangat mirip. Hanya saja Zero memancarkan aura gadis remaja, sementara Leluhur Iblis terlihat lebih matang dan berwibawa.
"Apakah Leluhur Iblis dan Zero ini kembar?" Han Sen terlihat beku seperti patung.
