Ketenangan bak kematian menyelimuti Alam Semesta Raya. Seluruh makhluk hidup membeku memandangi koin emas membelai kepala Golden Roar, tak percaya itu adalah makhluk yang dulu mengusir Kepala Suku Tai Shang.
“Xiao… Xiao Shan Zhu… Apa yang dilakukannya…” Dagu Makhluk Bulu Hijau hampir terjatuh ke tanah. Setelah menyadari situasi, dia melonjak-lonjak sambil berteriak marah: “Berani-beraninya meraba kepala Xiao Shan Zhu! Aku akan membuat cakarmu yang kotor ini tidak berguna…”
Wanita di sampingnya juga baru saja sadar dari keterkejutannya. Menatap Makhluk Bulu Hijau dengan ekspresi serius, dia bertanya: “Saat kamu membawa Xiao Shan Zhu kembali dulu, waktu itu dia sudah memiliki ikatan batin dengan anggota ras rendahan. Apakah anggota rendahan itu adalah Koin Emas?”
“Bukan. Itu adalah anggota ras kristal. Berbeda ras dengan varietas langka ini. Lagipula, mustahil anggota rendahan itu bisa mencapai level performa seperti ini… Tapi…” Makhluk Bulu Hijau menghentikan ucapannya dengan ragu-ragu.
“Tapi apa?” Wanita itu mengerutkan keningnya.
“Tapi anggota ras kristal itu sekarang cukup terkenal di Alam Semesta Raya, yaitu Han Sen yang kini berada di Taman Di Udara.” Jawab Makhluk Bulu Hijau.
“Han Sen!” Wanita itu tertegun sejenak, wajahnya mulai menunjukkan ekspresi perenungan: “Ternyata dia?”
"Saat ini Alam Semesta Raya benar-benar kacau-balau. Kedua komentator itu sudah tidak bisa melanjutkan siaran. Tak ada yang menyangka situasi akan berkembang seperti ini."
"Apa yang terjadi? Kenapa Golden Roar terlihat seperti hewan peliharaan koin emas?"
"Koin emas dan emas... Pasti ada hubungan antara keduanya. Seharusnya aku menyadari ini lebih awal."
"Tidak mungkin! Puncak Prasasti Gen Suci adalah hewan peliharaan koin emas?!"
Tak hanya makhluk biasa, bahkan keluarga elit Klan Atas dan kaum kolot yang bersembunyi di bayang-bayang pun menunjukkan raut wajah penuh keanehan.
Wanita di Istana Surgawi juga terkejut: "Apa sebenarnya asal-usul koin emas ini? Golden Roar dari Gunung Wuding... Bagaimana mungkin klan Roar yang terkenal angkuh dan ganas ini bersikap akrab dengan ras lain..."
"Koin emas ini memang spesial. Senjata citra ilahi, kekuatan hukum, hubungan dengan Golden Roar... Dari pihak mana dia dilatih?" Tuan Istana Surgawi mengernyitkan alis dalam perenungan.
Di dalam taman Klan Huangji, Tuhan memandangi Golden Roar dan Han Sen dengan penuh minat: "Ternyata kamu lebih menarik dari yang kubayangkan, keputusan datang ke sini akhirnya tidak sia-sia."
Cakar Golden Roar mengangkat dari bahu Han Sen, membuka mulutnya lalu memuntahkan sebuah benda ke tangan Han Sen.
Han Sen menerimanya dan melihat - itu ternyata sebongkah kristal yang terbentuk dari petir, di dalamnya seolah mengandung petir tak terbatas yang terus berkembang dan berubah, bagaikan alam semesta mini bercahaya petir.
"Inikah Sumber Dewa Kuno dari Dewa Petir Kuno?" Han Sen langsung mengenali asal-usul benda ini. Dirinya sendiri memiliki Sumber Dewa Air Kuno yang sangat mirip dengan ini, hanya berbeda sifat - satu bercorak air, satunya bercorak petir.
"Roar!" Si Emas kecil mengeluarkan raungan rendah ke arah Han Sen.
Han Sen dan Si Emas Kecil memiliki hubungan khusus, seperti malaikat kecil. Mereka awalnya adalah roh binatang milik Han Sen. Meski kemudian membentuk kembali tubuh fisik dan menjadi entitas kehidupan independen yang sebenarnya, tetap ada ikatan tak terputus yang memungkinkan Han Sen memahami maksudnya dengan mudah.
Kemampuan Si Emas Kecil mengenali Han Sen juga berasal dari hubungan khusus ini.
Ternyata maksud Si Emas Kecil adalah meminta Han Sen membawa Sumber Dewa Petir Kuno untuk Si Perak Kecil, karena benda ini sangat bermanfaat baginya.
"Setengah hari dikira untukku, ternyata bukan." Hati Han Sen tersentuh. Tak disangka Golden Roar masih mengingat Si Perak Kecil. Ia mengusap kepala makhluk itu lagi.
Bagi makhluk biasa yang melihatnya, Golden Roar yang mengibas-ngibaskan ekor ini lebih mirip anjing pemburu yang sedang memamerkan buruannya kepada majikan.
"Astaga... Jangan-jangan koin emas ini benar-benar tuan Golden Roar?"
"Jika benar seperti itu, itu sangat mengerikan, hewan peliharaan menekan para dewa seantero alam semesta, merebut peringkat pertama Prasasti Gen Suci..."
"Tapi benar-benar mirip!"
Saat ini Makhluk Bulu Hijau dari Gunung Wuding hampir gila, melompat-lompat sambil mengutuk, sangat ingin membabat 108 generasi leluhur Koin Emas.
"Kamu pergi dulu, lain kali aku akan menemuimu di Gunung Wuding." Han Sen menepuk kepala Golden Roar, menyuruhnya mundur dari medan pertempuran berbintang agar bisa mempertahankan posisi pertama.
Tapi Golden Roar menggelengkan kepala dan mengeluarkan raungan. Han Sen paham maksudnya, Golden Roar ingin menyerahkan posisi pertama kepada Han Sen.
Han Sen hendak menolak, tapi melihat Golden Roar kembali merau ke arahnya, lalu menunduk dan tiarap di hadapannya, jelas-jelas mempersilakan Han Sen menunggangi punggungnya.
“Emas... Kau berani...” Makhluk Bulu Hijau bagai gunung berapi meletus, menampar tanah hingga seluruh Gunung Wuding berguncang, membuat para varietas langka gemetar ketakutan sambil tiarap.
Semua orang menyaksikan Emas menunggangi punggung Golden Roar, lalu Golden Roar merobek kehampaan dan langsung menerobos keluar dari Prasasti Gen Suci.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa mereka keluar bersama dari medan pertempuran berbintang? Siapa yang akhirnya kalah?" Para penonton saling pandang bingung, tak memahami situasi.
"Cepat lihat Prasasti Gen Suci... Emas mencapai puncak... Sepertinya Emas menang... Tidak... Seharusnya Emas yang kalah..." Teriak seseorang dengan ucapan kacau-balau.
Semua mata beralih ke Prasasti Gen Suci. Benar saja, posisi puncak yang sebelumnya ditempati Golden Roar kini berganti nama Emas, sementara Golden Roar jatuh ke posisi ke-25 yang sebelumnya ditempati Han Sen.
"Emas... Benar-benar keren... Membiarkan hewan peliharaannya merebut posisi pertama... Lalu menyerahkannya padanya..."
“Ada kemampuan? Coba kamu juga bikin seekor Golden Roar jadi hewan peliharaan.”
“Kemampuan kayak gitu, kayanya cuma Koin Emas doang yang punya. Di alam semesta gede begini belum pernah dengar ada Golden Roar kedua.”
Sementara orang-orang pada ribut, Golden Roar udah bawa Han Sen nyelonong keluar dari Papan Peringkat Langit Bintang. Mereka nggak dikirim balik ke posisi semula, malah mengapung di angkasa deket Prasasti Gen Suci.
Orang-orang masih bingung kenapa Golden Roar sama Koin Emas nggak di-teleport pergi, tiba-tiba liat si Golden Roar mendongak ke langit sambil mengaum. Seluruh tubuhnya nyebarin cahaya keemasan kayak gelombang manusia yang langsung nyembur ke cakrawala, ngerobek-robek kehampaan.
Di bawah guncangan tenaga Golden Roar, retakan muncul di kehampaan. Sebuah kuil kuno perlahan-lahan turun dari sana—itu Kuil Gen!
“Ada apa nih? Perang Prasasti Gen Suci kan belum benar-benar selesai? Kok udah mau bagi-bagi hadiah cepet banget?”
“Jawaban apaan itu, tidak lihatkah itu adalah Kuil Gen yang dipanggil oleh Golden Roar dengan merobek kehampaan? Dia ingin menerobos masuk ke Kuil Gen dengan paksa.”
“Gila, menerobos masuk ke Kuil Gen dengan paksa... Bisakah dia? Belum lama ini Dewa Air Kuno baru saja gagal...”
“Dia menyerahkan posisi pertama kepada koin emas, sekaligus kehilangan kemungkinan untuk langsung naik ke tingkat Tuhan. Satu-satunya kesempatan untuk mencapai tingkat Tuhan adalah dengan menerobos masuk ke Kuil Gen dengan paksa, ini memang sudah bisa diprediksi.”
Dengan turunnya Kuil Gen ke dunia, seluruh Alam Semesta Raya sepertinya menjadi gelap gulita. Hanya Kuil Gen itu yang memancarkan cahaya suci redup, perlahan-lahan muncul dari kehampaan.
