Han Sen memandang dengan takjub semua yang terjadi di hadapannya. Segala sesuatu ini agak melampaui imajinasinya.
Setelah Wan'er bangun, cahaya keemasan di tubuhnya terus mengembang, menghasilkan dorongan sengit dengan tubuh Super God, memaksa Han Sen harus mengeluarkannya. Kalau tidak, raga kedua orang ini mungkin akan tercabik oleh tenaga yang saling melengkapi dan menyeimbangkan.
Setelah Wan'er muncul, sinar kristal di sekelilingnya ternyata berhenti beroperasi. Di bawah kilauan keemasannya, telur kristal raksasa pun meleleh cepat seperti salju yang bertemu matahari.
Yang meleleh bukan hanya telur kristal raksasa. Bahkan gadis pirang yang sangat mirip Wan'er di hadapan mereka ikut melebur bersama. Raganya pelan-pelan melunak dan meleleh seperti patung, akhirnya sepenuhnya berubah menjadi cairan yang mengalir ke roda kristal di dasar gunung, meresap masuk ke dalam celah-celahnya.
Yang lebih mengerikan adalah, meski tubuh gadis pirang itu meleleh, tapi meninggalkan bayangan samar seperti jiwa. Han Sen bisa melihat dengan jelas bahwa bayangan itu juga menyerupai Wan'er, mengambang di hadapannya seperti hantu, terlihat agak kaku.
Wan'er mengulurkan tangan menyentuh bayangan samar itu. Seketika bayangan itu mengalir seperti air pasang ke telapak tangannya, dan dalam sekejap menghilang sepenuhnya.
Setelah menyerap bayangan itu, tubuh Wan'er semakin memudar. Ia menoleh ke Han Sen, memanggil "Kakak" dengan lemah sebelum akhirnya pingsan.
Tubuh Super God Han Sen juga ikut menghilang. Ia mendekap erat Wan'er, merasakan vitalitasnya telah kembali ke kondisi paling lemah seperti saat pertama kali mereka bertemu, penuh kekacauan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Han Sen terpaksa mengembalikan Wan'er ke dalam Menara Takdir Langit, namun kebingungannya semakin menjadi-jadi.
Berdasarkan hal-hal yang diketahui sekarang, Wan'er seharusnya memiliki hubungan dengan Tanah Suci, tapi Han Sen menganggap Santo mungkin bukan kakak yang dimaksud Wan'er.
Jika Santo benar-benar kakaknya, dan Wan'er begitu terikat secara emosional dengan kakaknya, mengapa Santo menggunakan dirinya sebagai bahan percobaan?
Meski Han Sen tidak tahu apa sebenarnya gadis pirang dalam telur raksasa itu, satu hal yang pasti: gadis itu pasti memiliki roh Wan'er, kalau tidak mustahil bisa dikendalikan dan diasimilasi oleh Wan'er.
"Tampaknya orang-orang Tanah Suci menyuling roh Wan'er untuk suatu percobaan yang menyebabkan kondisi tidak stabilnya sekarang. Tapi apa tujuan percobaan ini? Menciptakan tuhan buatan? Lalu mengapa harus menggunakan roh Wan'er?" Spekulasi Han Sen terus berlanjut tanpa hasil konkret, karena terlalu banyak hal masih berupa hipotesis yang belum terbukti.
Kres-kres!
Saat Han Sen sedang berpikir, dia melihat roda kristal di bawahnya mulai berputar lagi. Hatinya berdesir, mengira gadis pirang yang meleleh itu akan hidup kembali.
Untungnya, skenario yang dibayangkan Han Sen tidak terjadi. Setelah roda kristal berputar, sebuah kolam muncul di bagian tengah yang berisi cairan transparan setengah penuh.
Ketika kolam kristal sebesar setengah kolam renang itu sepenuhnya terungkap, roda kristal pun berhenti bergerak.
"Gen varietas langka mitos terdeteksi... Gen varietas langka mitos terdeteksi..." Pemberitahuan suara di otak Han Sen terus berbunyi bagai orang gila.
"Cairan di kolam itu... Jangan-jangan semuanya adalah gen varietas langka yang termanifestasi..." Han Sen terdiam sejenak sebelum melambung tinggi ke arah kolam dengan kegembiraan yang meluap-luap.
Begitu Han Sen mencoba mengambil sedikit cairan, dia langsung mendengar pemberitahuan perolehan gen varietas langka mitos. Hal ini membuatnya hampir melompat kegirangan.
“Gen varietas langka mitos sebanyak ini, entah apakah berguna untukku...” Han Sen khawatir level gen varietas langka mitos ini terlalu rendah, tidak bisa menambah gen ilahi-nya.
Mencoba meminum sedikit cairan, Han Sen segera menyadari kekhawatirannya sia-sia. Setelah meminum sekitar satu ember cairan, terdengar suara "Gen Ilahi+1" di otaknya.
"Sukses besar... benar-benar sukses besar... Tuhan sejati dalam genggaman..." Han Sen berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, terus menyerap cairan transparan di kolam.
Tiba-tiba Han Sen teringat: "Semua persiapan di sini jangan-jangan untuk Wan'er? Selain dia, bahkan petarung kuat Tuhan pun akan sulit mengalahkan gadis pirang itu."
Semakin dipikir Han Sen semakin yakin: "Hehe, yang pasti kamu tak membutuhkannya. Pinjamkan dulu padaku. Lagipula selama ini kamu numpang tinggal, harusnya bayar sewa dong?"
Awalnya Han Sen ingin membawa cairan transparan di sini pergi, tapi menemukan bahwa begitu cairan ini meninggalkan kolam kristal, akan cepat mengalami korupsi, sama sekali tidak mungkin dibawa. Ia terpaksa tetap di tepi kolam sambil menelan cairan transparan sambil memurnikannya.
Setelah Han Sen sepenuhnya memurnikan seluruh cairan transparan dalam kolam, gen ilahinya telah mencapai sembilan puluh empat point. Hanya butuh empat point lagi untuk naik ke Tuhan.
"Sayangnya, masih kurang sedikit." Han Sen menjilat bibirnya, lalu terbang keluar dari tubuh gunung.
Dari pandangan mata, para pangeran dan putri klan sudah tak terlihat. Menghitung waktu, memang sudah lebih dari sebulan.
"Entah apakah teleportasi di naga iblis ruang hampa masih bisa digunakan. Jika tidak, terpaksa pakai empat kambing perunggu untuk keluar." Han Sen terbang menuju pulau pertama yang dikunjunginya dulu.
"Ternyata memang sudah tidak bisa dipakai." Tiba di tempat tinggal kerangka naga iblis ruang hampa, Han Sen melihat teleportasi sudah kehilangan fungsinya. Dari dalam pun tidak ada cara untuk mengaktifkannya.
“Baiklah, sekarang aku belum mengetahui pasti apakah Kaisar Putih sengaja mencelakai aku atau tidak. Lebih baik aku memanfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan diri dari Klan Huangji.” Awalnya Han Sen enggan pergi karena mengincar sumber daya Klan Huangji. Sekarang yang hampir mencapai level Tuhan, keanggotaan klan sudah tidak relevan lagi.
“Sayang sekali rencana membawa Qilin Darah keluar dari Klan Huangji gagal. Nanti akan kucari cara lain.” Han Sen mengaktifkan Empat Kambing Perunggu untuk teleportasi meninggalkan Tanah Huangji.
Setelah tiba di Taman di Udara via perpindahan antarbintang, Han Sen menjalani hari-hari tenang. Meski hanya membutuhkan 6 gen ilahi lagi untuk mencapai level Tuhan, sayangnya gen tersebut harus berasal dari varietas langka level Transformasi Kupu-Kupu. Karena taman ini belum memiliki tumbuhan level setinggi itu, Han Sen terpaksa merancang strategi sendiri.
"Hanya kurang enam point saja, membunuh tiga varietas langka level Transformasi Kupu-Kupu seharusnya cukup. Mari mencoba hoki ke bidang ilahi, mungkin bisa bertemu." Han Sen memantapkan hati, mengaktifkan Pintu Bidang Ilahi dan masuk ke sana dengan identitas aslinya.
"Pastur Han!"
Han Sen yang baru saja memasuki bidang ilahi langsung melihat sekumpulan makhluk hidup berkumpul tak jauh darinya. Seseorang yang menyadari kedatangannya segera mengenali dan berteriak gembira, "Pastur Han!" Seketika seluruh kelompok makhluk itu menatap ke arah Han Sen.
