"Kamu tahu Xiao Hua?" Han Sen mengerutkan kening melihat Kaisar Manusia.
Xiao Hua sudah lama dirampas kucing tua itu, terus dikurung di dalam Tanah Suci. Selain pernah keluar sekali dalam Pertempuran Geni Zhongsheng Pu, sama sekali tak ada orang luar yang pernah melihatnya.
Tapi Kaisar Manusia justru tahu Xiao Hua, bahkan mengerti detailnya. Ditambah lagi Kucing Darah Sembilan Nyawa sendiri adalah binatang suci dan tanda pengenal Sekte Darah Hidup. Ini memaksa Han Sen membuat banyak asosiasi kreatif.
Sorot mata Kaisar Manusia terlihat aneh saat menatap Han Sen: "Kamu sebenarnya ingin tahu hubunganku dengan si kucing tua itu, kan?"
Han Sen tidak bicara, hanya mengangguk pelan.
"Dengan nada menyindir diri, Kaisar Manusia tersenyum: 'Secara serius, kamu dan aku seharusnya sama-sama disebut sebagai pecundang yang telah ditelantarkan oleh kucing tua.'"
"Aku tidak mengerti maksudmu," kata Han Sen.
"Kucing tua adalah Penjaga Sanctuary. Tanpa bantuannya, menurutmu apakah ras kristal bisa kabur ke Sanctuary untuk mengungsi?" suara Danmo Kaisar Manusia terdengar datar: "Aku bahkan curiga, kemampuan ras kristal mendapatkan setetes darah Qin Xiu, kabur ke Sanctuary, dan melakukan begitu banyak penelitian - semua ini ada bayangan kucing tua atau Qin Xiu di baliknya. Tujuannya untuk memilih penerus Qin Xiu yang sejati."
Sampai di sini, Kaisar Manusia melirik Han Sen sebelum melanjutkan: "Sedangkan kita berdua hanyalah produk gagal yang diam-diam diamati dan dilatih kucing tua, lalu akhirnya ditinggalkan. Hanya anakmu, bunga kecil, yang benar-benar diakui oleh kucing tua dan menjadi penerus Qin Xiu."
Han Sen memahami maksud Kaisar Manusia. Secara sederhana, baik Kaisar Manusia maupun dirinya sama-sama pernah mendapat perhatian dan bantuan dari kucing tua, namun akhirnya tidak terpilih.
Kaisar Manusia memicingkan matanya menatap Han Sen, dengan ekspresi seolah tersenyum tapi juga menagis: "Jangan kira menjadi penerus Qin Xiu adalah hal baik. Kenyataannya justru sebaliknya. Jika Qin Xiu berani memilih putraku sebagai penerusnya, aku akan menggunakan segala cara untuk memotong-motongnya menjadi seribu keping, bahkan melenyapkan seluruh kekuatannya hingga ke akar-akarnya."
Ucapan Kaisar Manusia ini sangat mengena di hati Han Sen. Namun dia tetap ingin tahu alasan di balik pemikiran tersebut: "Kenapa?"
"Merebut putraku, lalu menyuruhnya bunuh diri. Alasan ini saja sudah cukup untuk kubunuh seluruh keluarganya seribu kali bahkan sepuluh ribu kali." Kaisar Manusia berkata dengan datar.
"Maksudmu rencana Qin Xiu mustahil berhasil?" Han Sen merenung. Dia menangkap makna tersirat dalam ucapan itu.
“Jika dia bisa sukses, Tanah Suci pasti tidak akan seperti sekarang ini.” Kaisar Manusia melirik Han Sen: “Bukankah kau mendapatkan Qilin Santo Roh buatan Qin Xiu? Bagaimana menurutmu tenaga Qilin Santo Roh itu?”
“Sangat kuat.” Han Sen berkata.
“Benarkah?” Senyuman di wajah Kaisar Manusia semakin lebar: “Kalau begitu, gunakan Qilin Santo Roh yang kauanggap kuat itu untuk melancarkan serangan terkuatmu padaku. Biar kulihat seberapa hebat barang peninggalan Qin Xiu ini.”
“Kalau begitu, hamba terpaksa berselisih dengan Yang Mulia.” Han Sen mencabut Pisau Karma, memanggil Qilin Santo Roh untuk menempel di bilahnya.
Qilin Santo Roh hanya bisa menempel pada senjata, jenis apapun boleh asalkan berupa senjata.
Han Sen ingin tahu seberapa kuat Kaisar Manusia sebenarnya, jadi tak ada alasan baginya untuk menolak permintaan ini. Lagipula dia paham, alasan Kaisar Manusia mengajukan tuntutan seperti ini juga untuk mengukur kemampuannya. Karenanya, menolak pun percuma.
Han Sen memandang Kaisar Manusia dengan sorot mata tajam. Cahaya suci di pisaunya semakin kuat, bergoyang-goyang bagai api sihir.
Sementara Kaisar Manusia masih duduk di takhtanya, menyaksikan Han Sen dan pisau di tangannya dengan penuh minat.
"Mohon maaf..." Han Sen menghantamkan pisaunya ke arah Kaisar Manusia. Cahaya pisau bagai aurora yang membelah alam semesta, secepat kilat menyambar di hadapan sang kaisar.
Ding!
Postur Kaisar Manusia tak bergerak sedikit pun. Ekspresinya tetap sama seperti semula, masih duduk tenang. Namun tiba-tiba tangan kirinya telah muncul di bawah bilah pisau - jari tengah dan telunjuknya menjepit erat Pisau Karma Han Sen. Cahaya mengerikan itu remuk redam di antara jari-jari jenjang nan perkasanya.
Han Sen ekspresi wajah berubah sedikit. Meski tebasan ini masih menyisakan ruang gerak dan tidak menggunakan tenaga maksimal, tetap mengandung tujuh poin kekuatan. Ditambah dengan tenaga mengerikan dari Santo Roh Qilin, tebasan ini seharusnya bisa memenggal varietas langka Tuhan tertinggi. Namun bahkan kekuatan dua jari Kaisar Manusia pun tidak mampu ditandinginya.
Kaisar Manusia melepas jarinya, menatap Han Sen sambil berkata: "Hati-Mu terlalu lembek. Jika aku, tebasan tadi akan menggunakan seluruh tenaga."
Setelah berkata demikian, tanpa menunggu Han Sen membalas, Kaisar Manusia melanjutkan: "Menurutmu bagaimana kekuatanku?"
"Sangat kuat." Han Sen hanya bisa menggunakan dua kata ini untuk menggambarkan, karena ia benar-benar tidak bisa melihat seberapa kuat sebenarnya Kaisar Manusia.
"Kekuatanku sekarang jauh tidak mencapai level Qin Xiu di masa lalu. Hal yang bahkan Qin Xiu dulu tidak bisa lakukan, menurutmu apakah dengan Santo Roh yang bahkan Qin Xiu sendiri tidak tahu apakah gagal atau berhasil ini bisa mencapainya? Pada akhirnya, penerus yang ingin ia pilih hanyalah bidak cadangan, tikus percobaan untuk eksperimen belaka." Kaisar Manusia berkata dengan nada penuh cibir.
“Tunggu sebentar, kenapa tenagamu…” Han Sen merasakan kekuatan Kaisar Manusia jelas-jelas melebihi Tingkat Dewa, bahkan secara perasaan tidak kalah jika dibandingkan dengan Sang Dewi Elektromagnetik.
“Mengapa kekuatanku lebih kuat dari Tingkat Dewa?” Kaisar Manusia tersenyum bahagia menatap Han Sen: “Jawabannya seharusnya bisa kamu pahami, karena Qin Xiu, atau gen Blue Blood, makanya kita manusia bisa mengungguli segala ras di alam semesta dan memiliki modal untuk melawan para dewa. Jika mau, aku bisa menjadikanmu anggota Blue Blood. Dengan kemampuanmu, pasti bisa menjadi lebih kuat, jauh melebihi kekuatanmu sekarang, mungkin bahkan melampaui Qin Xiu di masa lalu.”
Han Sen diam-diam merenung, secara halus menolak usulan Kaisar Manusia. Meski tawarannya terlihat menggoda, masih banyak hal yang belum dipahaminya.
Jika kekuatan gen Blue Blood benar-benar sehebat itu, Qin Xiu tidak akan kalah telak.
Dari sudut pandang lain, jika Qin Xiu menganggap darahnya cukup mampu mengalahkan Tuhan, mengapa dia tidak melanjutkan garis keturunannya?
Sekalipun tak bisa bereproduksi, dengan tingkat teknologi Tanah Suci saat itu, membuat beberapa salinan genetik bagi Qin Xiu bukanlah hal sulit.
Fakta bahwa Qin Xiu tidak melakukannya pastilah ada alasannya.
"Apakah Yang Mulia memanggilku ke sini hanya untuk memberitahu rahasia-rahasia ini? Apa yang bisa kulakukan untuk Yang Mulia?" Hingga detik ini Han Sen masih belum memahami tujuan sebenarnya Kaisar Manusia memanggilnya.
"Tak perlu melakukan apapun untukku. Kau manusia, anak-anakmu pun manusia. Jadi, anakku, mau tak mau kau harus berpihak melawan Tuhan seperti diriku, melakukan hal yang harus kita lakukan tanpa perlu kuminta." Kaisar Manusia berkata dengan datar.
Han Sen masih agak bingung: "Hanya karena dulu Qin Xiu ingin menghancurkan istana dewa dan membunuh Tuhan, lantas para dewa harus menghancurkan seluruh keturunan darahnya?"
Logika ini sepertinya tidak ada masalah, tapi Han Sen masih merasakan ada sesuatu yang salah, meski tidak bisa menjelaskan apa sebenarnya masalahnya.
"Aku memanggilmu kali ini hanya ingin mengingatkan, Anakku, Qin Xiu tak bisa dipercaya. Barang yang ditinggalkannya juga tak bisa dijadikan andalan. Pertahankan identitasmu sebagai ras kristal. Dalam kondisi apapun, jangan biarkan orang luar tahu kamu manusia. Hanya dengan ini kamu bisa bertahan lebih lama dan mendapat lebih banyak kesempatan." Ekspresi Kaisar Manusia penuh keseriusan.
