"Yang Mulia, Bai Wushang tingkat Huangji terus-menerus mengejar hamba. Hamba bukan lawannya, khawatir lambat laun akan dibunuhnya. Jika demikian, hamba takkan bisa lagi berbakti pada Yang Mulia." Hu Fei berkata dengan wajah penuh kesungguhan.
Han Sen berpikir dalam hati: "Kau licik sekali, Hu Fei. Sudah jadi pelayan masih banyak kalkulasi. Ingin memanfaatkanku untuk membantumu menyingkirkan Bai Wushang."
Han Sen mengonsentrasikan pikirannya. Seketika tanda Dewa Kekayaan di dahi Hu Fei berkedip-kedip. Hu Fei langsung merangkul kepalanya dengan kedua tangan. Kehendaknya yang kuat ternyata tak mampu menahan rasa sakit yang membuatnya menjerit-jerit sambil berguling-guling di tanah. Hanya dalam sekejap, wajahnya menjadi pucat pasi. Urat-urat di tubuhnya menonjol keluar, bola matanya melotot, terlihat sangat menderita seolah setiap saat bisa meledak.
"Yang Mulia... Yang Mulia... Ampunilah nyawa hamba..." Hu Fei terus-menerus memohon.
Han Sen menyimpan Cap Dewa Kekayaan, berkata pada Hu Fei: "Kau adalah budak Dewa ini. Apa yang Dewa katakan harus kau patuhi. Kapan giliranmu untuk bicara?"
"Yang Mulia, hamba menyadari kesalahan." Hu Fei cepat-cepat bangkit memberi hormat, namun diam-diam menggerutu dalam hati: "Orang tua, jangan kira kau bisa mengendalikan si nona tua seumur hidup. Kalau bukan karena sudah punya solusi untuk memecahkan, mana mungkin aku mau dikendalikanmu."
"Ini objek otentikasi Dewa ini. Melihat benda ini seperti bertemu Dewa secara langsung. Jika ada yang membawa objek serupa mencarimu, kau harus tunduk pada perintahnya. Konsekuensinya tak perlu Dewa jelaskan lagi?" Han Sen melempar suatu benda pada Hu Fei.
"Baik, Yang Mulia." Hu Fei memberi hormat dengan patuh, dengan hati-hati menyimpan objek otentikasi tersebut.
Setelah Hu Fei pergi, Han Sen diam-diam merenungkan: "Pria-wanita cantik ras rubah tersebar di seluruh multiras Alam Semesta Raya, jaringan intelijen mereka memiliki tingkat elite super. Jika bisa mendapatkan bantuan ras rubah, itu sama dengan memiliki jutaan mata tambahan. Tapi Hu Fei ini adalah selir kesayangan Jenderal Tulang Hantu, tahu banyak rahasia tentang Tanah Suci dan para Tuhan. Meski sekarang tunduk padaku, belum tentu hatinya tidak punya kalkulasi. Aku harus tetap berhati-hati dalam menggunakan nya."
Setelah Hu Fei menjauhi area tersebut, Han Sen barulah menemukan satu keuntungan dari Mahkota Tian Shen. Setelah tubuh Hu Fei tertera tanda Dewa Kekayaan, dimanapun dia berada di Alam Semesta Raya, Han Sen bisa melacaknya dengan jelas tercatat. Sekali pikiran saja bisa mengendalikan tanda tersebut - menyuruhnya hidup dia akan hidup, menyuruh mati dia akan mati.
Tapi ketika Han Sen melepas Mahkota Tian Shen, indra-nya malah tak bisa mendeteksi lagi. Hanya 300 tahun Umur yang nyata tersisa di tubuh Han Sen.
“Posisi ketuhananku hanya berasal dari Mahkota Tian Shen, bukanlah wujud ketuhanan sejati. Ini cukup rasional.” Han Sen tidak merasa menyesal. Dari awal dia memang tidak berniat menjadi dewa, bisa memperoleh tambahan umur sudah merupakan kejutan yang menyenangkan.
Di taman mini istana Klan Huangji, Han Sen yang berada dalam status transformasi varietas langka melangkah masuk dengan santai.
“Koin Emas, bagaimana hasil kunjungan ini?” Kaisar Putih yang sedang melakukan ritual minum teh bertanya dengan tenang.
“Berhasil. Aku sudah membujuk Han Sen untuk ikut dalam kerja sama kita kali ini. Tapi dia mengajukan satu syarat.” Han Sen berkata.
“Syarat apa?” Kaisar Putih tidak mengangkat kepala, sepertinya sudah menebak sebelumnya.
“Kita harus menyerahkan harta mutan untuk menyelamatkan Golden Roar kepadanya, biar dia yang bertanggung jawab menyelamatkannya.”
“Permintaan itu bisa diterima. Tapi penyerahannya baru bisa dilakukan di luar Istana Dewa pada hari H.” Kaisar Putih mengangguk.
“Seharusnya tidak ada masalah.” Han Sen melirik cincin batu permata hitam di tangan Kaisar Putih: “Bolehkah Yang Mulia meminjamkan cincin itu lagi untuk kuperiksa?”
“Ada masalah apa?” sambil berkata demikian, Kaisar Putih melepas cincin dari jarinya dan melemparkannya ke Han Sen.
Han Sen memegang cincin itu, melihatnya sejenak lalu mengembalikan ke Kaisar Putih: "Apakah Yang Mulia benar-benar yakin cincin ini digunakan untuk mendeteksi cairan gen tubuh suci?"
"Apa maksudmu?" Kaisar Putih menatap tajam Han Sen.
"Percaya atau tidak, dengan tegas saya katakan bahwa saya tidak pernah menggunakan cairan gen tubuh suci. Namun cincin ini bereaksi terhadap saya. Pasti ada alasan tersembunyi. Bisakah Yang Mulia memberikan pencerahan?" Han Sen juga menatap balik tanpa ragu.
Alis Kaisar Putih berkerut: "Kau pikir Sang Kaisar sedang menipumu?"
"Jika Yang Mulia benar-benar tidak tahu, mungkin sejak awal kita telah keliru." Han Sen merenung sejenak: "Baiklah, kebenaran akan terungkap dengan sendirinya. Saya masih ada urusan lain, izinkan saya pamit."
Begitu berkata, tubuh Han Sen berpendar dalam gerakan kilat meninggalkan tempat. Setelah keluar dari batas gaib, baru menggunakan teknik teleportasi antariksa untuk pergi.
“Mungkinkah cincin ini benar-benar bermasalah? Ataukah koin emas itu punya rencana jahat?” Kaisar Putih bergumam lirih sambil menatap arah kepergian Han Sen, raut wajahnya berubah-ubah.
Setelah Han Sen kembali ke taman di udara, ia terkejut melihat ternyata ada Han Sen lain di dalam ruangan.
“Bagaimana jika?” Han Sen yang ada di dalam ruangan bertanya pada Han Sen yang baru saja masuk.
Dor! Han Sen yang baru masuk itu tiba-tiba mengeluarkan asap dan berubah menjadi wujud Bao'er, tersenyum lebar berkata: “Cincin itu memberi respons padaku.”
“Bagus.” Han Sen mengangguk pelan. Meski sudah menebak hasil ini dari dulu, tapi tanpa mencoba tetap tidak bisa sepenuhnya nyaman.
Kaisar Putih sebelumnya pernah bertemu Han Sen, tapi tak menunjukkan sikap khusus. Namun setelah Han Sen menemui-nya dalam status postur tempur varietas langka, Kaisar Putih mulai melakukan banyak gerakan tanpa alasan terhadapnya.
Dengan ini dapat diira bahwa cincin tersebut seharusnya hanya bereaksi terhadap Han Sen dalam status transformasi varietas langka, sementara tidak memiliki efek apa pun pada Han Sen dalam status normal.
Hanya saja Han Sen tidak tahu apakah status postur tempur varietas langka yang disimulasikan Bao'er bisa membuat cincin itu bereaksi, sehingga meminta Bao'er menyamar sebagai dirinya untuk mencoba.
Jika tidak ada respons, Kaisar Putih tentu tidak akan memberikan cincin itu kepada Bao'er. Saat itu Bao'er akan menyamar sebagai pembunuh dan menyerang Kaisar Putih. Meskipun ada kecurigaan, tanpa bukti konkret, Kaisar Putih tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Han Sen.
"Sekarang telah membuktikan bahwa cincin itu memang bereaksi terhadap postur tempur varietas langka, justru menambah banyak hipotesis dalam hati Han Sen: 'Postur tempur varietas langka adalah hasil asimilasi empat teknik gen menjadi satu. Jika cincin ini bereaksi terhadap postur tempur varietas langka, mungkin sama sekali bukan instrumen untuk menguji cairan gen tubuh suci. Hal ini terasa mencurigakan. Entah Kaisar Putih sedang menipuku, atau mungkin seluruh kaisar-kaisar Klan Huangji dari generasi ke generasi telah tertipu.'"
Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan Han Sen. Tibalah waktu janji, Han Sen meminta Bao'er memindai raga varietas langkanya terlebih dahulu, tapi tidak segera melakukan transformasi.
"Ingat, kau harus menjadi yang terakhir masuk dan yang pertama keluar. Sekali-kali jangan mendekat ke Sang Dewi Sekejap. Tunggu di sini dulu, baru keluar setelah aku berdiskusi dengan Kaisar Putih." Han Sen yang mengenakan jubah biru dengan pinggiran hitam kembali berpesan pada Bao'er beberapa kali, barulah menuju Istana Dewa. Kaisar Putih dan dua siluet lainnya sudah menunggu di sana.
“Yang Mulia, sudah lama tidak bertemu, apa kabar?” Han Sen menghadap Kaisar Putih, memberikan penghormatan sembari melirik dua siluet lainnya.
Awalnya Han Sen mengira Kaisar Putih akan datang dengan pasukan jagoan Klan Huangji, tapi ternyata hanya membawa dua makhluk yang jelas-jelas bukan anggota klan tersebut.
