Kuil Sekejap, Han Sen dan rombongannya baru saja memasuki cakupan kuil, Han Sen langsung menggunakan teleportasi. Dalam sekejap, dia sudah berada di sisi Golden Roar yang dikungkung cahaya suci waktu. Gunting Cahaya Waktu di tangannya menyambar ke arah tubuh Golden Roar.
Bzzzt!
Gelombang kejut transparan yang kasat mata menyebar dari pusat Kuil Sekejap. Waktu tiba-tiba melambat ekstrim, namun tenaga Gunting Cahaya Waktu tak terpengaruh. Dua naga hitam-putih yang terjerat menghancurkan segala rintangan menuju Golden Roar, mengoyak ruang terdistorsi bagai kertas putih, bergerak tak terbendung ke arah monster itu.
Dang!
Saat Gunting Waktu hampir memecahkan kungkungan kekuatan ilahi di tubuh Golden Roar, tiba-tiba semua orang hanya merasakan pandangan berkunang-kunang. Mereka sama sekali tidak melihat bagaimana prosesnya, Sang Dewi Sekejap sudah berdiri di depan Golden Roar. Dengan jari giok yang jenjang, dia menjentikkan ujung kepala naga Gunting Waktu, langsung membuat senjata itu terpental akibat getaran dahsyat.
“Dewa Kera Matahari dan Bulan!” Kaisar Putih yang dilindungi spiritual tiga kepala dan enam lengan, meski juga terkena beberapa efek, tidak terlalu serius. Dengan memaksakan diri merobek kekuatan delay waktu, mengayunkan enam buah senjata menghantam Sang Dewi Sekejap.
Dewa Kera Matahari dan Bulan pun tidak berani sembrono, satu tangan membawa matahari satu tangan membawa bulan. Dengan rotasi matahari dan bulan, dalam sekejap aliran waktu di area sekitarnya semakin cepat, mengimbangi sebagian delay yang disebabkan kekuatan waktu, sehingga efek yang diterima Han Sen dan rombongannya berkurang signifikan.
Sementara makhluk roh ruang itu seolah tidak terpengaruh delay waktu, telapak tangan transparannya menyerang dengan sombong ke arah Sang Dewi Sekejap, langsung sebuah celah dimensi menyebar ke sekeliling.
Di bawah serbuan kelompok semua orang, ekspresi Sang Dewi Sekejap tetap tenang. Cahaya ilahi memancar dari tubuhnya, sebatang jari telunjuk menunjuk ke depan. Waktu seolah berbalik arah, gerakan Han Sen dan kawan-kawan mundur seperti adegan replay.
Sang Dewi Sekejap melesat secepat kilat hingga berada di hadapan Han Sen yang paling dekat. Meski gunting waktu-ruang tak terpengaruh arus balik waktu, Han Sen yang terjebak tenaga temporal ini tanpa sadar terus mundur, sama sekali tak bisa mengangkat gunting waktu-ruang untuk menahan serangan Sang Dewi.
Makhluk hidup multiras alam semesta tertegun seperti patung. Han Sen, Kaisar Putih dan kawan-kawan yang merupakan petarung kuat tingkat atas Alam Semesta Raya, ternyata terlihat begitu tak berdaya di hadapan Sang Dewi.
Boom!
Tiba-tiba, suara tembakan bergemuruh bak halilintar menggema di dalam kuil. Koin Emas dengan satu tangan menggenggam palu kecil hitam mini, menghujamkannya ke arah kehampaan. Seketika retakan kehampaan bermunculan di ruang kuil, mengguncang Han Sen, Kaisar Putih, Dewa Kera Matahari dan Bulan, serta Roh Hampa hingga mereka semua menyemburkan darah segar.
Namun yang mengejutkan, kekuatan memutar balik waktu di tubuh mereka ternyata hilang. Sedangkan di sudut bibir Sang Dewi Sekejap mulai menetes secuil darah ilahi.
"Sial, Koin Emas ini garang! Dengan satu palu saja bisa melukai Sang Dewi Sekejap!" Semua orang terkejut bukan main.
Han Sen pun tak menyangka kekuatan Palu Penghancur Langit begitu dahsyat, hingga mampu menghancurkan waktu dan ruang. Bahkan kekuatan ilahi pemutar waktu pun tak ada yang selamat.
Dor! Dor! Dor!
Bao'er kembali menghantam udara kosong berturut-turut tiga kali dengan palu mini. Tulisan suci di palu itu bergetar hebat, seluruh ruang kuil pecah bagai kaca yang retak. Retakan kehampaan semakin banyak bermunculan.
"Dewa Game Koin Emas, hentikan kekuatanmu!" teriak Dewa Kera Matahari dan Bulan dengan memilukan. Tiga hantaman ini gagal mengguncang Sang Dewi Sekejap sampai mati, malah tubuh dewa-nya sendiri yang hampir hancur. Tulang-tulangnya patah berkeping-keping, lima organ dalam dan enam visera terkoyak berdarah. Darah segar terus menyembur deras dari mulutnya.
Bukan hanya Dewa Kera, Sang Arwah Udara pun mengalami nasib serupa. Kaisar Putih dan Han Sen masih agak lebih baik, meski wajah mereka pucat pasi dengan darah menggenang di sudut bibir.
Wajah Sang Dewi Sekejap sedikit memucat, namun kondisinya masih jauh lebih baik daripada kelompok Han Sen. Sepasang matanya mengunci fokus ke Bao'er. Tubuhnya melesat kilat menghampiri gadis kecil itu, jari telunjuknya menghunjam tajam ke arah Bao'er.
Bao'er kembali menghantamkan palu, tiba-tiba cahaya palu bertabrakan dengan kekuatan waktu yang berdistorsi, memunculkan aurora layaknya kehancuran bintang sejati.
Sang Dewi Sekejap terlempar mundur beberapa kilometer di udara, Bao'er pun ikut terlempar. Serangan ini ternyata tidak memberi keuntungan bagi kedua belah pihak.
Han Sen yang sempat khawatir Bao'er akan dirugikan, langsung berseri-seri melihat situasi ini. Tanpa ragu, ia mengaktifkan Gunting Waktu untuk menjerat tubuh Golden Roar.
Dua naga hitam-putih terjerat menyerbu Golden Roar, melilit tubuhnya sambil menggunting kekuatan waktu di permukaannya seperti layaknya kain layar.
"Jangan panik Koin Emas, Sang Kaisar datang membantumu!" Cahaya ilahi makhluk astral di tubuh Kaisar Putih melonjak drastis saat ia mengayunkan enam senjata ke arah Sang Dewi Sekejap.
Dewa Kera Matahari dan Bulan bersama Roh Kosmik, yang satu memperkuat kekuatan waktu dan satu lagi kekuatan ruang, memungkinkan Kaisar Putih memaksakan diri menerobos bidang waktu Sang Dewi Sekejap.
"Keindahan yang pudar secepat datangnya!" Sorot mata dingin Sang Dewi Sekejap memancar bagaikan dewi, kedua telapak tangannya menyatu dalam pose meditasi. Gelombang waktu dari tubuhnya menyinari seluruh ruang kuil bagaikan mentari terbit.
Meski hanya sekejap mata, Kaisar Putih dan Han Sen merasakan raga mereka menua dengan cepat, seolah ribuan tahun telah berlalu.
Han Sen semakin tercekat menemukan Umurnya tiba-tiba berkurang ratusan tahun, dan terus mengalir deras bagai sungai.
Dor!
Gemuruh berikutnya mengguncang, kekuatan "Keindahan Sekejap" pun hancur berantakan. Kebocoran Umur Han Sen akhirnya terhenti. Tanpa perlu melihat, pasti Bao'er yang menghancurkan kekuatan ilahi itu dengan palu besinya.
Hanya kekuatan guncangan ini yang membuat seluruh tubuh Han Sen dan yang lainnya seolah bubar tak berbentuk, hampir saja terkoyak oleh ruang yang hancur berkeping-keping.
Kaisar Putih dan Dewa Kera Matahari dan Bulan sama-sama menunjukkan ekspresi masam yang sangat aneh, di satu sisi senang diselamatkan oleh koin emas, tapi di sisi lain agak frustasi.
Nyawa memang terselamatkan, tapi jika dipukul beberapa kali lagi dengan palu, alih-alih tewas di tangan Sang Dewi Sekejap, mereka justru akan diguncang sampai mati oleh koin emas.
Roar!
Pada saat itu, Gunting Waktu akhirnya menghilangkan semua pengkungkungan dari tubuh Golden Roar. Golden Roar yang telah terjebak lama akhirnya bebas, mendongak ke langit mengeluarkan raungan monster yang mengguncang seluruh jagat raya.
Golden Roar hanya terjebak tanpa kehilangan jati diri. Ia telah melihat segala kejadian dalam kuil dengan jelas. Setelah mengaum, cahaya keemasan menyembur dari mulutnya, memuntahkan gerbang emas raksasa yang mistis dan sarat makna historis.
Sang Dewi Sekejap melihat Golden Roar mengeluarkan gerbang emas raksasa dari mulutnya, seketika mengerutkan kening halus. Ujung kakinya menyentuh kehampaan, gelombang waktu aneh segera menyebar. Gerakan Golden Roar langsung melambat, gerbang emas raksasa tak kunjung bisa keluar dari mulutnya.
"Cepat bantu dia membuka pintu!" Kaisar Putih sendiri bergerak ke arah Sang Dewi Sekejap sambil berteriak kencang ke Dewa Kera Matahari dan Bulan serta Arwah Kegelapan Ruang.
Dewa Kera Matahari dan Bulan serta Arwah Kegelapan Ruang yang berlumuran darah segera memperkuat Golden Roar dengan tenaga waktu dan ruang mereka. Kecepatan kemunculan gerbang emas raksasa langsung meningkat drastis.
Melihat Bao'er hendak menghunjamkan palunya lagi, Dewa Kera Matahari dan Bulan nyaris ketakutan. "Dewa Game Emas, jangan hantam lagi! Kalau terus begini, kami yang akan diguncang sampai mati..." teriaknya panik.
Luka di tubuh mereka bukan ulah Sang Dewi Sekejap, melainkan akibat getaran yang ditimbulkan Bao'er.
