"Percaya, semua makhluk hidup pasti mati suatu hari." Han Sen tak marah, menjawab santai.
Si anggota senior menggelengkan kepala, tapi tak lanjutkan topik ini. Dia mengeluarkan sebuah benda dan menyodorkannya ke Han Sen: "Ini untukmu, mungkin bisa membantumu."
Han Sen tak segera menerimanya. Ia memperhatikan seksama benda di tangan si anggota senior itu - sebuah wadah berbentuk tabung transparan berisi cairan merah menyala.
"Apa ini?" Han Sen bertanya.
“Ramuan penghambat kekuatan darah yang bisa membuat darah dalam tubuhmu tenang sementara. Tapi ini hanya penghambatan sementara, tidak benar-benar menyelesaikan masalah. Jika kamu ingin mengatasi masalah darahmu, kamu harus mencari seseorang.” Kata orang tua itu sambil melemparkan ramuan tersebut langsung ke Han Sen.
Han Sen menangkap ramuan itu sambil mengerutkan kening bertanya: “Siapa sebenarnya kamu? Apa tujuannya?”
“Aku bilang, aku sudah menghitung bahwa ada ujian dalam takdirmu. Jadi aku sengaja datang untuk membantumu melewatinya. Percaya tidak?” Orang tua itu tersenyum manis.
Han Sen memandangi orang tua itu tanpa bicara. Dia bukan anak tiga tahun yang bisa ditipu dengan omongan sok misterius seperti ini.
Mengetahui Han Sen tidak percaya, orang tua itu mengangkat bahu lalu meneguk alkohol lagi: “Kalau omonganku tidak dipercaya, bagaimana dengan perkataan Han Jingzhi? Percaya tidak?”
“Kamu adalah Han Jingzhi?” Hati Han Sen berdesir, matanya langsung membelalak memandangi orang tua itu.
Menurut pengetahuannya, Han Jingzhi berasal dari sekte penipu kuno dunia persilatan Jiangxiang Pai - para penipu dari aliran ini memang menggunakan kedok peramal untuk melakukan aksinya, yang cukup sesuai dengan profil pria tua di hadapannya.
"Dalam hal generasi, kamu harus memanggilku Tai Yeye." Pria tua itu tersenyum manis.
"Bagaimana aku bisa memastikan kamu benar-benar Han Jingzhi? Lagipula, sekalipun kamu asli, belum tentu ada hubungan darah antara kita." Han Sen membalas.
"Tanpa liontin relik suci Sekte Darah Hidup peninggalanku, raga mu pasti sudah terkikis habis oleh Darah Biru. Mungkin kita takkan sempat berbincang seperti ini." Han Jingzhi menyorot.
"Apa isi buku catatan yang disimpan bersama relik suci itu?" Tatapan Han Sen membara. Jika pria ini benar leluhurnya, maka teka-teki yang selama ini dikejarnya mungkin akan terpecahkan.
“Jika ingatan orang tua ini tidak salah, dulu di atasnya tertulis lima karakter 'Super Gen Tuhan', dan juga ada tanda tanya.” kata Han Jingzhi.
Han Sen menatap Han Jingzhi dengan pandangan kosong. Bertahun-tahun ia mencari-cari, kini tiba-tiba melihat Han Jingzhi yang hidup-hidup berdiri di hadapannya, malah bingung harus bertanya apa.
Han Sen membuka mulutnya, ingin mengatakan sesuatu yang belum sempat diucapkan, Han Jingzhi sudah lebih dulu bersuara: “Kamu adalah cicit kandungku, ayahmu juga cucu kandungku. Hal ini tak terbantahkan.”
Han Sen kembali membuka mulutnya, tapi ucapannya kembali direbut: “Dulu aku terpaksa menggunakan jurus 'Lolos dari Perangkap', meninggalkan ayahmu di Keluarga Han. Ada anggota keluarga yang kehilangan identitas dan nyawa karenanya. Seperti kata ayahmu, kita berutang nyawa pada Keluarga Han. Maka barang yang harus dikembalikan, itu adalah utang kita.”
Han Sen baru saja menemukan celah untuk berbicara, baru ingin membuka mulut, Han Jingzhi kembali berkata: "Jangan tanya kenapa aku melakukan ini, karena sekalipun kujelaskan, kamu tetap tidak akan percaya, sama seperti kamu tidak akan percaya ucapanku bahwa semua keluargamu ditakdirkan untuk mati."
Han Sen membuka mulutnya, kali ini Han Jingzhi tidak menyela, tapi dia malah tak bisa mengeluarkan suara. Beberapa pertanyaan yang terlintas di benaknya ternyata sudah dijawab semua oleh Han Jingzhi sebelum sempat ditanyakan. Tiba-tiba dia bingung harus bertanya apa lagi.
Han Jingzhi tersenyum, meneguk anggur lalu melanjutkan: "Blue Blood di tubuhmu adalah hasil rancanganku untuk Kaisar Manusia, kusuruh dia memberikannya padamu."
"Kenapa?" Hati Han Sen berdesir. Dia tak menyangka pemberian Blue Blood dari Kaisar Manusia ternyata menyimpan lika-liku seperti ini.
"Hanya dengan cara ini, kamu mungkin bisa mencegah hal buruk terjadi." Raut wajah Han Jingzhi tiba-tiba berubah penuh keanehan.
"Hal buruk apa? Seperti ucapanmu tadi bahwa semua keluargaku ditakdirkan mati?" tanya Han Sen.
“Bukan hanya itu, tapi juga dunia ini.” Han Jingzhi berkata dengan serius.
“Kamu mau bilang aku Juru Selamat?” Han Sen tersenyum dingin. Semakin dilihatnya, Han Jingzhi ini semakin mirip penipu.
“Tidak, kamu bukan. Tak ada yang bisa jadi Juru Selamat. Semuanya ditakdirkan binasa. Yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha agar akhirnya bukan menjadi penghabisan.” Kata Han Jingzhi.
“Apa maksudmu?” Han Sen mengerutkan kening.
Han Jingzhi menggelengkan kepala: “Makanya, beberapa hal meski kujelaskan, kamu tetap tak akan percaya. Tapi bagaimanapun, pertama selesaikan masalah Blue Blood di tubuhmu. Minum ramuan untuk sementara menghambat kekuatan darah, lalu temui Han Yufei. Hanya dia yang bisa membantumu mengendalikan kekuatan Blue Blood dalam tubuh.”
“Aku tak butuh kekuatan Blue Blood.” Kata Han Sen.
“Tidak, kamu butuh. Hanya dengan memiliki kekuatan Blue Blood, kamu mungkin bisa tak dibunuh Qin Xiu.” Han Jingzhi berkata dengan tegas.
“Bukankah Qin Xiu sudah mati sejak lama?” Hati Han Sen berdesir.
“Kalau benar-benar mati, itu baru bagus.” Han Jingzhi berdiri sambil melirik ke halaman belakang rumah kuno, lalu berkata pada Han Sen: “Hanya Blue Blood yang bisa melawan kekuatan Blue Blood. Meski dengan kekuatan yang sama kamu tak mungkin menang, setidaknya masih ada kesempatan bertahan hidup. Mau atau tidak, sekarang kamu sudah menjadi Blue Blood. Tak ada jalan lain. Han Yufei saat ini di Bintang Kondensasi, temui dia dan ceritakan asal-usulmu, dia akan membantumu.”
Han Sen menatap tajam Han Jingzhi, berjuta-juta pikiran melintas di benaknya.
Sejujurnya, sampai detik ini Han Sen masih meragukan apakah Han Jingzhi di hadapannya asli atau palsu. Sekalipun asli, semua yang diucapkannya terlalu tak terduga, sulit dipercaya.
“Banyak orang bilang kamu tak mungkin punya keturunan. Kenapa?” Han Sen bertanya sambil memandang Han Jingzhi.
“Temukan Han Yufei, dia akan memberitahumu semua jawaban.” Han Jingzhi berkata sambil menatap langit: “Waktuku tinggal sedikit, Payung Merah akan datang. Kau harus pergi sekarang.”
“Payung Merah? Apakah itu wanita yang selalu mengikuti Kaisar Manusia? Sebenarnya apa hubunganmu dengan Kaisar Manusia?” Han Sen kembali bertanya.
Han Jingzhi menyeringai lebar ke arah Han Sen, lalu tiba-tiba melompat tinggi dan menendang wajah Han Sen dengan keras, membuat tubuhnya terjungkal ke belakang.
Awalnya di belakang Han Sen seharusnya ada permukaan batu pualam, namun lempengan batu itu terbalik saat ditubruknya. Han Sen langsung terjatuh, seolah terjerumus ke dalam Abyss yang tak berdasar.
“Nak, ingat baik-baik, bagaimanapun juga kau harus bertahan hidup. Sekalipun suatu hari kau sudah putus asa, jangan pernah menyerah pada dirimu sendiri. Bahkan dengan menggunakan segala cara pun kau harus tetap hidup. Karena hanya dengan kau hidup, keluarga barulah punya harapan untuk bertahan.” Suara Han Jingzhi menyusup ke telinga Han Sen. Tapi Han Sen hanya merasakan raganya terus-menerus terhempas ke bawah, seolah ada aliran kekuatan yang menariknya tanpa bisa dilepaskan.
Ini juga karena saat ini Han Sen sangat sulit mengendalikan raganya sendiri. Jika di hari biasa, kekuatan seperti ini tentu takkan bisa mengendalikannya. Tapi sekarang, Han Sen hanya bisa terus terhempas ke bawah.
