"Ketemu... Akhirnya ketemu... Setelah banyak korban... Akhirnya kami berhasil menemukannya..."
Di dalam gua bawah tanah yang gelap, deru air terjun dari sungai bawah tanah bergemuruh jatuh dari ketinggian, menghunjam ke dasar kolam.
Namun bila diamati lebih dekat, air sungai bawah tanah itu ternyata berwarna merah darah, mengalir deras bagaikan sembilan naga darah yang mengaum.
Tujuh delapan orang berpakaian compang-camping berdiri di tepi kolam merah darah, sorot mata mereka menatap tajam ke dalam kolam, seluruh tubuh mereka gemetar penuh semangat.
"Guru Yang, barang itu pasti ada di dalam kolam ini kan?" Seorang pria paruh baya menatap lelaki tua berambut putih di sebelahnya, suaranya gemetar bertanya.
Lelaki tua yang dipanggil Guru Yang mengamati sekeliling, setelah mengobservasi lama akhirnya berkata: "Tempat ini memiliki pola aliran tanah naga darah pulang ke sarang, termasuk tanah aliran ekstrim kelas atas. Pasti mengandung telur gen kelas top di dalamnya. Tapi apakah ini telur gen yang dikubur Kaisar Qin? Ini di luar pengetahuan hamba. Yang Mulia Meng harus menilainya sendiri."
"Tidak mungkin salah! Di sinilah Kaisar Qin mengubur telur gen! Telur itu pasti ada di dasar kolam ini. Cepat! Menyelam dan ambil telur gen itu!" Tuan Meng menatap kilau merah samar di dasar kolam darah, mendesak yang lain untuk segera masuk ke air.
Meski mereka merasa takut dalam hati, namun di bawah tekanan kekuasaan tirani Yang Mulia Meng, mereka terpaksa melonjak masuk ke dalam kolam darah, berenang menuju kilau merah di dasar kolam. Hanya Yang Mulia Meng dan Master Yang yang tetap berdiri di tepian mengamati situasi.
Tak lama kemudian, keenam orang itu muncul kembali ke permukaan. Mereka membawa sesuatu yang ternyata berbentuk telur raksasa setinggi lebih dari satu meter.
Saat benda berbentuk telur itu diangkat keluar dari kolam darah, cahaya dalam air pun menghilang. Hanya kilau kemerahan yang masih memancar dari permukaan telur raksasa itu. Seluruh telur itu bagai sepotong giok darah yang cantiknya sulit dipahami.
Melihat gen raksasa yang cantik namun agak aneh itu, semua orang memandangnya dengan obsesi dan keserakahan. Sang Yang Mulia Meng bahkan terlihat sangat gembira hingga bicaranya kacau: "Tidak akan salah, ini pasti gen yang legendaris itu. Kaisar Qin dilahirkan dengan darah yang sangat buruk, di masa kecilnya sering dihina. Namun adik perempuannya, Wan'er, memiliki bakat luar biasa yang langka selama ribuan tahun. Untuk membantu sang kakak meraih kesuksesan, Wan'er mengorbankan darahnya sendiri, sehingga Kaisar Qin mewarisi darah istimewa adiknya. Sejak saat itu, Kerajaan Qin mulai membangun dominasinya. Tapi karena kehilangan darahnya, Wan'er menjadi orang tak berguna yang tidak bisa melatih diri, dan akhirnya meninggal karena penyakit mematikan. Andai saja Wan'er tidak kehilangan darahnya, dia pasti tidak akan sakit. Kaisar Qin sangat menyalahkan diri sendiri atas hal ini, hampir putus asa, bahkan sampai menjadi gila. Dia mencoba segala cara untuk menghidupkan kembali Wan'er. Orang awam hanya tahu Kaisar Qin mencari ilmu panjang umur, tapi tidak tahu semua ini bukan untuk dirinya sendiri, melainkan agar bisa membangkitkan adiknya dari kematian. Akhirnya Kaisar Qin menemukan gen top legendaris, berharap melalui kekuatan gen ini, Wan'er bisa terlahir kembali."
“Tapi orang mati mana mungkin bisa terlahir kembali, Wan'er akhirnya tetap tidak berhasil diregenerasi. Tanpa Wan'er, segala sesuatu di dunia ini bagi Kaisar Qin seolah telah kehilangan makna. Gen inti itu pun akhirnya dibuang sembarangan oleh Kaisar Qin di tempat itu. Leluhur keluarga saya adalah orang kepercayaan dekat Kaisar Qin. Kami mengetahui bahwa lokasi percobaan regenerasi Wan'er berada di Gunung Suci Wan Gu ini, juga tahu bahwa Kaisar Qin saat itu tidak membawa pergi gen inti tersebut dan tidak pernah kembali lagi. Sayangnya leluhur kami tidak mengetahui posisi konkret lokasi percobaannya. Setelah berabad-abad mencari dengan susah payah, begitu banyak korban berjatuhan, akhirnya saya yang berhasil menemukan gen inti ini... Dengan gen inti di tangan... Mana mungkin keluarga Meng tidak bisa menciptakan kejayaan besar selama satu generasi...” Yang Mulia Meng sampai di bagian ini tak bisa menahan tawa terbahak-bahaknya.
“Aduh...” Tawa Yang Mulia Meng belum reda, tiba-tiba terdengar jerit kesakitan. Enam orang yang masuk ke kolam darah untuk mengambil telur raksasa itu satu per satu terjatuh ke tanah sambil menjerit-jerit kesakitan.
Yang Mulia Meng dan Guru Yang sama-sama terkejut. Mereka melihat orang-orang itu meronta-ronta di tanah dengan tubuh berdistorsi, seluruh raga membusuk dengan cepat dan berubah menjadi genangan darah.
"Yang Mulia... tolong... selamatkan kami..." Beberapa orang merentangkan telapak tangan sambil merintih kesakitan, berusaha meminta tolong pada Yang Mulia Meng. Namun baru beberapa kata terucap, mereka sudah menghembuskan napas terakhir.
Tulang-tulang mulai membusuk dan mencair menjadi darah. Hanya sekejap mata, enam orang itu seluruhnya telah berubah menjadi enam genangan darah, tanpa menyisakan sehelai rambut pun.
Yang Mulia Meng dan Guru Yang saling memandang dengan mata berdebar. Sebelumnya mereka sudah menguji air sungai itu dan tidak menemukan ketidakwajaran, namun tiba-tiba terjadi hal mengerikan seperti ini.
Yang Mulia Meng diam-diam merasa lega karena dirinya sendiri tidak menyentuh air kolam darah.
"Guru Yang, sudilah Tuan membantu membopong gen ini untukku." Yang Mulia Meng menatap Guru Yang sambil berkata.
Ekspresi Yang Fuzi langsung membeku, dengan senyum pahit ia berkata: "Yang Mulia Meng, saya hanyalah seorang guru, bukan praktisi sejati..."
"Jangan terlalu khawatir, Yang Fuzi. Kematian mereka karena terkikis air kolam darah. Gen telur ini tidak bermasalah, Anda bisa tenang." Berkata Yang Mulia Meng dengan sorot mata berkilauan.
Dalam hati Yang Fuzi bergumam: "Kalau memang aman, mengapa tidak kau bawa sendiri?"
Meski berpikir demikian, Yang Fuzi sadar tak bisa melawan. Di bawah sorotan Yang Mulia Meng, dengan hati-hati ia mendekati telur raksasa yang mirip giok darah itu.
Walau permukaan telur raksasa telah bersih dari darah, Yang Fuzi tetap tak berani menyentuh langsung. Ia melepas jubahnya, membungkus telur itu dengan rapat, mengikat simpul erat, baru kemudian membalikkan badan untuk mempersiapkan gendongan.
Tapi siapa sangka, begitu Yang Fu Zi mengerahkan tenaga, terdengar suara "kres", telur raksasa sebesar giok itu tiba-tiba retak. Retakan itu terus menyebar dengan cepat di permukaan cangkang telur.
Baik Yang Fu Zi maupun Yang Mulia Meng sama-sama terdiam. Sejenak kemudian, Yang Mulia Meng berseru gembira: "Ini benar-benar restu langit untuk keluarga Meng! Tak disangka telur gen justru menetas tepat saat ini. Aku penasaran jenis benih gen legendaris apa yang akan muncul dari penetasan ini."
Yang Fu Zi juga memandang takjub ke arah telur gen yang retak itu: "Kaisar Qin adalah pendiri Dinasti Qin yang sudah terlalu lama berlalu. Semua tentangnya hanyalah legenda belaka. Jika legenda itu benar, pastilah telur gen ini akan menetaskan benih gen yang luar biasa..."
Di tengah percakapan mereka, kembali terdengar suara "kres". Telur raksasa yang sudah dipenuhi retakan itu akhirnya runtuh berantakan. Pecahan cangkang merah seperti giok berhamburan jatuh ke tanah.
Yang Fuzi dan Yang Mulia Meng sama-sama membelalakkan mata menyaksikan cangkang telur yang pecah, lalu tiba-tiba membeku di tempat.
Di dalam cangkang itu ternyata terdapat pria berpenampilan sekitar 20 tahun dengan rambut hitam panjang dan kulit transparan bak kristal, sedang meringkuk seolah tertidur.
"Gen humanoid... Gen bentuk manusia..." suara Yang Mulia Meng gemetar penuh kegembiraan.
