Tenaga Han Sen jelas jauh melampaui Yang Fu Zi. Meski berusaha mengontrol kekuatannya, gerakan sekop kecilnya tetap segeser ekskavator, menari-nari cepat di udara. Dalam sekejap mata, parit telah tergali, mengalirkan semua cairan ungu dari lubang tersebut.
“Anehnya, tak tahu cairan ungu itu sebenarnya apa, setelah keluar kecepatan penguapannya sangat tinggi. Tak sampai jauh mengalir, semuanya sudah menguap.”
“Di sekeliling mengepul kabut ungu tipis, lalu tertiup angin padang rumput hingga lenyap.”
“Yang Fuzi tak berani mendekat, tapi juga tidak benar-benar pergi. Hanya menghentakkan kaki sambil mengamati dari jauh, terus memohon agar Han Sen jangan sampai kenapa-kenapa.”
“Han Sen mati sih tak masalah, tapi tanpa perlindungannya, masalahku bakal gawat.”
“Belum lagi Ning Jing yang masih mencarinya, keluarga Shi Bo saja mungkin tak akan melewatkanku.”
“Apa dosa kehidupan sebelumnya sampai bertemu makhluk ulahnya sendiri begini…” keluh Yang Fuzi dalam hati.
“Han Sen terus menggali parit penyalur, tapi air mata air ungu tak henti memancar tanpa tanda-tanda melemah. Akhirnya terpaksa masuk ke dalamnya untuk menggali.”
Dari kejauhan, Guru Yang menyaksikan Han Sen melompat ke dalam air mata air, seluruh kepalanya dipenuhi garis hitam, sudut matanya terus berkedut: "Ulahnya sendiri... Ini benar-benar ulahnya sendiri..."
Han Sen berdiri di dalam air mata air, merasakan cairan ungu itu agak dingin, sensasinya mirip seperti menggosok alkohol.
Tapi benda ini lebih cepat menguap dibanding alkohol. Jadi meski cairan ungu terus menyembur keluar, tidak terbentuk genangan air yang terlalu besar. Han Sen yang berdiri di dalamnya hanya terendam hingga sebatas lutut.
"Lao Yang, seberapa dalam lagi telur gen terkubur di bawah?" teriak Han Sen ke arah Guru Yang yang masih berdiri di kejauhan.
Guru Yang sebelumnya telah memperingatkan bahwa telur gen sangat rapuh sebelum menetas. Dia khawatir akan merusaknya saat menggali.
Sudut mata Yang Fuzi berkedut, akhirnya menjawab: "Awalnya saya menilai seharusnya masih ada jarak setengah kaki, tapi mengingat ada air mancur Hantu Jahat di bawah, penilaian saya sebelumnya pasti salah. Kedalamannya sulit dipastikan, tapi pasti tidak lebih dari tiga meter."
Mendengar perkataan Yang Fuzi, Han Sen langsung menghujamkan sekop ke dalam tanah di bawah mata air. Tenaga mengerikan langsung menyusup ke tanah, membelah permukaan menjadi parit sedalam tiga meter.
Kini Han Sen tak bisa menggunakan bidang Dongxuan, tak bisa memindai kondisi di bawah. Tapi kemampuan kontrol tenaganya masih utuh. Membelah tanah sedalam tiga meter? Tidak meleset sedikit pun.
Saat parit terbelah, air mancur Hantu Jahat yang awalnya hanya sebesar lengan bayi tiba-tiba menyembur seperti letusan gunung berapi, mencapai ketinggian puluhan zhang, membuat seluruh tubuh Han Sen basah kuyup.
Roar!
Yang Fuzi yang berada jauh di sana melihat dalam semburan air mata air itu, ada sinar ungu melesat ke angkasa. Dalam kabut samar, wujudnya mirip monster mengerikan raksasa. Bayangan monster itu mengeluarkan raungan dahsyat, baru kemudian berubah menjadi kabut ungu yang menghilang di langit, seolah mega senja di cakrawala ikut tercelup warna lembayung.
"Itu... fenomena ilahi jalur suci... monster jahat purba..." Yang Fuzi tercekat hingga pantatnya mendarat di tanah, matanya membelalak menatap kehampaan, seakan baru saja melihat hantu.
Han Sen juga menyaksikan fenomena aneh yang muncul sekejap itu, mendengar suara raungan monster, namun sama sekali tidak menghiraukannya.
Letusan air mata air hantu jahat tadi seakan telah menguras semua cairan ungu di dalamnya. Air mata air itu cepat surut, perlahan berhenti menyembur keluar.
Sementara cairan ungu yang sebelumnya disemburkan juga cepat menguap, hanya dalam sekejap, tak tersisa setetes pun cairan di tanah. Hanya sinar ungu yang kadang tampak kadang samar masih melingkar di udara, namun setelah terjemur matahari, cepat menghilang.
Han Sen khawatir akan merusak telur gen. Setelah masuk ke parit, dia langsung menggali dengan kedua tangannya. Kecepatannya terbilang cukup cepat.
Setelah menggali lebih dalam tiga kaki, tiba-tiba jarinya menyentuh sesuatu yang terasa berbeda. Hatinya berbunga-bunga: "Seharusnya ini yang dicari."
Han Sen buru-buru menyibak tanah di sekitarnya dengan tangan. Melihat material logam hitam yang tersembul di bawah, awalnya dikiranya telur gen. Tapi saat terus menggali, segera disadarinya itu sama sekali bukan telur gen.
"Benda apa ini?" Han Sen mengernyitkan alis sambil memeriksa barang yang berhasil digalinya.
Sekalipun dia benar-benar awam tentang telur gen, jelas terlihat benda di hadapannya ini mutlak bukan telur gen. Telur mana yang berbentuk seperti pentungan besar?
Benda di hadapannya adalah sebatang pilar logam hitam. Diameter pilar itu seukuran mangkuk laut. Bagian yang berhasil digali Han Sen sudah lebih dari satu meter, sementara bagian bawahnya masih terkubur dalam tanah. Tidak diketahui seberapa dalam pilar ini tertanam.
Bagian yang terlihat di permukaan tampak seluruh tubuhnya hitam legam. Di permukaannya terukir banyak simbol dan kata-kata asing yang tidak dikenali Han Sen, mirip tiang besi penuh ukiran kitab suci.
"Pak Yang, coba lihat benda apa ini? Kenapa di aliran tanah bisa ada tiang besi terkubur?" seru Han Sen sambil melambaikan tangan ke arah Yang Fuzi yang berada agak jauh.
Yang Fuzi yang sempat ketakutan itu tiba-tiba gemetar seluruh tubuhnya mendengar ucapan Han Sen. Dia bangkit terburu-buru dari tanah, lalu dengan cepat berlari ke tepi parit dan menjorokkan badan untuk melihat ke dalam.
Begitu matanya menangkap pemandangan di bawah, ekspresinya langsung pucat beberapa tingkat. Bibirnya bergetar bergumam lirih: "Habis sudah... Habis... Kali ini benar-benar terjadi bencana besar..."
"Sepertinya Pak Yang mengenal barang ini. Wong sudah terlanjur digali, coba jelaskan apa sebenarnya benda ini?" Minat Han Sen justru semakin membara.
Wataknya memang sangat penasaran. Tanpa sifat itu, mustahil dia bisa mencapai tingkat ini. Semakin Yang Fuzi bertingkah seolah kiamat akan tiba, semakin gatal hatinya ingin tahu duduk perkaranya.
"Pantas... Pantas sebelumnya aku tak mendeteksi adanya air mancur hantu jahat di sini... Ternyata di sini ada Pemancar Aliran Bumi... Sial delapan turunan! Andai tahu ada Pemancar di sini, mati pun takkan kugali telur gen..." Raut wajah Yang Fuzi pucat pasi, penyesalannya terpancar jelas.
"Pak Yang, jika terus bicara berbelit-belit, mau kubuat pilar besi ini masuk ke tubuhmu?" Han Sen menatap tajam dengan raut tidak bersahabat.
Meski kesabarannya terkenal baik, tapi ia sangat alergi pada omongan bertele-tele. Trauma psikologis akibat terlalu sering berhadapan dengan tipe orang seperti ini di masa lalu masih membekas.
"Yang Lao" melihat sorot mata dingin Han Sen, langsung tersentak dan cepat-cepat berkata, "Yang Mulia jangan marah, tadi hamba hanya terlalu bersemangat. Pilar besi ini seharusnya adalah alat penenang aliran tanah, digunakan oleh para petarung tak tertandingi untuk menekan aliran energi bumi."
"Kenapa harus menekan aliran tanah?" Melihat "Yang Lao" akhirnya bisa bicara normal, ekspresi Han Sen sedikit melunak.
"Yang Lao" berkesedihan: "Tentu karena di dalam aliran tanah terdapat benih gen yang sangat ganas. Setelah menemukannya, para petarung kuat itu tidak ingin benih tersebut lahir, tapi juga tak mampu menghancurkannya. Mereka terpaksa menggunakan alat penenang untuk menahannya, membuat benih gen itu sulit muncul ke permukaan."
