Han Sen merasa sangat penasaran. Hingga seluruh teks uji selesai muncul secara lengkap, dia tetap tidak menunjukkan gejala-gejala yang disebutkan di internet.
Berdasarkan proses tes yang dibagikan tester lain secara online, manusia dengan darah dewa yang lebih lemah semakin mudah mengalami pusing dan penglihatan berkunang-kunang, bahkan langsung pingsan.
Sekalipun para bangsawan dengan darah dewa lengkap, sulit bertahan lebih dari setengah jam. Tapi Han Sen sudah melebihi satu jam tes tanpa merasakan ketidaknyamanan apa pun.
Bahkan teks-teks yang berkilauan itu sudah mulai terus mengulang. Saat pengulangan sedang berlangsung, Han Sen tiba-tiba merasakan kegelapan di hadapannya, dan tubuhnya terlempar keluar dari ruang tes virtual.
"Tes sudah selesai?" Han Sen merasa bingung. Ia tidak melihat hasil nilai tesnya sendiri. Bagaimana bisa langsung terlempar keluar?
Saat mencoba menghubungi kembali komunitas virtual tes itu, muncul petunjuk "server tidak ada". Bahkan situs resmi pun tidak bisa diakses.
"Situs jahanam ini tutup tiba-tiba saja, sangat tidak bisa diandalkan." Han Sen merasa sedikit frustasi. Ia ingin melihat level apa yang bisa diraihnya, tapi malah situs resminya tidak bisa dibuka.
Tanpa pilihan lain, Han Sen mulai menjelajahi website-website lain untuk lebih memahami dunia ini.
Han Sen juga membaca beberapa data tentang aliran tanah. Cepat ia paham mengapa bangsawan biasa hanya mengerti kulitnya saja tentang hal ini.
Ini praktis merupakan disiplin ilmu rumit yang separuh khayalan separuh teori, banyak hal di dalamnya tidak jelas penjelasannya, tidak ada standar pasti, hampir mirip dengan RNG yang dikenal Han Sen. Tingkat kerumitannya bahkan lebih sulit dipahami dibanding kimia.
Kimia setidaknya punya rumus pasti untuk dipelajari, sementara ilmu aliran tanah bahkan tidak memiliki formula. Berbagai faktor bisa mempengaruhi aliran tanah secara halus, ditambah ada beberapa faktor yang hanya bisa dirasakan intuitif tanpa bisa dijelaskan verbal, pada dasarnya tidak mungkin dijabarkan dengan jelas.
Belajar kulit luarnya tidak sulit, yang sulit adalah benar-benar menguasai ilmu ini. Selain butuh waktu belajar yang lama, juga perlu pengalaman praktis yang banyak, baru mungkin memahami sedikit esensinya.
Mana ada bangsawan yang punya banyak waktu untuk mempelajari ini? Biasanya mereka khusus membiakkan para guru spesialis untuk membantu mencari aliran tanah.
Awalnya Han agak tertarik dengan ilmu aliran tanah, tapi setelah menyaksikan beberapa saat, sama seperti ajaran metafisika Tuan Putih, malah jadi bingung tujuh keliling sampai pusing, akhirnya menyerah.
Ningjing masih perlu melakukan beberapa persiapan, baru bisa berangkat lusa. Han Sen yang sedang menganggur pun mempelajari tulisan yang dilihatnya di ruang tes.
Tulisan tersebut mencatat teknik bernama "Shenbao Shu" (Ledakan Ilahi), atau bisa disebut sihir dewa. Syarat menggunakan Shenbao Shu sederhana: harus memiliki darah Tuhan dan memiliki satu benih gen.
Setelah bergabung dengan benih gen, tenaga benih gen akan terkumpul dalam satu serangan. Setelah serangan ini, esensi kehidupan benih gen yang bergabung akan terkuras habis dan langsung musnah.
Tapi tenaga benih gen yang meledak sepenuhnya dalam serangan ini menghasilkan kekuatan mengerikan yang tak tertandingi oleh benih gen biasa yang bergabung.
"Teknik kejam sekali! Sekali pakai harus mengorbankan satu benih gen. Hanya si kaya yang bisa menggunakan teknik ini." Han Sen tak punya darah Tuhan, juga tak tega melihat kucing kecilnya hancur. Meski sudah mempelajarinya, tak ada niat untuk menggunakannya.
Di suatu area tersembunyi di langit berbintang, sebuah meteor sebesar lapangan sepak bola mengambang perlahan bersama rombongan meteor.
Meteor ini terlihat biasa, tapi di dalamnya terdapat markas rahasia yang lengkap dengan segala fasilitas.
Perempuan cantik berbusana putih yang pernah mengejar Putra Mahkota Qin Bai dan bertarung dengan Han Sen, lalu kabur, kini berada di dalam markas. Sayap besarnya yang mirip malaikat sudah hilang, penampilan dan auranya jauh lebih biasa dibanding saat bertransformasi. Sekalipun Han Sen ada di sini, pasti tak bisa mengenalinya.
"Suzong, Benarkah Nona mau mengambil risiko seperti ini?" Su Ling'er membelalakkan matanya memandangi perempuan berbusana putih.
Perempuan berbaju putih berkata dengan datar: "Sangat langka Putra Mahkota Qin Bai berada dalam kondisi sendirian. Kesempatan sebaik itu pun tidak berhasil membunuhnya. Ke depannya akan semakin sulit untuk membunuhnya. Berdasarkan laporan intelijen yang kami dapat, Qin Bai masih terus mengenang Han Sen dan ingin membawanya pulang ke ibu kota kerajaan. Meski ditolak, dia belum kecewa. Han Sen pasti akan memasuki ibu kota Qin Besar suatu saat nanti. Selama kita bisa mengikutinya, tidak akan sulit untuk mendekati Qin Bai di kemudian hari."
"Tapi bukankah Anda tidak perlu mengambil risiko sendiri? Biarkan bawahan saya yang pergi," Su Ling cepat-cepat berkata.
Perempuan itu menggelengkan kepala: "Han Sen itu misterius, bukan manusia biasa. Bahkan saya pun tidak yakin bisa menanganinya, apalagi kalian. Kali ini hanya saya yang bisa pergi sendiri."
Terhenti sejenak, perempuan itu bertanya lagi: "Sudahkah kamu menyelesaikan tugas yang kuperintahkan?"
"Sudah, Hantu Rakshasa sudah menghilang dari dunia ini," jawab Su Ling dengan sikap serius.
“Bagus, semua berjalan sesuai rencana.” Perempuan berbaju putih mengangguk puas.
Saat hari keberangkatan tiba, Ning Jing membawa dua anggota baru: seorang perempuan bertopeng setan malam berbaju hitam, dan remaja berbaju zirah megah.
Ning Jing memperkenalkan perempuan hitam itu sebagai "Hantu Pemenggal" yang mereka rekrut dengan harga selangit.
Tapi perkenalan remaja berbaju ziraj itu membuat Han Sen dan yang lain tercengang.
Remaja ini ternyata adalah sosok yang dua hari lalu mendapatkan darah Tuhan lengkap dan memicu fenomena Yao Lian!
Han Sen hanya tahu namanya Ouyang Qiu Shan dari klan besar Ouyang di Kota Suci Wan Gu. Ia akan ikut ekspedisi ke Gunung Suci Wan Gu.
Alasan Ning Jing membawanya? Itu di luar pengetahuan Han Sen.
Ouyang Qiushan meraih kesuksesan di usia remaja, memiliki darah dewa yang lengkap. Meski secara lahiriah terlihat memiliki protokol dan tata krama yang luar biasa, namun kesombongan yang terpancar dari dalam tulangnya tak bisa disembunyikan.
Ouyang Qiushan hanya mementingkan Ning Jing, sementara sama sekali tidak mempedulikan orang lain.
Han Sen tak punya minat pada Ouyang Qiushan. Sekalipun ia hanya mewarisi darah Anak Dewa Yao Lian, bahkan andai sang Anak Dewa Yao Lian sendiri datang, Han Sen hanya akan membuatnya menjerit "Ayah" dalam pertarungan.
Rombongan akhirnya berangkat menuju Gunung Suci Wan Gu. Bagian awal perjalanan dipimpin oleh pasukan Ning Jing. Baru setelah mencapai lokasi perkiraan, Guru Yang diperlukan untuk mengalkulasi posisi akurat.
Jalur masuk mereka ke Gunung Suci Wan Gu berbeda arah dengan tempat Han Sen sebelumnya keluar. Hal ini membuat Guru Yang menghela nafas lega, memastikan Ning Jing bukan mencari Peninggalan Kaisar Qin.
Baru berjalan tidak lama, suara raungan monster yang aneh terdengar dari hutan pegunungan di depan, mirip tangisan bayi, juga seperti teriakan liar kucing, membuat hati pendengarnya sangat tidak nyaman.
Ning Jing menjelaskan: "Di Gunung Suci Wan Gu yang jarang dikunjungi manusia, banyak telur gen dari aliran tanah yang telah menetas dan bersembunyi di pegunungan. Di antara pegunungan terpencil dan rawa-rawa luas ini, tak terhitung benih gen mengerikan yang ada. Semua harus lebih berhati-hati selama perjalanan dan saling membantu."
