Han Sen bilang tidak pergi, tapi di hatinya sudah bertekad harus melihat sendiri.
Guru Yang juga tidak tahu banyak, hanya memberi gambaran umum. Untungnya meski kuil leluhur keluarga kerajaan dijaga ketat, setiap tahun saat upacara persembahan leluhur ada ritual. Orang biasa memang tidak boleh mendekat, tapi bisa merekam dari jauh. Jadi di internet ada cukup banyak data video.
Setelah menonton beberapa video online, Han Sen akhirnya mengetahui posisinya dan gambaran umum bentuk kuil leluhur tersebut.
"Kuil leluhur ini mirip sekali dengan Kuil Logam yang dulu diperbaiki Taiyi." Han Sen memandangi kuil dalam video dengan perasaan terkejut.
Selain terlihat lebih kuno, penampilan keseluruhan Kuil Leluhur ini sangat mirip dengan Kuil Logam, hanya saja yang tertulis di atasnya adalah empat karakter "Da Qin Zu Miao" (Kuil Leluhur Qin Agung), bukan "Kuil Logam".
Han Sen secara khusus pergi ke lokasi kuil leluhur, mengamatinya dari kejauhan. Awalnya ingin masuk diam-diam, tapi sama sekali tidak mungkin.
Tapi sekarang agak berbeda. Banyak bagian kuil yang telah ambruk. Meski ada pengawal yang berpatroli bergantian, area runtuh di kuil seluas ini terlalu banyak, mustahil semua titik dijaga terus-menerus.
Han Sen tidak berani mendekat agar tidak menarik perhatian. Hanya berputar mengelilingi kuil dari jarak jauh, lalu alisnya berkerut tanpa disadari.
Penjagaan kuil ini terlalu ketat, ditambah peralatan pantauan lengkap berbagai jenis. Sekarang dia juga tidak bisa menggunakan teknik gen, mustahil bisa menyusup diam-diam ke dalam kuil.
Entah apakah ini ilusi, Han Sen terus merasa seolah ada sesuatu di dalam Kuil Leluhur yang memanggilnya, membuatnya sangat ingin segera masuk ke dalam.
Sayangnya sekarang sama sekali tidak bisa masuk, Han Sen terpaksa sementara meninggalkan niat memasuki kuil itu, memutuskan untuk kembali dulu mencari solusi.
Dalam perjalanan pulang, Han Sen melihat beberapa jajanan khas di pinggir jalan yang terlihat sangat menggoda. Melihat jam sudah hampir waktu makan siang, dia membeli beberapa untuk dibawa pulang.
Sesampainya di tempat tinggal, dia memanggil Guru Yang, Jian Bugu dan yang lain untuk makan bersama. Hanya Li Bingyu yang tidak ada. Lima orang duduk mengelilingi meja. Saat Han Sen baru saja mengambil sepotong makanan mirip pai, Jian Bugu tiba-tiba mengulurkan tangan menghentikannya.
"Barang ini tidak bisa dimakan," kata Jian Bugu.
"Apa ada masalah dengan pai-pai ini?" Han Sen menurunkan pai yang sudah di mulutnya, memandang Jian Bugu sambil bertanya.
Jian Bugu mengangguk pelan: "Di alam semesta, jenis benih gen sangat beragam. Apapun tingkat kelangkaannya, setiap benih gen memiliki karakteristik uniknya sendiri. Jika bisa dimanfaatkan dengan baik, sekalipun benih gen level rendah bisa menunjukkan fungsi yang sangat besar. Seperti peribahasa yang sering dikatakan: Hanya ada guru gen sampah, tidak ada benih gen sampah."
"Maksudmu di dalam ini ada benih gen?" Han Sen mengerutkan kening.
Jian Bugu menyuruh beberapa orang meletakkan pai, lalu melanjutkan: "Jika aku tidak salah lihat, semua pai ini mengandung cacing pemakan organ dalam. Begitu masuk ke dalam tubuh, mereka akan cepat berkembang biak, menjadi parasit yang menggerogoti organ dalam, sampai seluruh isi perut habis dimakan. Orang itu pun mati. Meski ini hanya gen level Marquis, sejak zaman kuno banyak petarung kuat pemilik Bibit Gen Dewa yang tewas karena cacing ini. Tapi telur gen cacing pemakan organ dalam sendiri sangat langka. Entah siapa yang punya permusuhan sebesar ini sampai rela menggunakan cacing ini untuk membunuhmu, itupun langsung enam ekor sekaligus."
"Cacing Pemakan Organ Dalam!" Guru Yang berubah pucat pasi, jelas-jelas tahu betapa mengerikannya makhluk itu.
Han Sen juga berubah pucat. Dirinya sendiri tentu tidak takut dengan serangga pemakan organ, tapi manusia di Kekaisaran Alam Semesta berbeda. Para jagoan di sini meski sangat kuat, mengandalkan kekuatan benih gen yang bisa menghancurkan langit-bumi, namun fisik mereka sendiri tidak terlalu kuat. Hanya sedikit diperkuat setelah mendapat balas budi dari benih gen. Dibandingkan dengan orang yang berevolusi diri seperti Han Sen, intensitas fisik mereka jauh tertinggal.
Serangga pemakan organ sama sekali tidak berguna bagi Han Sen, tapi bagi Guru Yang dan yang lain ini adalah bencana. Bahkan Jian Bugu sekalipun, jika tidak waspada dan sampai organ dalamnya diserang serangga ini, akan mengalami masalah yang cukup serius.
Jian Bugu mengambil pisau makan, memotong pai, lalu dengan hati-hati membuka isian daging di dalamnya. Seketika terlihat seekor serangga kecil mirip wijen hitam bercampur dalam isian daging. Tanpa pengamatan seksama, sama sekali tidak akan terlihat. Apalagi siapa yang akan membelah pai sedikit-sedikit untuk diperiksa saat memakannya?
Ekspresi semua orang sangat suram, wajah Han Sen bahkan lebih masam lagi. Jika tidak ada Jian Bugu di sini, Guru Yang dan yang lainnya pasti sudah celaka.
"Tidak perlu khawatir. Meski cacing pemakan organ dalam mengerikan, selama tidak masuk ke tubuh, mereka akan tetap dalam keadaan dorman dan tidak berbahaya." Jian Bugu dengan cermat mengeluarkan enam cacing dari pai. Enam larva hitam seperti wijen itu diam tak bergerak dalam mangkuk.
"Bisakah kita selidiki siapa pelakunya?" Han Sen bertanya dengan wajah merengut.
Jian Bugu menggelengkan kepala: "Seandainya ada benih gen Cermin Surgawi, kita bisa melacak hubungan antara cacing-cacing ini dengan tuannya. Sayangnya benih gen semacam itu sangat langka di seluruh Kekaisaran Qin Besar."
"Bagaimana jika mereka berhasil masuk ke tubuh? Apakah tuannya akan merasakan?" Han Sen menatap Jian Bugu penuh tanya.
“Begitu cacing pemakan organ dalam masuk ke tubuh dan diaktifkan, tuannya secara alami akan bisa merasakannya. Biasanya, dengan kecepatan reproduksi cacing ini, dalam tiga hari saja organ dalam seseorang akan habis dimakan.” Kata Jian Bugu.
Han Sen mengangguk pelan, lalu mengulurkan tangan untuk menangkap enam cacing pemakan organ dalam tersebut. Ia lalu berbalik dan berjalan keluar.
Setelah meninggalkan tempat itu, Han Sen langsung melemparkan enam cacing itu ke mulutnya dan menelannya, kemudian melanjutkan langkah ke luar.
“Berhasil!” Lou Jiu yang selama ini bersembunyi di sekitar hotel segera merasakan aktivasi cacing pemakan organ dalam, hatinya langsung berbunga-bunga.
Tak lama kemudian ia merasakan pergerakan cacing-cacing itu. Diam-diam ia mengikuti, dan melihat Han Sen keluar sendirian dari hotel. Alisnya berkerut halus: “Aneh, kenapa semua enam cacing itu ada di dalam tubuhnya?”
Tapi setelah dipikir ulang, ini justru menguntungkan. Dengan semua cacing masuk ke perut Han Sen, kematiannya hanya akan semakin cepat.
Lou Jiu sama sekali tidak percaya ada yang bisa bertahan hidup setelah memakan cacing pemakan organ, jadi dia pun tak curiga pada hal lain.
"Anak muda, salahkan dirimu sendiri yang nekat melawan Tuan Jin." Lou Jiu diam-diam menyeringai dingin, mengandalkan indra deteksi auranya untuk terus menguntit Han Sen dari belakang.
Dia masih harus mengambil serangga delapan nada yang termutasi, jadi terpaksa mengikuti Han Sen sambil menunggu kematiannya sebelum merebut benda itu.
Lou Jiu bisa merasakan cacing pemakan organ berkembang biak dengan cepat di tubuh Han Sen, jumlah yang mencengangkan membuatnya bergumam: "Sepertinya hanya butuh setengah hari untuk menyelesaikan tugas ini. Dengan prestasi ini, pastinya akan mendapat hadiah besar dari Tuan Jin. Mungkin kali ini aku bisa mendapatkan binatang mematikan itu."
Mengikuti Han Sen berputar-putar di jalan sebentar, melihat Han Sen malah masih membeli berbagai makanan di jalan dengan sikap layaknya foodie, Lou Jiu diam-diam menyeringai dingin: "Benar-benar barang tak tahu hidup mati, sampai sekarang masih makan mati-matian, persis seperti babi, rakus sekaligus bodoh."
Tiba-tiba, ekspresi Han Sen berubah drastis. Ia menutup perut sambil berjongkok di tanah, lalu dengan susah payah menyeret tubuhnya berlari ke arah Rumah Sakit.
Setelah berlari melewati satu blok, ia berbelok masuk ke sebuah gang sempit lalu terjatuh sambil merapatkan diri menjadi bola tengkurap merintih, seluruh badannya gemetar hebat seolah tak bisa bertahan lebih lama.
Melihat gang sepi tanpa orang, Lou Jiu merasa situasi ini sesuai keinginannya. Tak lagi bersembunyi, ia langsung masuk ke gang dan mendekati Han Sen.
"Di kehidupan berikutnya, lahirkanlah dengan mata yang lebih awas. Jangan berselisih dengan orang yang tak seharusnya kau tentang!" Lou Jiu mengulurkan tangan untuk meraba Han Sen, namun tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres.
Menurut logika, setelah organ dalam dimakan oleh cacing pemakan organ, pasti akan memuntahkan darah. Tapi anehnya, tidak ada jejak darah sama sekali terlihat pada dirinya.
Lou Jiu diam-diam merasa sesuatu tidak beres. Baru saja ingin mundur, tiba-tiba melihat tubuh Han Sen di tanah melesat bangkit. Dalam sekejap, Han Sen sudah berada di hadapannya, satu tangan mencekik lehernya dan mengangkat tubuhnya ke udara.
