Ekspresi Li Bingyu langsung memerah, melompat dari tubuh Han Sen seolah tersengat listrik. Ia menyambar handuk mandi putih dan membalut tubuhnya sebelum keluar dari ruangan Han Sen.
Kekuatan raksasa iblis besar itu terlalu hebat. Itu adalah kekuatan yang memaksa bertindak meski tahu mustahil. Semua yang terjadi tadi sebenarnya ia pahami, namun tetap tak mampu menahan godaan Setan dari dasar hati itu.
Li Bingyu tahu itu kekuatan benih gen, namun tak menyadari keberadaan raksasa iblis besar. Dengan natural ia menghubungkan persoalan ini dengan balas dendam Gongshu Zhi.
"Sialan Gongshu Zhi, kalau mau balas dendam pada Han Sen silakan cari dia sendiri, masa menggunakan benih gen rendahan seperti ini padaku." Li Bingyu kembali ke kamarnya dengan ekspresi wajah yang sangat masam, memikirkan berbagai perilaku memalukan yang baru saja diperlihatkannya di hadapan Han Sen, rasanya ingin mencari lubang tanah untuk menyelinap.
Setelah Li Bingyu pergi, Han Sen mengamati sekeliling ruangan namun tidak lagi melihat sang raksasa iblis besar. Anggota ini benar-benar muncul dan menghilang secara misterius, bahkan penglihatan Han Sen pun tidak bisa menemukan lokasi tubuh aslinya.
"Harus mencari cara untuk mengetahui keberadaannya, kalau tidak akan terus merasa tidak nyaman dengan makhluk penghantu yang terus menghantui di sekitarku ini." Han Sen diam-diam mengerutkan kening, namun untuk sementara belum menemukan solusi yang efektif.
Mengeluarkan sebutir telur salamander cahaya murni, meletakkannya di telapak tangan, mencoba mengaktifkannya dengan tenaga jalur ilahi naga darah untuk melihat apakah bisa diubah menjadi benih gen eksklusif jalur ilahi naga darah.
Sayangnya hasilnya membuat Han Sen agak kecewa, mungkin karena ada konflik sifat antara jalur ilahi Naga Darah dengan Pure Light Salamander yang saling menolak, sehingga tenaga tidak bisa menyatu ke dalamnya.
Tidak bisa berbuat apa-apa, Han Sen terpaksa meneteskan setetes darahnya di atas telur Pure Light Salamander. Tak lama kemudian, telur itu pun menetas dengan cepat.
Bayi Pure Light Salamander yang baru menetas tampak seperti kecebong besar berwarna putih giok. Posturnya masih kecil, cakarnya ramping, seluruh tubuhnya semi-transparan bagai ukiran giok hangat, dengan sikap yang sangat imut dan mini.
"Memperoleh Benih Gen Level Raja: Pure Light Salamander." Pemberitahuan suara tepat waktu berbunyi.
Han Sen mencoba bergabung dengan Pure Light Salamander. Karena masih fase bayi, tenaganya sangat lemah. Han Sen hanya merasakan aliran energi murni menyatu ke dalam raganya, lalu di atas kepalanya muncul sepasang antena putih giok.
Begitu ada benih gen memasuki cakupan tertentu, antena putih mengkilap itu akan merasakan, dan berdasarkan sifat berbeda benih gen, antena juga akan berubah warna.
Meski antena itu tidak memalukan malah terlihat lebay dan imut-imut konyol, Han Sen sulit menerimanya. Langsung terpisah dari pure light salamander, membiarkannya mempertahankan postur aslinya, lalu menaruhnya di kantong bajunya.
Sekalipun tidak bergabung, pure light salamander sendiri bisa merasakan kedatangan benih gen. Han Sen mencoba memanggil Hantu Darah, antena pure light salamander langsung berubah merah darah.
Karena masih fase bayi, cakupan persepsi pure light salamander sangat terbatas, sekitar 10 meter saja, tapi bagi Han Sen sudah cukup.
Di sini adalah Ibu Kota Qin Besar, bukan area liar. Cukup waspada terhadap serangan diam-diam saja.
“Tidak tahu apakah Pure Light Salamander bisa merasakan keberadaan raksasa iblis besar?” Han Sen menatap dengan seksama Pure Light Salamander, melihatnya tidak menunjukkan reaksi apapun saat ini. Entah itu karena raksasa iblis besar tidak ada di sini, atau karena ia tidak bisa mendeteksinya.
“Dengan Pure Light Salamander, tingkat keamanan jauh lebih tinggi. Tapi tetap harus secepatnya membuat Guru Yang memperoleh Darah Dewa.” Han Sen sudah memutuskan untuk membawa Guru Yang ke Kuil Dewa Yu besok pagi-pagi benar.
Di dalam Kediaman Gongshu, seorang pelayan tua tergesa-gesa datang menghadap Gongshu Zhi.
“Tuan, dari hotel datang kabar bahwa mereka tidak bisa menemukan sampel kulit atau rambut Han Sen.” Pelayan tua itu berkata dengan ekspresi masam.
“Bagaimana mungkin tidak ditemukan? Apa mereka tidak memperhatikan dengan saksama saat bekerja?” Wajah Gongshu Zhi langsung menjadi suram.
Pelayan tua itu cepat-cepat berkata: "Bukan mereka tidak serius bekerja, hamba juga sudah menyamar sebagai petugas kebersihan dan masuk ke kamar Han Sen, tapi di dalam ruangannya tidak ditemukan sehelai rambut pun atau jaringan tubuh, bahkan sedikit serpihan kulit kepala juga tidak ada. Sepertinya dia sudah waspada sejak lama."
"Kalau begitu, berarti dia juga jagoan di bidang ini." Gongshu Zhi mengerutkan kening halus: "Bagaimana kabar Aya?"
"Aya adalah teman dekat Feng Feifei. Beberapa hari ini dia tinggal di rumah Feng Feifei dengan alasan merayakan ulang tahunnya. Seharusnya tidak sulit mendapatkan rambut Feng Feifei, percaya sebentar lagi akan dikirim ke sini." Pelayan tua itu buru-buru menjawab.
"Kalau begitu, biarkan dulu si bajingan kecil Feng Feifei itu turun menemani Jin'er." Sorot mata Gongshu Zhi memancarkan kilatan dingin.
"Tuan, jika tidak bisa mendapatkan rambut atau kulit tubuh Han Sen, benih sihir Siming tidak bisa digunakan. Bagaimana kita melawannya?" Pelayan tua itu bertanya dengan khawatir.
Gongshu Zhi tersenyum dingin: "Aku telah merantau di Alam Semesta Raya selama lebih dari seratus tahun, tak terhitung jalur ilahi dahsyat yang telah kugali. Benih gen kuat yang kuperoleh bukan cuma satu benih sihir Siming. Membunuh seseorang itu mudah. Urus dulu si bajingan Feng Feifei itu, baru kita hadapi dia nanti."
Keesokan paginya, Han Sen berangkat ke Planet Guya bersama Guru Yang.
"Yang Mulia, wilayah di depan ini berpola Harimau Berbaring di Bukit. Di bawahnya pasti ada aliran tanah. Pantas disebut Ibu Kota Negara, aliran tanahnya lebih banyak daripada Gunung Suci Abadi." Tak berjalan lama, Guru Yang menunjuk ke sebuah bukit di depan.
Han Sen menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Kedatanganku kali ini bukan untuk aliran tanah."
Guru Yang tertegun sejenak: "Bukan untuk aliran tanah? Lalu mengapa Yang Mulia membawa hamba ke sini? Apakah ada urusan penting untuk didiskusikan?"
Han Sen bicara santai: "Ini bukan hal besar. Aku menemukan sebuah kuil tak bertuan di pegunungan. Ada perlindungan dewa di sana, jadi kubawa kamu untuk memohon, lihat apakah bisa mendapat Darah Dewa."
Yang Fuzi tersenyum pahit: "Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia. Selama puluhan tahun ini, hamba sudah mengunjungi banyak kuil tapi tak satu pun berhasil mendapatkan Darah Dewa. Setelah diperiksa seorang jagoan, gen hamba ternyata terlalu buruk untuk mendapat perhatian dewa. Sudah lama hamba pasrah, Yang Mulia tak perlu repot lagi."
"Karena sudah sampai sini, tak ada salahnya mencoba." Han Sen tersenyum tenang.
Melihat keteguhan Han Sen, Yang Fuzi tak bisa berkata-kata lagi. Tapi sama sekali tidak berharap apa-apa dari perjalanan ini.
Di masa mudanya dulu, dia memang pantang menyerah. Entah berapa kuil sudah dikunjunginya - tidak seratus pun delapan puluh. Namun akhirnya benar-benar putus asa, tak satu dewa pun yang mau menganugerahinya setetes darah suci.
Han Sen mengikuti jalan rahasia yang ditunjukkan oleh Yu Xian, menuju gunung suci yang bercahaya tanpa menemui risiko apa pun.
Kadang-kadang bertemu beberapa benih gen, Han Sen hanya perlu menunjukkan aura Hantu Darah-nya untuk menakuti mereka pergi.
Tak lama kemudian, mereka tiba di depan gunung besar yang memancarkan cahaya suci. Gunung itu berkilau seperti tempat asal matahari, dipenuhi aura keagungan yang menyelimuti segala penjuru.
