"Xiao Yin, kenapa kabur ke sini?" Feng Feifei mendatangi Feng Yinyin dengan wajah berseri, bersikap ramah.
Ia memang selalu menyayangi Feng Yinyin, apalagi hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia sama sekali tidak akan mencaci, meski hatinya tidak senang melihat Feng Yinyin membawa Han Sen dan kawan-kawannya ke sini, tapi tak juga ditunjukkannya.
Feng Yinyin hendak menjawab tiba-tiba terpekik kaget melihat Feng Feifei: "Bibi, hidungmu berdarah!"
Feng Feifei tertegun sejenak, mengeluarkan saputangan dan mengusap bagian bawah hidungnya. Tercetaklah noda darah segar di atas kain putih bersih itu.
"Mungkin karena panas dalam." Feng Feifei tidak merasakan kelainan pada tubuhnya. Setelah mengeringkan darah hidung, ia menarik tangan kecil Feng Yinyin sambil berkata: "Xiao Yin, ayo ke aula jamuan makan. Waktu ulang tahunmu hampir tiba. Kali ini, Xiao Gu punya hadiah yang sangat spesial untukmu."
Usai berkata, ia menoleh ke Han Sen dan si botak: "Kedua tamu juga dipersilakan menikmati minuman dan hidangan di aula."
"Xiao Yin, hari ini ulang tahunmu?" Han Sen hanya tahu hari ini ulang tahun Feng Feifei, tidak menyangka Feng Yinyin juga merayakannya.
"Setelah lewat pukul dua belas barulah ulang tahunku. San Mu, temani aku merayakannya ya!" Feng Yinyin menggandeng Feng Feifei dengan satu tangan, sementara tangan satunya menarik Han Sen, berjalan riang menuju aula.
Feng Feifei terkejut. Ia tak mengerti mengapa Feng Yinyin begitu akrab dengan Han Sen. Sorot matanya yang tertuju pada Han Sen seakan sedang memandang seorang brengsek yang membujuk anak di bawah umur.
Han Sen langsung mengabaikan sorot mata Feng Feifei. Feng Feifei terpaksa sambil berjalan sambil bertanya pada Feng Yinyin: "Xiao Yin, kapan kamu punya teman seperti ini? Kok tante tidak tahu?"
"Baru kenal di jamuan makan. Belum sempat memperkenalkan ke tante. Tapi gapapa, nanti masih banyak waktu untuk saling kenal. Ayo cepat ke aula! Aku penasaran banget mau lihat hadiah spesial dari tante." Feng Yinyin menarik kedua orang itu menuju aula.
Kehilangan sang tokoh utama Feng Feifei, banyak orang sedang mencari jejaknya. Saat Feng Yinyin masuk sambil menggandeng Feng Feifei dan Han Sen dengan kedua tangannya, beberapa orang mulai mengerutkan kening.
"Feifei, Xiao Yin, kalian ke mana saja?" Situ Ya mendekat dengan senyum manis, menatap Feng Feifei dan Feng Yinyin.
"Nggak ada-ada. Cuma menyiapkan hadiah untuk Xiao Yin," jawab Feng Feifei.
"Ini siapa?" Situ Ya memperhatikan tangan lain Feng Yinyin yang masih menggandeng Han Sen, lalu bertanya lagi.
Dalam ingatannya di lingkaran atas Ibu Kota, sepertinya tidak ada sosok seperti itu. Yang ada di samping adalah Xia Yufei si botak yang memberinya kesan baik.
Meski Xia Yufei adalah murid Guru Wei, sayangnya bakatnya biasa saja dan latar belakangnya tidak menonjol, sama sekali tidak layak masuk ke lingkaran eksklusif mereka.
"Ini San Mu, temanku." Kata Feng Yinyin sambil menarik Han Sen duduk di meja utama.
Di pertemuan seperti ini, posisi duduk setiap orang sudah dijadwalkan sebelumnya. Yang bisa duduk di meja utama hanyalah sosok ilahi Ibu Kota.
Kini Feng Yinyin menarik Han Sen duduk di meja utama, menguasai satu posisi tepat di sisinya - formasi kiri-kanan dengan Feng Feifei - langsung membuat pandangan banyak orang memancarkan ketidakwajaran.
Dengan kebingungan, Situ Ya melirik Feng Feifei yang hanya menghela pasrah. "Tuan Han adalah teman Yinyin yang sengaja diundang untuk merayakan bersama," jelas Feifei.
"Semua orang yang mendengar ini langsung paham bahwa Han Sen duduk di sini bukanlah arahan Feng Feifei, melainkan karena kenaifan Feng Yinyin yang membawa teman secara tak terduga. Hati mereka pun mulai memaklumi.
Situ Ya menatap Han Sen sambil tersenyum bahagia bertanya: "Bisa menjadi teman Xiao Yin, pasti Anda adalah pria luar biasa. Boleh tahu dari keluarga mana Tuan Han berasal?"
"Aku lahir dari Gunung Suci Wan Gu." Jawaban Han Sen ini benar adanya. Dia memang menetas dari telur di Gunung Suci Wan Gu, tempat yang pantas disebut tanah kelahirannya.
Mendengar ini, ekspresi para bangsawan kerajaan semakin aneh. Banyak sorot mata yang mulai menyiratkan olok-olok.
Asal-usul bangsawan sejati biasanya akan menyebut garis darahnya. Paling tidak, harus memiliki satu kota wilayah kekuasaan.
Han Sen menyebut Gunung Suci Wan Gu yang cuma nama tempat, membuktikan dia hanyalah penduduk gunung biasa, bahkan tak punya satu kota pun."
Identitas seperti ini di Kekaisaran Qin Besar hanya sedikit lebih tinggi dari budak. Sekalipun memiliki Darah Dewa, tanpa latar belakang, biasanya sulit mencapai prestasi besar. Mampu menjadi penguasa kota di masa depan sudah dianggap sebagai pencapaian luar biasa.
Tapi penguasa kota di tempat seperti ini sama sekali tidak ada artinya. Pejabat penting yang bisa datang ke sini, siapa di antara mereka yang tidak memiliki beberapa kota di bawah kendalinya?
"Ternyata Tuan Han berasal dari tempat yang begitu jauh. Pasti ada Transaksi Besar di Kota Giok, bukan?" Situ Ya menatap Han Sen dengan ekspresi seolah tersenyum tapi juga menangis.
Dia sebenarnya tidak ingin menargetkan Han Sen. Meski Han Sen dibawa oleh Feng Yin Yin, tapi tetap tamu Feng Feifei. Jika bisa membuat Han Sen memalukan diri, reputasi Feng Feifei juga akan ternoda.
"Situ Ya dan Feng Feifei sama-sama biduanita, sekaligus sahabat karib. Orang lain mengira mereka adalah saudari baik, namun sebenarnya Situ Ya sangat iri pada Feng Feifei. Jika tidak demikian, dia tidak mungkin membantu Gongshu Zhi diam-diam menjatuhkan Feng Feifei."
"Hanya karena pencitraan Situ Ya sangat sempurna, Feng Feifei masih terus menganggapnya sebagai saudari baik."
"Bukan transaksi besar, hanya membuka toko online yang menjual gen." Han Sen menjawab jujur.
"Mendengar ini, Situ Ya dan para pejabat penting menunjukkan ekspresi meremehkan. Meski ada toko gen online yang berjalan baik, bagaimanapun bagusnya, tetap dianggap tidak masuk peringkat."
"Seperti Perusahaan Dagang Lv, toko gen level tinggi yang sesungguhnya sama sekali tidak akan berjualan secara online."
"Ternyata Tuan Han seprofesi dengan hamba. Dengan segala keterbatasan, toko gen yang hamba kelola bernama Tianzheng. Tidak tahu toko Tuan Han disebut apa? Menjual gen level berapa?" Seorang pangeran muda tersenyum manis sambil mengibaskan kipas kertas.
Ekspresinya tidak seperti sedang berdiskusi dengan Han Sen, lebih mirip sedang mengganggu mainan seperti kucing kecil atau anjing.
"Nama toko online saya adalah Sebuah Toko Kecil, baru buka belum lama. Sekarang fokus menjual gen level Viscount dan Pangeran," jawab Han Sen.
Semua orang tertawa mendengarnya. Sang pangeran muda bahkan terbahak, "Benar-benar sebuah toko kecil! Jangan-jangan Tuan Han berniat memberi hadiah ulang tahun Yin Yin berupa gen dari tokonya sendiri?"
"Tepat seperti itu." Mereka semua mengira Han Sen mustahil memberikan hadiah memalukan di hadapan Feng Feifei. Siapa sangka dia benar-benar punya niat seperti itu.
"Aku jadi sangat menanti-nanti hadiahmu," sindir Aya.
Tapi sepertinya dia sadar telah merendahkan martabat, tidak melanjutkan omongan. Setelah semua duduk, para tamu di meja utama asyik mengobrol. Hanya Han Sen yang diacuhkan, kecuali Yin Yin yang sesekali bicara padanya.
Bukan juga mereka sengaja mengabaikan Han Sen, melainkan karena seorang penduduk pegunungan yang membuka toko online sama sekali tidak mungkin menyatu ke dalam lingkaran mereka. Lingkaran yang berbeda memang tidak memiliki topik diskusi bersama, alami saja tidak ada yang sengaja menjalin hubungan dengan Han Sen.
