"Apakah kamu benar-benar Dewi Bulan sang pendiri Guanghan Jing? Tunggu... Kamu bilang Suku Wu... Kamu juga berasal dari alam semesta genetik... Tidak... Kamu tidak dikenai penolakan oleh tenaga dunia ini..." Han Sen memandangi wanita berbaju putih dengan keraguan dan kecemasan.
Wanita berbaju putih tidak menjawab, hanya kembali mengulurkan jarinya menunjuk Han Sen. Tapi kali ini, aura di tubuhnya tiba-tiba berubah drastis. Seolah ada dua kekuatan yang sama sekali berbeda mengkristal di ujung jarinya, membuat bulu kuduk di seluruh tubuh Han Sen berdiri tegak dalam sekejap.
Han Sen melihat dengan jelas - Dewi Bulan ternyata bisa mengoperasikan Guanghan Jing ortodoks dan versi terbaliknya secara bersamaan. Dua kekuatan ini menyatu menjadi satu kesatuan, menciptakan tenaga mengerikan yang bahkan membuat Han Sen sendiri merasakan kengerian yang tak terperi.
Secepat itu, cahaya putih menyala-nyala mengalir di seluruh tubuh Han Sen. Semua tenaga terkikis oleh cahaya itu, memasuki status tubuh Super God saat satu pukulan menghadang jari giok Dewi Bulan.
Tenaga mengerikan itu menggeser posisi Dewi Bulan, tapi Han Sen juga merasakan dingin ekstrem yang menusuk tulang pada tinjunya. Saat menunduk melihat, ternyata di tinjunya muncul luka besar yang memancarkan hawa dingin. Meski tidak sampai merusak tulang, hal ini tetap membuat Han Sen merinding.
Dalam status tubuh Super God sekalipun, ternyata masih bisa terluka. Kekuatan Dewi Bulan mungkin tidak kalah dari Qin Xiu, bahkan mungkin lebih kuat lagi.
“Lho, ini kekuatan apa yang kamu miliki? Ternyata bisa menahan Kekuatan Pemecah Batas-ku?” Ekspresi terkejut muncul di wajah Dewi Bulan.
Han Sen hendak membantah, tiba-tiba merasakan fluktuasi semakin hebat di ruang sekelilingnya, aura kengerian besar sedang turun ke dunia.
“Si menyebalkan itu datang, kita cari tempat lain untuk bicara.” Dewi Bulan menyembunyikan aura-nya, menggerakkan tangannya. Li Bingyu yang terbekukan dan si botak langsung dibawanya kabur.
Han Sen tahu ini pertanda Tuhan turun ke dunia. Ia terpaksa menyembunyikan tenaganya, menggunakan Sayap Emas Suci untuk terbang mengikuti Dewi Bulan.
Baru saja mereka kabur, seorang Tuhan dengan aura menakutkan turun. Matanya mengamati sekeliling tapi tak menemui target. Tatapannya jatuh pada sebatang pohon Mei kering yang sudah layu, wajahnya langsung pucat: "Bahaya! Yashhen Wuyue telah bangkit lagi. Aku harus segera kembali melapor pada Yang Mulia!"
Tanpa jeda, Tuhan itu kembali melesat ke angkasa dan menghilang dalam sekejap mata.
"Dewi Bulan mendarat di sebuah planet tak berpenghuni. Melihat Han Sen mengikutinya, dia menatapnya dengan penuh minat: 'Tak kusangka selain Qin Xiu, masih ada yang bisa berpindah antar dua dunia. Siapa sebenarnya kau?'"
"Namaku Han Sen, seorang manusia. Aku berteman baik dengan Han Yufei dari Suku Wu. Yang Mulia sebagai anggota Suku Wu, kenapa berada di tempat ini?" Han Sen menyebut nama Han Yufei.
"Kitab Guanghan Jing-mu, apakah diajarkan Yufei padamu?" Dewi Bulan tidak menjawab, malah balik bertanya.
"Bukan." Han Sen menjelaskan secara singkat prosesnya mempelajari Teknik Kulit Es dan Tulang Giok.
Dewi Bulan mengangguk pelan: "Meskipun bukan warisan resmi Suku Wu, tapi karena kau menerima warisan Kuil Bulan, kau bisa disebut muridku. Sayangnya kau bukan anggota Suku Wu."
Sebelum Han Sem sempat bicara, Dewi Bulan bergumam seolah pada diri sendiri: "Apakah anggota Suku Wu atau bukan, apa bedanya?"
"Apakah Yang Mulia masih dianggap bagian dari Suku Wu sekarang?" Hati Han Sen berdebar saat mengajukan pertanyaan ini sambil menatap Dewi Bulan.
Dewi Bulan menggelengkan kepala halus: "Aku sudah lama bukan Suku Wu, Dewi Bulan telah mati. Di kehidupan ini hanya ada Ye Shen Wuyue."
Han Sen langsung paham maksudnya, memandang Dewi Bulan dengan raut penuh keanehan: "Mungkinkah Yang Mulia masih menyimpan kenangan kehidupan sebelumnya setelah terlahir kembali?"
Dewi Bulan mengangguk: "Benar. Di kehidupan lalu meski gagal memecahkan siklus, aku tidak seperti makhluk biasa yang berubah menjadi roh murni dalam siklus. Masih menyimpan tanda milikku sendiri, ini bisa disebut kelangsungan hidup yang unik."
"Apakah Yang Mulia tahu sebenarnya apa yang terjadi dengan siklus dua dunia itu?" tanya Han Sen.
Dewi Bulan melirik Han Sen, barulah membuka mulut: "Samsara dua dunia ini sebenarnya bukanlah siklus kehidupan murni. Lebih tepat disebut sebagai siklus roh. Hanya roh yang mampu bereinkarnasi antar dua dunia. Roh itu sendiri bersifat murni, tanpa kenangan maupun emosi. Di kehidupan ini kau adalah manusia, namun begitu maut menjemput, rohmu akan bereinkarnasi ke dunia lain. Seluruh informasi yang membentuk 'dirimu' di sini telah terhapus. Hanya roh polos yang memasuki dunia lain untuk regenerasi, membentuk kehidupan baru yang mungkin manusia atau entitas kehidupan lain. Yang pasti, itu bukan lagi dirimu. Roh bisa bereinkarnasi tanpa batas, tapi kesadaranmu tidak."
"Lalu bagaimana dengan para dewa? Bagaimana mekanisme mereka?" Han Sen mengejar bertanya.
Dewi Bulan merenung sejenak: "Siklus roh tak berujung di dua dunia ini... Tidakkah kau merasakan ada aroma yang familiar dari pola ini?"
"Maksudmu mesin abadi?" Han Sen pernah merenungkan masalah ini sebelumnya. Siklus kehidupan antar dua dunia memang mirip mesin tak kenal henti yang beroperasi selamanya.
"Bagus, memang mesin abadi, tapi kenyataannya kita semua tahu mesin abadi tidak ada. Eksperimen mesin abadi yang disebut-sebut itu, sebenarnya sedikit banyak selalu ada campur tangan kekuatan pihak ketiga." Dewi Bulan berkata.
"Maksud Anda, para Tuhan adalah kekuatan pihak ketiga yang memastikan mesin abadi bisa beroperasi?" Han Sen bertanya dengan raut wajad penuh keanehan.
"Tidak sepenuhnya begitu, tapi setidaknya sebagian memang benar. Tuhan akan menghambat makhluk-makhluk yang terlalu kuat, bahkan menghapus faktor interferensi yang tidak stabil. Contohnya Qin Xiu, dan juga aku." Di sini Dewi Bulan kembali melirik Han Sen: "Situasimu saat ini membuatku bingung. Secara teori, kamu dan Qin Xiu sama-sama perusak keteraturan, sangat mungkin memicu ketidakseimbangan fungsi mesin abadi alam semesta ini, bahkan berpotensi menyebabkan pembinasaan total. Dulu ketika Qin Xiu berada di alam semesta genetik, jika bukan karena perlindungan ras kami, mungkin dia sudah dihapus oleh Tuhan. Melalui perjuangan berat yang tak terhitung kali nyaris mati lalu hidup kembali, barulah dia bisa menstabilkan diri di alam semesta genetik."
"Tapi kamu yang jelas-jelas perusak keteraturan kosmos ini, malah tidak ditargetkan oleh para dewa, masih bisa bebas menjelajah sembarangan, bahkan berani terang-terangan merusak hukum alam semesta. Jika Qin Xiu melakukan hal sepertimu, dia pasti sudah dihapuskan berkali-kali." Dewi Bulan menatap Han Sen dengan sorot mata yang semakin penuh keanehan.
"Mungkin karena ada gen Qin Xiu dalam tubuhku, jadi aku juga bisa disebut manusia di alam semesta ini." Han Sen kembali menceritakan asal-usulnya secara sederhana.
"Sama sekali tidak mungkin karena alasan itu. Gen garis keturunan Qin Xiu dalam raga-mu sudah sangat tipis. Sekalipun kau anak kandung Qin Xiu, merusak aturan seperti ini tetap tidak akan ditoleransi para dewa." Dewi Bulan berkata tegas, "Tubuhku sudah menjadi manusia dunia ini, hanya menyimpan tanda kehidupan sebelumnya, tapi sudah dianggap sebagai musuh bebuyutan oleh para dewa. Apalagi dirimu."
"Mungkinkah karena aku pernah menyelamatkan dunia?" gumam Han Sen lirih.
“Apa yang pernah Kamu selamatkan dari dunia?” Dewi Bulan memandang Han Sen dengan kebingungan.
