"Di mana gen species-nya?" Han Sen melihat rumput menguliti tapi tak menemukan makhluk penjaganya.
“Kalau kamu bisa melihat sejauh itu, lihatlah ke wajah manusia kecil di pusat rumput menguliti itu.” ujar si botak.
Han Sen memperhatikan lebih seksama, langsung menemukan keanehan. Awalnya ia mengira manusia kecil di pusat rumput itu memiliki fitur wajah, tetapi setelah diamati lebih teliti, ternyata itu sama sekali bukan organ wajah, melainkan kupu-kupu berwarna darah dengan pola mengerikan. Kupu-kupu itu hinggap di wajah manusia rumput itu, pola di punggungnya bagaikan sepasang mata, sementara tubuhnya mirip hidung manusia kecil.
Shenyi Gongzi menyambung pembicaraan: "Meski rumput kulit terlihat mistis, tapi pada akhirnya tetaplah sejenis rumput. Inti rumputnya hanya mirip bayi, bukan bayi sungguhan, sehingga tentu tidak memiliki indra seperti mata atau hidung. Sebenarnya yang menempel di wajah boneka rumput itu adalah spesies gen bernama kupu-kupu mata darah. Kupu-kupu mata darah biasa berlevel Marquis, tingkatannya tidak terlalu tinggi. Namun jika muncul kupu-kupu mata darah pemimpin, levelnya akan naik jadi Adipati. Jika muncul Raja Kupu-Kupu Mata Darah, itu berarti sudah level Raja."
"Bahkan kupu-kupu mata darah level Raja seharusnya tidak menyulitkan Tuan, kan?" Han Sen jelas tidak percaya Shenyi Gongzi sampai tidak bisa melawan spesies gen level Raja sekalipun.
Shenyi Gongzi tersenyum pahit: "Saudara Han, kau terlalu menganggap tinggi diriku. Meski level kupu-kupu mata darah tidak tinggi, tapi mereka memiliki satu kemampuan dahsyat. Tanpa tenaga khusus untuk menangkalnya, bahkan Bibit Gen Tingkat Dewa pun bisa terjebak dalam ilusinya."
"Oh, kemampuan apa itu?" tanya Han Sen yang mulai penasaran.
Shenyi Gongzi menatap si botak sambil berkata: "Saudara Xia adalah penerus Guru Wei, dalam hal ini lebih paham daripada saya. Biarlah Saudara Xia yang menjelaskan."
Si botak juga tidak rendah hati, langsung berkata: "Kupu-kupu mata darah sangatlah aneh. Meski namanya mengandung kata 'mata', sebenarnya bukan kekuatan visual melainkan gen species berunsur racun. Serbuk racun yang dikeluarkannya memiliki efek halusinasi yang kuat. Begitu menempel di kulit atau terhirup melalui hidung dan mulut, akan menimbulkan halusinasi yang membuat korban tewas tanpa disadari. Efek halusinasinya sendiri sebenarnya masih bisa diatasi. Asal bergabung dengan gen species yang cukup kuat, atau menggunakan gen species dengan kemampuan defensif tipe perisai, kita bisa terhindar dari pengaruh serbuk racun halusinasi tersebut."
Terhenti sejenak, si botak melanjutkan: "Tapi pola unik di sayapnya yang mirip mata itu memiliki kemampuan khusus. Jika merasa ada musuh mendekat, pola mata di sayapnya akan memancarkan cahaya redup berwarna darah. Kilauannya tak terlalu menyilaukan, bagai kunang-kung merah biasa. Namun siapapun yang menyaksikan kilau merah itu—sekalipun Bibit Gen Tingkat Dewa—bisa terjebak dalam halusinasi."
"Bagaimana jika tidak melihat?" tanya Han Sen.
"Percuma!" jawab si botak. "Seperti sudah kukatakan sebelumnya, kupu-kupu mata darah bukan makhluk mata, melainkan berunsur racun. Kilau merah itu sebenarnya racun mematikan. Sekalipun kau menutup mata dan tidak melihat, selama terpapar cahayanya, halusinasi tetap akan menyergap. Untuk kupu-kupu mata darah level biasa mungkin masih bisa ditangkal. Tapi jika ada yang mencapai level Raja, bahkan Bibit Gen Tingkat Dewa pun bisa tumbang tak berkutik bila lengah."
Di tengah pembicaraan, tiba-tiba melihat seekor ular raksasa selebar drum air merangkak dari bawah tebing dan menerobos masuk ke platform.
Han Sen seketika melihat pemandangan seperti yang diucapkan si botak: pola mata di punggung kupu-kupu mata darah itu berbinar-binar, seolah-olah semua orang-orangan sawah membuka mata merah menyala.
Ular raksasa yang awalnya menantang dengan gagah itu membuka mulut ingin menelan orang-orangan kulit, tapi siapa sangka sebelum mulut ularnya menyentuh mereka, ia sendiri justru berhenti.
Lalu Han Sen dan rombongannya menyaksikan adegan mengerikan: ular raksasa itu tiba-tiba menjadi gila, menggigit raganya sendiri bahkan menelan ekornya sendiri, hingga separuh tubuhnya tertelan ke dalam raga, membentuk cincin ular yang terlihat sangat mengerikan.
Bzzzt!
Melihat kupu-kupu merah darah berterbangan ke segala arah, bagaikan awan darah yang menerjang ular raksasa tak bergerak itu. Dalam sekejap, tubuh ular itu hanya tersisa tulang belulang setelah digerogoti.
Di bawah kekuatan mata darah yang tersisa, tulang-tulang itu dilempar ke jurang gunung.
Han Sen mengikuti pandangan ke bawah jurang. Mata Raja Merak-nya berkilauan menembus kabut pegunungan, seketika menyaksikan tumpukan tulang berbagai makhluk di dasar lembah bagai gunung. Entah berapa banyak benih gen yang telah ditelan mata darah lalu dibuang ke sana.
"Mata darah yang luar biasa!" Han Sen tak kuasa mengeluarkan decak kagum.
Shenyi Gongzi melanjutkan, "Berdasarkan pengamatanku, dalam kelompok mata darah ini tidak hanya telah lahir Raja, tapi mungkin juga ada satu Raja mutan level tertinggi."
"Ada hal seperti ini?" Si botak tercekat ketakutan.
Shenyi Gongzi tersenyum pahit: "Sejujurnya, saya memiliki benih gen Kodok Penangkal Racun. Meski benih gen ini hanya level Raja, namun paling efektif menahan kekuatan genetik berunsur racun. Awalnya saya mengira bisa membersihkan mata darah dengan benih gen ini, tapi ternyata ada satu mata darah level Raja yang bermutasi di sana. Nyaris nyawa saya melayang, akhirnya terpaksa meminta bantuan Saudara Han."
"Skill gen Kodok Penangkal Racun berupa 'Perisai Anti Racun' bisa memecahkan berbagai skill berunsur racun. Jika bahkan itu tak mampu menahan racun Raja Kupu-Kupu Mata Darah, memang mungkin ada kupu-kupu raja yang bermutasi." Si Botak mengangguk.
"Konon Saudara Han memiliki Hantu Darah yang tak hanya kebal segala racun, tapi juga bisa memecahkan segala mantra. Untuk ekspedisi ini, hanya Saudara Han yang bisa melakukannya." Shenyi Gongzi menatap Han Sen.
"Kalau begitu, aku akan mencobanya." Han Sen menempatkan Bao'er di samping, memanggil Hantu Darah untuk bergabung. Raga yang sebelumnya sudah bergabung dengan Raja Merak Tiansayap Emas dan terlihat angker itu, kini diselimuti lapisan aura darah, membuatnya tampak semakin misterius bagaikan setan tampan yang keluar dari Neraka.
Sebenarnya dengan kekuatan raga Han Sen, seharusnya bisa mengabaikan tenaga Kupu-kupu Mata Darah. Tapi karena Shenyi Gongzi dan yang lain sedang mengawasi, Han Sen tak ingin terlihat terlalu vulgar.
"Kalian tunggu di sini, aku akan segera kembali." Begitu kata Han Sen, kedua sayap besar di punggungnya bergetar, membawanya terbang menuju platform yang dipenuhi rumput menguliti.
Dalam sekejap, Han Sen telah melayang di atas platform. Pola mata pada sayap Kupu-kupu Mata Darah yang kembali ke rumput menguliti itu tiba-tiba berpendar, bagaikan lentera-lentera kecil merah darah yang memancarkan kilau merah mengerikan.
Hanya saja kilau merah itu sama sekali tidak berpengaruh pada Han Sen, tidak bisa menembus aura darah yang terbentuk oleh Hantu Darah.
Han Sen juga melihat banyak partikel darah halus di udara, mungkin itu adalah serbuk racun halusinogen dari kemampuan lain Kupu-Kupu Mata Darah.
Bagi Han Sen, racun itu sama sekali tak berguna. Begitu Han Sen mendarat di platform, kawanan kupu-kupu darah langsung beterbangan dalam jumlah besar. Di antara ribuan Kupu-Kupu Mata Darah, Han Sen melihat satu ekor yang aneh.
Ukuran dan bentuk Kupu-Kupu Mata Darah sama persis, baik yang level Marquis maupun Duke. Selain perbedaan kekuatan tenaga, tidak ada perbedaan fisik yang terlihat.
Tapi kupu-kupu itu benar-benar berbeda. Meski ukurannya sama dengan yang lain, warnanya ungu menyala.
"Itu pasti Kupu-Kupu Raja Darah Termutasi?" gumam Han Sen dalam hati.
