Han Sen mencoba mengusapnya dengan tangan, tapi garis hitam itu seolah tertanam di bawah kulit dan tidak bisa diusap hilang.
"Bao'er juga punya di lehernya," si botak malah menunjuk Bao'er dan berseru.
Han Sen mengerutkan kening halus, melirik leher Bao'er yang putih salju. Ternyata ada tambahan garis hitam di sana.
Sebenarnya bukan hanya Bao'er. Dengan cepat mereka menemukan bahwa keempat orang itu tanpa disadari telah memiliki garis hitam di leher mereka.
Ekspresi Li Bingyu agak memprihatinkan: "Jika saya tidak salah lihat, garis hitam ini sangat mirip dengan garis pemenggalan dalam legenda."
"Apa itu garis pemenggalan?" Han Sen dan si Botak sama-sama menatap Li Bingyu.
"Botak, sebagai murid Guru Wei, kamu pasti pernah mendengar legenda Dafuzi Tiankuang dari Kerajaan Qi kan?" Li Bingyu tidak langsung menjawab, malah balik bertanya pada si Botak.
"Pernah. 300 tahun yang lalu, Dafuzi Tian dari Qi termasyhur di seluruh dunia. Dia menggali tak terhitung jalur ilahi dahsyat. Reputasinya saat itu bahkan melebihi guru terhormatku sekarang, bisa dibilang sebagai Dafuzi nomor satu di Tujuh Kerajaan." Si Botak berhenti sejenak, lalu menatap Li Bingyu. "Ada banyak kisah legenda tentang Dafuzi Tian seumur hidupnya. Yang mana yang kamu maksud?"
"Yang terakhir." Jawab Li Bingyu.
Botak membeku sejenak: "Yang terakhir, bukanlah legenda di mana Tabib Tian membawa murid-murid kepercayaannya menggali jalur ilahi besar, namun tak pernah kembali, hilang tanpa kabar, dan ratusan muridnya tak satu pun terlihat lagi di dunia ini?"
"Benar, itu yang kumaksud." Li Bingyu mengangguk.
"Lalu apa istimewanya? Tabib Tian menemukan jalur ilahi rahasia, mengumpulkan sebagian besar muridnya untuk menggali, tapi akhirnya menghilang." Botak memandang Li Bingyu dengan bingung, tak mengerti maksudnya mengangkat cerita ini.
Li Bingyu tersenyum pahit: "Itu hanya satu versi legenda. Aku pernah dengar versi lain. Konon setelah membawa ratusan murid ke lokasi jalur ilahi, Tabib Tian menggali nonstop semalaman. Namun tanah di sana berwarna gelap pekat dan sangat keras, sampai tujuh hari tujuh malam menggali baru bisa menembus kurang dari tiga meter. Tepat di saat itu, mereka menemukan genting batu kehijauan."
Si botak belum pernah mendengar kelanjutan legenda itu. Sama seperti Han Sen, ia menegakkan telinga menyimak kisah Li Bingyu.
Li Bingyu melanjutkan, "Guru Besar Tian dan murid-muridnya merasa aneh. Tempat mereka menggali jalur ilahi adalah planet tak bernyawa, bagaimana mungkin ada genteng batu? Mereka terus menggali, dan segera menemukan bangunan lapuk yang terkubur di bawah tanah. Saat seluruh struktur berhasil digali, terlihat plakat batu di depan pintu bertulis empat karakter: Kuil Kepala Terpenggal."
Mendengar ini, si botak meragukan, "Kuil seharusnya abadi takkan hancur. Petarung kebal dari Tujuh Kerajaan pun tak mampu menghancurkannya. Bagaimana mungkin jadi reruntuhan terkubur? Ini pasti lelucon!"
“Guru Besar Tian dan yang lainnya saat itu juga berpikir demikian, apalagi di dalam kuil tidak ada patung dewa. Mereka mengira itu hanyalah tiruan kuil buatan pendahulu. Lagipula posisi jalur ilahi tepat berada di bawah Kuil Kepala Terpenggal, mereka terpaksa membongkar kuil itu lalu melanjutkan penggalian. Tapi tepat di hari kedua setelah mereka merobohkan Kuil Kepala Terpenggal, garis hitam tipis muncul di leher semua orang.” Suara Li Bingyu bergetar saat menceritakan bagian ini.
Botak refleks menggigil, tangannya meraba-raba lehernya sendiri.
Li Bingyu melanjutkan: “Garis hitam itu tidak sakit maupun gatal, juga tidak menimbulkan kelainan apa pun. Bahkan Guru Besar Tian tak bisa menemukan tanda-tanda aneh. Segala cara telah dicoba tapi sulit dihilangkan. Hal mengerikan terjadi di hari kedua berikutnya – beberapa murid dipenggal kepalanya saat tertidur, dengan bekas tebakan yang persis berhimpitan dengan garis hitam di leher mereka. Sejak itu, siapa pun yang tertidur akan dipenggal kepalanya tanpa disadari.”
"Guru Besar Tian memerintahkan para muridnya untuk mengawasi ketat seorang murid yang tidur. Awalnya murid tersebut takut untuk tidur, namun manusia tetaplah manusia. Seberapapun kuatnya, mereka harus tidur. Akhirnya ia limbung dan tertidur. Para pengawas pun menyaksikan pemandangan mengerikan dan misterius: Saat murid itu tertidur, garis hitam di lehernya tiba-tiba terputus seolah ditetak kapak, darah segar mengalir deras. Tapi para pengawas sama sekali tidak melihat makhluk hidup apapun di sekitar."
"Guru Besar Tian telah mencoba segala taktik, namun tetap gagal menemukan asal-usul garis hitam. Akhirnya dengan terpaksa, ia memutuskan untuk membius seorang murid yang kelelahan lalu menguliti kulit lehernya demi memutus jaringan kulit. Tapi siapa sangka, garis hitam ternyata tidak hanya ada di kulit - malah meresap sampai ke daging dan tulang! Menguliti kulit sama sekali tidak berguna. Akhirnya murid malang itu tetap dipenggal saat tertidur."
"Begitulah, selama ada yang tertidur pasti akan dipenggal kepalanya. Bagaimana mungkin manusia tidak tidur? Sehebat apa pun manusia, bisa bertahan 10-15 hari tidak tidur, bisa memaksakan diri sebulan bahkan dua bulan, tapi mustahil tidak tidur selamanya. Begitu mereka tertidur, sulit lolos dari kematian. Akhirnya Guru Besar Tian dan seluruh muridnya tewas dipenggal tanpa terkecuali. Garis hitam di leher itu pun dijuluki Garis Pemenggalan."
Si Botak merinding, tersenyum dipaksakan: "Ini cuma dongeng. Kalau benar Guru Besar Tian dan kawan-kawannya tewas semua, siapa yang menyebarkan cerita dan legenda Garis Pemenggalan ini? Lagipula kami tidak menggali Kuil Pemenggalan mana pun! Garis hitam di leher kami jelas bukan Garis Pemenggalan itu."
"Aku juga berharap begitu, tapi ini terlalu mirip dengan legenda Garis Pemenggalan." Kata Li Bingyu dengan sikap serius, sama sekali tidak bercanda.
Han Sen mengerutkan kening halus: "Anggota Sky Rider yang mati sebelumnya tidak dipenggal, juga tidak ada kabar tentang garis hitam di leher mereka."
"Betul! Kita tidak menggali kuil, juga tidak merobohkannya. Bagaimana mungkin kita menantang dewa pemenggalan?" Meski berkata begitu, suara Botak gemetar. Tangannya terus mengusap garis hitam di lehernya, tapi tak kunjung hilang.
Han Sen jelas tidak percaya legenda karma. Jelas ini ulah kekuatan tertentu. Yang mengejutkan, kekuatan ini bahkan bisa membuat dia dan Bao'er terkena efek bersama. Ini benar-benar tidak biasa.
Li Bingyu menghela napas pelan: "Sekalipun bukan Garis Pemenggalan, pasti ada masalah besar. Kalau tidak, Badak Penangkal Bala milik Botak tidak mungkin sama sekali tidak bereaksi."
"Bagaimanapun, lebih baik kita kembali dulu. Biar Shifu memeriksa. Mungkin orang tua itu tahu apa sebenarnya garis hitam ini." Botak menelan ludah gugup.
Di tengah percakapan, tiba-tiba Botak menjerit keras. Kedua tangannya menutupi lehernya. Garis hitam di lehernya ternyata mulai mengeluarkan darah segar yang menetes.
"Gila, bukannya kepala baru terpenggal kalau tertidur?" teriak Botak sambil memegangi lehernya yang terasa membara, wajahnya dipenuhi kepanikan.
