Setelah menelan jenazah Burung Suara Gelombang, kilau keemasan pada tubuh Raja Merak semakin berkilau. Ia membuka paruhnya dan mengeluarkan kicauan merdu ke arah Zhong Miaoyin.
Seketika terlihat gelombang suara getar menyebar, ternyata itu adalah gelombang suara getar dari Burung Suara Gelombang.
Han Sen terkejut bukan main. Orang lain mungkin mengira Raja Merak Tiansayap Emas sejak awal sudah bisa mengeluarkan gelombang suara getar, tapi Han Sen sangat paham, dari tiga skill gen asli Raja Merak Tiansayap Emas, tidak ada satupun yang bertipe suara. Mustahil dia bisa menggunakan gelombang suara getar.
Zhong Miaoyin cepat-cepat mengerahkan tenaga untuk melawan gelombang suara getar. Untungnya dia sering menggunakan gelombang suara getar, sangat familiar dengan kekuatannya, dan tahu cara memecahkannya.
"Diam!" Zhong Miaoyin melontarkan satu kata, seolah memiliki kekuatan ilahi tak terbatas. Gelombang suara getar itu tak bisa lagi memasuki area tiga meter di depannya.
Penggemar Zhong Miaoyin yang melihat kewibawaan ilahinya langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, berteriak-teriak memuji.
Namun, Zhong Miaoyin sendiri justru terkejut dalam hati. Teriakan yang barusan dikeluarkannya sebenarnya menggunakan Teknik Gabungan Gen Makhluk Suara Magis "Blokir Suara Magis". Teknik ini paling efektif menahan Gelombang Suara Burung Suara. Saat dulu berlatih bersama Burung Suara, Blokir Suara Magis bisa langsung menghentikan gelombang suara.
Tapi kali ini, Blokir Suara Magis hanya bisa melindungi area tiga meter di sekitarnya, tidak mampu menghentikan gelombang suara. Ini membuktikan kekuatan gelombang suara Raja Merak Tiansayap Emas jauh melampaui Burung Suara.
Saat Zhong Miaoyin tercengang, bulu ekor merak keemasan di punggung Raja Merak Tiansayap Emas tiba-tiba mengembang. Berubah menjadi layar merak keemasan yang memancarkan ribuan sinar, berubah menjadi hujan panah padat yang menghujani Zhong Miaoyin.
"Zhong Miaoyin sudah sangat kelelahan menahan getaran gelombang suara, sambil bertahan dari serangan itu dia sama sekali tidak punya tenaga lagi untuk menghadapi hujan panah yang mengerikan dari segala arah. Meski hati dipenuhi kekecewaan, terpaksa dia mengakui kekalahan dan keluar dari medan pertempuran berbintang, sehingga terhindar dari krisis menjadi landak berduri."
"Astaga, hanya dengan satu benih gen saja bisa mengalahkan Zhong Miaoyin yang merupakan salah satu dari Tiga Diva!"
"Benih gen itu sebenarnya apa sih? Sungguh mengerikan."
"Entah siapa pemilik benih gen itu. Seekor benih gen saja sudah sekuat ini, bagaimana jika dia sendiri yang turun bertarung? Tidak terbayang seberapa dahsyatnya."
Orang-orang berusaha mencari tahu nama lawan Zhong Miaoyin. Tapi setelah melihat, mereka justru bingung. Nama "Zhao Cai" jelas nama samaran. Meski kata "Dewa Kekayaan" terkesan asli, tapi tidak ada yang pernah mendengar dewa kuat bernama itu.
Sementara orang-orang dari Kerajaan Yan yang melihat nama "Dewa Kekayaan" justru terkejut besar.
“Bagaimana umat Dewa Kekayaan ini bisa sekuat ini? Koin emas sebelumnya hanya dengan mengacungkan jari langsung membunuh Feiyan Daoke. Kali ini, Zhao Cai bahkan hanya mengirim satu benih gen saja sudah mengalahkan Zhong Miaoyin yang merupakan salah satu dari Tiga Biduanita Qin...”
“Sebenarnya Dewa Kekayaan itu Tuhan seperti apa? Kenapa semua pengikutnya begitu kuat?”
“Sepertinya harus mengunjungi Kuil Dewa Kekayaan.”
Selain warga Yan, sekarang ada yang mulai memperhatikan dewa bernama Dewa Kekayaan ini. Setelah menyelidiki daftar peserta, ternyata masih ada tiga umat Dewa Kekayaan yang melanjutkan pertandingan.
Salah satunya bernama Jinbi, ternyata dialah yang menyingkirkan Yan Beifei.
Yuanbao dan Zhaocai juga terus menanjak dengan kemenangan telak. Yang lebih mengerikan, mereka sendiri sama sekali tidak muncul - hanya mengandalkan benih gen saja sudah menghancurkan lawan dengan mudah.
Perhatian terhadap Dewa Kekayaan dan koin emas mereka meningkat drastis karena pertempuran ini, namun Han Sen dan kawan-kawan sama sekali tidak menyadarinya. Atau sekalipun tahu, tidak akan mereka pedulikan.
Saat ini Han Sen sedang mempelajari Raja Merak Tiansayap Emas. Di antara skill gen Raja Merak Tiansayap Emas, ternyata terdapat tambahan gelombang suara getaran yang jelas diserapnya dari burung suci gelombang suara.
"Raja Merak Tiansayap Emas ternyata memiliki kemampuan seperti ini? Jika dia menelan cukup banyak benih gen, bukankah dia bisa memiliki jutaan skill gen?" Sejak awal Han Sen sudah merasa Bai Mo tidak mungkin menaruh gen biasa di dalam tungku batu.
Dulunya Bai Mo, setelah mengabdi pada Qin Xiu, mencari metode untuk menghidupkan kembali Qin Wan'er. Dari sebuah sekte kuno, dia menemukan kristal hitam dan tungku batu bertuliskan Genetika Naratif.
Kristal hitam dibawa Qin Xiu ke alam semesta genetik, sedangkan tungku batu tetap dipegang Bai Mo untuk dipelajari.
Bai Mo sudah lama mati, namun telur Raja Merak Tiansayap Emas terus-menerus ditempa api tanah dalam tungku batu siang dan malam, baru menetas saat Han Sen berhasil merebutnya.
Meski Raja Merak Tiansayap Emas sudah menjadi benih gen top, Han Sen selalu merasa bahwa sekedar telur gen Tingkat Dewa hasil mutasi rasanya tidak sebanding untuk dikoleksi secara khusus oleh Bai Mo.
Dengan status dan kedudukan Bai Mo, menyimpan sebutir telur gen legendaris di sana pun tidaklah berlebihan, tapi anehnya yang ada dalam tungku batu justru Raja Merak Tiansayap Emas.
"Sepertinya Raja Merak Tiansayap Emas ini sama sekali tidak sesederhana penampilan luarnya." Han Sen tiba-tiba tidak bisa membayangkan fungsi apa yang dimiliki makhluk ini, hanya bisa menunggu performanya di kemudian hari.
Tapi satu hal yang pasti sekarang: Raja Merak Tiansayap Emas bisa menelan benih gen lain untuk terus berevolusi. Adapun arah evolusinya nanti apakah menjadi entitas dewata atau benih gen legendaris, itu di luar kemampuan Han Sen untuk menilai saat ini.
Han Sen dan trio-nya terus meraih kemenangan beruntun, menghancurkan segala rintangan hingga masuk dalam 100 besar. Nama samaran "Dewa Kekayaan" yang mereka gunakan kini telah menggema di Tujuh Kerajaan.
Para pejabat penting Tujuh Kerajaan diam-diam membuat hipotesis: Level apa sebenarnya Tuhan yang disebut Dewa Kekayaan ini? Bagaimana mungkin para umat beriman-Nya begitu kuat? Ditambah lagi, apa asal-usul Koin Emas, Yuan Bao, dan Zhao Cai - mustahil orang-orang penting seperti mereka tidak dikenal sebelumnya.
Feng Feifei kembali ke Kastil Kuno Keluarga Phoenix dengan kepala tertunduk lesu. Meski telah berusaha keras, nasib buruk membuatnya bertemu dengan jagoan ternama yang sesungguhnya, sehingga performanya terhenti di luar 100 besar.
Namun Feng Feifei tidak terlalu kecewa. Alasan utama dia buru-buru kembali ke Kastil Kuno Keluarga Phoenix adalah untuk bertanya pada Feng Yinyin: Apakah dia mengenali Koin Emas, Yuan Bao, dan Zhao Cai?
Kini banyak orang sedang berdiskusi intensif tentang Dewa Kekayaan dan trio ini. Feng Feifei juga ingin tahu asal-usul mereka.
Karena hari ini tidak ada pertandingan, Feng Yinyin kebetulan berada di rumah. Saat ditarik dan diinterogasi oleh Feng Feifei, Feng Yinyin pun berkata: "Tiga orang itu? Tentu saja aku tahu."
"Mereka siapa?" tanya Feng Feifei penasaran.
"Yaitu San Mu, Bao'er, dan aku." Feng Yinyin menunjuk hidungnya sendiri.
"Apa? Kalian? Kamu yang mana?" Feng Feifei memandang Feng Yinyin dengan raut wajah penuh keanehan.
"Julukanku adalah Zhao Cai." Feng Yinyin menjawab jujur.
"Dari mana kamu mendapatkan benih gen burung merak yang kuat itu?" Feng Feifei mengawasi Feng Yinyin sambil bertanya lagi, ekspresinya menunjukkan ketidakwajaran.
"San Mu yang meminjamkannya padaku." jawab Feng Yinyin.
Ekspresi Feng Feifei semakin aneh. Meski mulutnya diam, hatinya bergejolak: "Han Sen dan Xiao Yin tidak punya hubungan darah, tapi dia memperlakukan Xiao Yin sebaik ini. Jangan-jangan dia tertarik pada Xiao Yin? Tapi Xiao Yin masih anak-anak, mana bisa..."
