"Han Sen, sebenarnya ada urusan apa kamu mencariku?" Qin Bai menarik Han Sen menjauh dari gerbang Kastil Kuno Keluarga Phoenix baru mulai bertanya.
"Yang Mulia Putra Mahkota, apakah Anda pernah mengunjungi Kuil Leluhur?" Han Sen menatap Qin Bai sambil bertanya.
"Tentu saja. Setiap tahun saat upacara leluhur, harus berlutut berjam-jam, membenturkan kepala ke tanah dan membawa barang persembahan. Sungguh menyebalkan!" Qin Bai tampak tidak menyukai kenangannya tentang Kuil Leluhur, wajahnya menunjukkan ekspresi jijik sebelum bertanya heran: "Kenapa kamu tanya ini?"
Han Sen tersenyum dan berkata: “Konon di dalam Kuil Leluhur tersembunyi harta yang sangat hebat. Yang Mulia Putra Mahkota tahu apa itu?”
“Dengar omong kosong siapa itu? Bagaimana mungkin ada harta di tempat seperti Kuil Leluhur? Di sana hanya ada sebuah kuil dan Patung Leluhur Klan Huangji, plus beberapa perangkat ritual persembahan. Selain itu tidak ada apa-apa, mana mungkin ada harta?” Qin Bai yang rutin ikut upacara leluhur setiap tahun jelas tahu isi Kuil Leluhur.
“Benarkah tidak ada sama sekali?” Han Sen merasa kecewa. Jika jenazah Wan'er benar disembunyikan Qin Xiu di Kuil Leluhur dulu, pasti ada petunjuk kecil yang tersembunyi, tak mungkin bersih tanpa jejak.
Qin Bai mengernyit: “Kalau sesuatu yang aneh... ada. Tapi itu bukan harta, melainkan sebuah sumur.”
“Sumur apa?” Sorot mata Han Sen langsung berbinar.
Qin Bai berpikir sejenak lalu berkata: "Kuil Leluhur memiliki satu aula utama dan dua sayap dengan total tiga ruangan. Di aula utama dipajang patung leluhur, di sayap kiri terdapat altar para kaisar sebelumnya. Namun di sayap kanan sama sekali tidak ada altar, hanya terdapat sebuah sumur kuno berbentuk segi delapan. Di bibir sumur itu terukir dua karakter 'Tian Ming' (Takdir Langit) yang merupakan tulisan tangan leluhur sendiri. Karena itu sumur itu dinamakan Sumur Takdir Langit, ada juga yang menyebutnya Sumur Nasib Kerajaan."
Setelah terdiam sejenak, Qin Bai melirik ke sekeliling untuk memastikan tidak ada orang asing, lalu berbisik pada Han Sen: "Konon sumur itu sangat misterius. Di bibir sumurnya tertancap rantai besi sebesar lengan yang menjulur berliku masuk ke dalam sumur. Legenda mengatakan di ujung rantai itu terkunci binatang suci penjaga nasib Kekaisaran Qin Besar. Sejak kecil aku selalu mendengar cerita bahwa dengan adanya makhluk suci itu yang menekan nasib baik untuk kita, Kekaisaran Qin akan tetap jaya selama ribuan generasi."
Hati Han Sen langsung berbunga-bunga, dalam hati berpikir: "Jika benar tubuh Wan'er berada di Kuil Leluhur, maka tempat yang paling mungkin adalah di Sumur Takdir Langit itu."
Memikirkan ini, Han Sen berkata pada Qin Bai: "Harta hebat yang kudengar itu pasti berada di dalam Sumur Takdir Langit."
Qin Bai menggelengkan kepala seperti ombak: "Tidak mungkin! Entah ada Binatang Suci Penjaga Aliran di Sumur Takdir Langit atau tidak, yang pasti tempat itu memang sangat mistis. Konon sejak Leluhur memakmurkan Qin, di era Kaisar II, putra sang Kaisar Kedua yang nakal diam-diam buang air kecil di sumur itu saat ritual penghormatan leluhur. Sejak itu Kerajaan Qin merosot puluhan tahun, hampir binasa. Karena insiden ini, para kaisar selalu menggunakan cerita ini untuk mengajari anggota keluarga kerajaan agar tidak berani menghujat Sumur Takdir Langit. Kalau bukan karena ritual persembahan ke sumur saat penghormatan leluhur, aku sama sekali tidak akan mendekati tempat itu."
Qin Bai meski agak nakal dan suka memboroskan uang, tapi beberapa hal tetap tidak berani dilakukannya.
"Han Sen, kamu tidak akan ingin memanfaatkan celah Sumur Takdir Langit itu kan? Aku sarankan sebaiknya cepat-cepat batalkan niat ini." Qin Bai melirik ke sekeliling, lalu menarik Han Sen ke sudut dinding sambil berbisik: "Tempat itu sama sekali tak boleh didekati. Ada petarung kuat yang mengerikan menjaganya, merupakan pertahanan terkuat di seluruh Kekaisaran Qin Besar. Bahkan jika tembok Kota Giok runtuh pun, tempat itu takkan mengalami kerusakan sedikit pun. Tanpa izin ayahanda, bahkan aku sendiri pun tak bisa sembarangan mendekat. Meski kamu hebat, kalau nekat masuk ke sana, mungkin nyawamu tak akan kembali."
Qin Bai sebenarnya tulus mengkhawatirkan keselamatan Han Sen. Kalau tidak, takkan sampai membocorkan rahasia Kuil Leluhur.
"Oh, sosok mengerikan apa itu?" tanya Han Sen.
Qin Bai menggelengkan kepala: "Aku juga tidak tahu pasti, ini yang diberitahu ayahanda. Saat upacara persembahan sumur, aku juga tidak melihat ada penjaga di sana. Tapi hal ini benar-benar tak terbantahkan. Ayahanda sendiri yang menyampaikan langsung padaku, pasti tidak ada yang salah. Beliau juga melarangku memberitahu siapapun, dan berkata jika kelak menghadapi kesulitan yang benar-benar tak terpecahkan, saat nyawa terancam, aku bisa kabur ke dalam Kuil Leluhur untuk minta tolong. Pasti ada yang akan menyelamatkanku."
Mendengar penuturan Qin Bai, Han Sen bisa menyimpulkan bahwa di dalam Kuil Leluhur pasti tersimpan sesuatu yang luar biasa. Sekalipun bukan fisik Wan'er yang sebenarnya, pastilah memiliki hubungan erat dengan Negara Qin.
"Di Kuil Leluhur pasti ada makhluk terkuat Qin yang berjaga. Jika memaksakan diri masuk, mungkin hasilnya tidak akan baik." Meski Han Sen kuat, di bawah tekanan hukum alam semesta, dia juga tidak yakin bisa melawan seluruh Kekaisaran Qin Besar.
"Benar-benar pusing!" Hati Han Sen mulai dilanda frustasi ringan.
"Han Sen, jika kamu benar-benar ingin melihat Sumur Takdir Langit itu, tunggulah sampai upacara leluhur. Aku akan membawamu melihat saat itu. Di hari biasa, sekali-kali jangan sembarangan menerobos." Qin Bai menambahkan.
"Saat upacara leluhur, bisakah kau membawaku masuk?" Mata Han Sen berbinar, menatap Qin Bai sambil bertanya.
"Bisa saja. Tapi saat itu hanya anggota wangsa kerajaan, pejabat ritual, dan pelayan khusus yang boleh masuk. Jika kamu benar-benar ingin pergi, kamu bisa menyamar sebagai pelayanku." Qin Bai tersenyum.
"Jangan-jangan para pelayan itu semuanya orang kasim?" Han Sen bertanya dengan raut wajah penuh keanehan.
"Memang semuanya dikebiri." Qin Bai mengangguk.
Meski Han Sen enggan menyamar sebagai kasim, selain cara ini tak ada metode lain untuk mendekati Sumur Takdir Langit itu. Ia pun terpaksa menyetujui.
Setelah bernegosiasi dengan Qin Bai bahwa ia akan dibawa saat upacara leluhur berikutnya, barulah Han Sen membatalkan niatnya untuk masuk paksa ke Kuil Leluhur Qin.
"Han Sen, belakangan Guru Agung Baili dan Jia Taifu selalu sangat keras padaku. Kehidupan kecilku sangat memilukan. Apa kamu punya cara agar mereka tidak terus menargetkuku?" Qin Bai menatap Han Sen dengan ekspresi penuh harapan.
"Mereka menargetkanmu juga karena berharap kamu bisa belajar jadi baik. Kalau semua pelajaran yang mereka ajarkan sudah kamu kuasai, tentu tidak akan ada masalah lagi," Han Sen tersenyum.
"Kamu bicara mudah! Hanya guru agung saja ada enam, belum lagi puluhan pengawal pangeran mahkota. Begitu banyak orang mengajariku, harus belajar ini itu. Sekalipun tidak makan tidak tidur, sampai mati pun takkan sanggup kuselesaikan semuanya!" Wajah Qin Bai masam seperti orang berkabung.
Han Sen pun merasa kasihan. Orang yang suka bersenang-senang seperti Qin Bai ini, terlahir sebagai satu-satunya penerus keluarga kerajaan. Bisa dibayangkan betapa besar harapan Kaisar Jingzhen agar putranya berkembang baik, kelak bisa mewarisi takhta kerajaan.
Orang biasa hanya perlu mempelajari teknik mengendalikan benih gen sudah cukup, tapi Qin Bai sebagai calon kaisar Qin, sekedar bisa mengontrol benih gen jelas tidak memadai. Terlalu banyak hal yang harus dipelajarinya.
"Begini saja, aku baru-baru ini berencana melakukan perjalanan jauh. Coba kamu tanya Kaisar, apakah beliau mengizinkanmu ikut studi tur bersamaku." Han Sen berpikir sejenak lalu berkata pada Qin Bai.
