Gadis itu menunjukkan kegelisahan di matanya, namun tetap mematuhi perintah Imam Besar dan mendekati Sumur Takdir Langit.
Saat mata air darah dalam sumur hampir sepenuhnya menyusut, Imam Besar berseru pada gadis itu: "Jangan takut, lakukan saja seperti yang biasa diajarkan padamu."
"Baik." Gadis itu menjawab, lalu berjalan ke tepi sumur. Ia mengeluarkan pisau ritual dan menggores pergelangan tangannya, meneteskan darahnya ke dalam sumur.
Luka itu tidak besar. Darah menetes seperti keran air yang tidak tertutup rapat, setetes demi setetes jatuh ke dalam Sumur Takdir Langit.
Anehnya, setelah darah gadis remaja itu bersentuhan dengan air sumur, air yang sebelumnya masih mengalir deras pun dengan cepat surut ke bawah.
Han Sen terus-menerus mengintip diam-diam si gadis, namun tak melihat keistimewaan apapun padanya. Seluruh tubuhnya sama sekali tidak memancarkan aura darah dewa maupun benih gen, terlihat seperti orang biasa.
"Bukan keturunan kerajaan klan Qin, juga tak punya darah dewa level tinggi, kenapa harus menggunakan gadis seperti ini untuk ritual darah?" kebingungan mendalam menyelimuti hati Han Sen.
Seiring tetesan darah sang gadis, Sumur Takdir Langit pun perlahan kembali tenang.
Meski lukanya kecil, namun butiran darah yang terus menetes membuat raut wajah gadis itu berangsur-angsur berubah pucat kehijauan.
Tiba-tiba, suara gemerisik rantai besi kembali terdengar dari dalam sumur. Rantai hitam yang patah itu ternyata muncul sendiri dari Sumur Takdir Langit, seperti ular berbisa yang langsung melilit pergelangan tangan gadis yang terluka.
Tubuh gadis itu langsung terseret ke arah sumur. Raut wajah Kaisar Jingzhen dan Imam Besar berubah tegang. Sang Imam Besar bahkan membentak keras, "Cepat... tarik keluar rantainya! Jika kau terseret masuk... sudah pasti mati!"
Gadis itu mengatupkan gigi mencoba menarik rantai dengan kedua tangan. Tapi rantai itu terasa sangat berat. Ditambah darah yang sudah banyak terkuras sebelumnya, upayanya terlihat sangat melelahkan.
Lukadi pergelangan tangannya masih mengucurkan darah yang menetes ke rantai, membuat rantai itu berlumuran darah.
Han Sen masih bingung. Kenapa harus memaksa seorang gadis melakukan ini? Bukankah Kerajaan Qin punya banyak jagoan kuat? Tidak adakah satu pun yang bisa membantu?
Kaisar Jingzhen melihat gadis itu dengan susah payah menarik rantai besi seinci demi seinci ke atas, wajahnya penuh ekspresi terkejut dan gembira. Ia bergumam, "Berapa banyak kaisar perkasa di generasi sebelumnya Qin yang tak mampu menarik rantai itu, bahkan sedikit pun tak bisa diangkat. Namun gadis tanpa tenaga ini justru bisa mengangkatnya. Benar-benar sesuai legenda. Sepertinya ini memang restu leluhur, surga menghendaki Qin jaya..."
Imam Besar di sampingnya juga bersemangat berkata, "Selama ini Qin telah membesarkan begitu banyak gadis yang lahir di tahun, bulan, hari, dan jam yin. Kini akhirnya tidak sia-sia. Barang peninggalan Yang Mulia Leluhur pasti sesuatu yang sangat penting."
Han Sen baru mengerti dari ucapan mereka: Ternyata tidak semua gadis memenuhi syarat. Selama ini Qin telah memelihara tak terhitung gadis seperti ini, namun hanya satu yang berguna di hari penentuan ini.
Karena terus menarik rantai dengan keras, luka di pergelangan tangan gadis itu mengeluarkan darah semakin deras. Wajahnya semakin pucat kehijauan.
Tapi anehnya, semakin banyak darah yang mengalir darinya, rantai besi itu sepertinya semakin ringan. Kecepatan gadis itu menarik rantai di belakangnya juga bertambah cepat.
Dari dalam Sumur Takdir Langit terdengar suara benturan logam, seolah ada benda logam yang menabrak dinding sumur. Dari suaranya, benda itu sepertinya hampir berhasil ditarik keluar.
Sorot mata semua orang tertuju pada mulut sumur. Mereka semua ingin tahu benda apa sebenarnya yang ditinggalkan Kaisar Pertama Qin di dalam Sumur Takdir Langit itu.
Saat terus menarik, terdengar denting ketika sesuatu menghantam tepi sumur. Gadis itu menarik dua kali lagi, tapi ternyata tidak bisa menggerakkan rantai yang tiba-tiba menjadi sangat berat.
"Tarik lebih keras! Harus berhasil dikeluarkan!" Imam Besar itu tak sabar, sangat ingin mengulurkan tangan membantu gadis itu menarik benda dari dalam.
Sayangnya ajaran leluhur menyatakan hanya gadis kelahiran tahun-bulan-hari-jam yin yang bisa menarik rantai. Jika orang lain menyentuh rantai, benda itu akan tenggelam selamanya ke dasar Sumur Takdir Langit dan tak akan pernah muncul ke dunia nyata lagi.
Imam Besar meski memiliki kemampuan yang luar biasa, tak berani mendekat untuk membantu gadis itu, hanya bisa gelisah di samping.
Kaisar Jingzhen saat ini juga dilanda kecemasan, meski raut wajahnya tetap datar, namun kedua tangannya telah terkepal tinju—jelas hati kecilnya tak sesantai yang terlihat.
Qin Bai ikut terbakar rasa penasaran, menjulurkan kepala mencoba mengintip ke arah Sumur Takdir Langit. Sayang dari posisinya berdiri, sama sekali tak terlihat apa yang ada di dalam sumur.
Gadis itu terus mengucurkan darah sambil menarik rantai dengan kuat. Ia sadar: jika tak segera mengeluarkan benda di dalam, darah yang terus mengalir bisa membuatnya mati kehabisan darah.
Gigi mutiara gadis itu hampir terkoyak hingga berdarah. Rantai besi akhirnya bergeser lagi—tertarik sekitar dua kaki sebelum mencapai ujungnya, di mana mata rantai terkait pada sebuah lingkaran logam.
Lingkaran itu terbuat dari logam hitam. Bukan emas, perak, tembaga, atau besi. Jenis logamnya tak diketahui, namun jelas terlihat sangat berat.
Gadis itu terus menarik ke atas. Di bawah gelang logam, terhubung dengan sebuah kotak logam berbentuk kubus.
Mata Kaisar Jingzhen berbinar-binar. Meski sebagai penguasa kerajaan, takdir di dalam kotak itu bisa membuat Qin menyatukan alam semesta, membuatnya tak kuasa menahan gejolak hatinya.
"Cepat, cepat tarik kotaknya keluar!" Kaisar Jingzhen berteriak histeris ke arah gadis itu.
Gadis itu hampir limbung. Tanpa darah dewa atau bantuan Benih Gen, hanya mengandalkan tenaganya sendiri menarik rantai besi sambil kehilangan banyak darah. Andai bukan karena kemauan baja, mungkin sudah pingsan.
Darah merembes dari sudut bibirnya. Kedua tangannya bergantian menarik rantai, badannya perlahan mundur, berhasil mengeluarkan kotak logam dari Sumur Takdir Langit.
Tapi ketinggiannya yang tak terduga - kotak berukuran satu meter persegi itu sudah ditarik setinggi satu setengah meter, namun dasar kotak masih belum terlihat.
Ekspresi Han Sen tiba-tiba berubah aneh. Awalnya dia juga mengira benda itu seperti sebuah kotak, tapi sekarang kotak itu menjadi sangat tinggi. Jika dilihat secara horizontal, kotak ini berubah menjadi persegi panjang.
"Kotak ini semakin lama semakin mirip peti mati dengan desain aneh?" gumam Han Sen dalam hati.
Boom!
Saat Han Sen masih berpikir, kotak itu akhirnya berhasil ditarik sepenuhnya oleh gadis itu dan jatuh ke permukaan tanah di luar sumur.
Baru sekarang semua orang bisa melihat keseluruhan kotak logam hitam yang polos tanpa pola dekoratif apapun.
Dalam posisi horizontal ini, panjangnya sekitar dua meter dengan lebar dan tinggi satu meter. Han Sen semakin yakin benda ini adalah peti mati logam berbentuk aneh.
