Rantai besi yang melilit tangan gadis itu akhirnya terlepas. Gadis itu segera mundur dan memberi hormat kepada Kaisar Jingzhen.
"Bagus, bagus, bagus! Kerjamu luar biasa!" Kaisar Jingzhen tersenyum lebar, mengulangi pujiannya tiga kali.
Kaisar Jingzhen memerintahkan imam untuk membawa gadis itu pergi diobati, sementara dia dan Imam Besar mengamati kotak logam hitam.
Kotak logam persegi panjang itu tidak memiliki pola apapun, namun berbeda dengan peti mati. Tutup peti mati berada di sisi panjang, sedangkan tutup kotak logam ini terletak di ujung yang dipasangi gelang logam.
Antara tutup dan badan kotak dihubungkan oleh pengait logam. Cukup dengan menarik pengait tersebut, tutup seharusnya bisa terbuka.
Tanpa mengetahui bahwa dua pelayan upacara itu adalah Han Sen dan Bao'er yang menyamar, Kaisar Jingzhen mengira semua yang hadir adalah orang kepercayaannya. Tanpa ragu, dia langsung memerintahkan untuk membuka pengait.
Setiap sisi kotak logam memiliki satu pengait yang tidak terkunci. Para imam segera menarik pengait itu, lalu menghela rantai dengan kuat. Tutup pun terbuka.
Namun berbeda dengan dugaan, tutup itu ternyata terhubung dengan sesuatu yang ikut tertarik keluar bersama tutup, menggantung di udara.
Di bawah tutup terlihat sepotong es berbentuk persegi panjang. Tak diketahui bagaimana es itu terbentuk, sangat transparan bagaikan kristal tanpa cacat, memperlihatkan jelas seorang gadis pirang yang terbekukan di dalamnya.
"Ini benar-benar mayat Wan'er!" Han Sen berteriak dalam hati. Gadis dalam es itu sama persis dengan Wan'er saat berambut pirang, hanya saja wajah gadis ini pucat seperti kertas tanpa setetes aura darah atau vitalitas.
Kaisar Jingzhen dan Imam Besar saling pandang. Sebelum membuka kotak logam, mereka telah membuat banyak hipotesis, tapi tak pernah menyangka isinya ternyata jenazah seorang gadis remaja.
"Inikah harta pusaka yang ditinggalkan Kaisar Pertama?" Kaisar Jingzhen mengerutkan kening halus sambil bertanya pada Imam Besar. Ia benar-benar tak paham, bagaimana mayat seorang gadis bisa membantunya menyatukan Alam Semesta Raya.
Imam Besar juga menunjukkan wajah kebingungan, berkata dengan senyum pahit: "Kaisar Pertama adalah sosok jenius turun dari langit, pasti ada prinsip khusus dalam peninggalan jenazah ini."
Kaisar Jingzhen hendak berbicara lagi ketika tiba-tiba mendengar Qin Bai yang masih berlutut di samping menjerit: "Dia... dia bergerak..."
Kaisar Jingzhen dan Imam Besar segera menoleh, namun tidak menemukan ketidakwajaran apa pun. Gadis pirang itu masih terkunci sempurna dalam balok es, sama sekali tidak bisa bergerak.
Kaisar Jingzhen baru hendak berbalik bertanya pada Qin Bai, ketika terdengar suara kres retakan panjang muncul di permukaan es.
Retakan pertama ini bagaikan domino yang jatuh, seketika muncul retakan-retakan baru di permukaan es dengan kecepatan yang semakin meningkat.
"Lindungi Yang Mulia!" Para pengawal segera membentuk formasi pelindung di depan Kaisar Jingzhen dan Qin Bai.
Hanya terdengar suara "Dor!", es yang dipenuhi retakan meledak. Mayat gadis pirang yang terperangkap dalam es tidak ikut jatuh bersama serpihan es ke tanah, melainkan seluruh tubuhnya mengapung di udara. Meski tubuhnya masih tak bernyawa, dari dalam raganya ternyata memancarkan gelombang keemasan. Kekuatan itulah yang menopang tubuhnya di udara.
Kekuatan ini terlalu familiar bagi Han Sen. Itulah kekuatan yang dimiliki Wan'er saat berubah menjadi gadis pirang, yang saling melengkapi dan menyeimbangkan dengan tubuh Super God-nya. Keduanya bisa saling menetralkan.
Wajah Imam Besar berubah sedikit, tiba-tiba berkata: "Yang Mulia, hamba teringat. Legenda mengatakan setelah Kaisar Pertama lahir, bakatnya sama sekali tidak baik. Tak satu pun dewa yang mau memberinya Darah Dewa. Namun adik perempuan Kaisar Pertama adalah Manusia Ilahi Anugerah Langit yang sejak lahir telah memiliki Darah Dewa yang tak tertandingi. Karena tidak tega melihat kakaknya dihina dan diperlakukan semena-mena, Sang Putri Kaisar ini memberikan Darah Dewanya kepada Kaisar Pertama. Sejak saat itulah Kaisar Pertama bisa terbang tinggi, dari seorang yang tak dikenal menjadi pendiri Kekaisaran Qin Besar yang abadi. Semua ini berkat anugerah Darah Dewa Sang Putri Kaisar."
"Saya juga mengetahui hal ini. Legenda mengatakan bahwa Kaisar Pertama tidak berhasil mewariskan darah dewa tersebut. Bahkan garis keturunan Kaisar Kedua berasal dari Kuil Penghancuran, bukan warisan langsung dari Yang Mulia Kaisar Pertama. Garis darah ilahi keluarga kerajaan Qin kami memang berbeda dengan Kaisar Pertama. Namun ini semua tetap hanya legenda yang kebenarannya tidak bisa diverifikasi. Mungkinkah Yang Mulia Imam Besar mencurigai..." Kaisar Jingzhen mulai memahami arah pemikiran Imam Besar.
Imam Besar mengangguk penuh semangat: "Jika tebakan saya benar, legenda itu mungkin nyata. Yang Mulia ini pastilah Putri Leluhur agung Dinasti Qin kita. Kaisar Pertama sengaja menyimpan jasadnya di sini sambil berkata bisa membantu Yang Mulia menyatukan alam semesta. Mungkin kekuatan darah dewa pada Putri Leluhur tidak sepenuhnya diberikan kepada Kaisar Pertama seperti dalam legenda. Ada kemungkinan kekuatan darah dewa ini masih bisa diwariskan kepada orang lain. Karena itulah Kaisar Pertama tetap mempertahankan jasadnya, untuk diwariskan kepada keturunan di masa depan."
Kaisar Jingzhen mendengar dengan mata berbinar-binar. Jika benar-benar bisa mendapatkan darah leluhur kaisar yang legendaris, mungkin dia bisa seperti leluhur kaisar dulu, menjadi seorang kaisar yang menggemparkan Alam Semesta Raya.
Dulu Qin Xiu hampir saja menyatukan alam semesta. Jika dia juga memiliki darah seperti Qin Xiu, dia yakin kemampuannya tidak akan kalah darinya.
Han Sen tidak seoptimis mereka. Kaisar Jingzhen dan rombongan hanya memahami Qin Xiu dari buku sejarah. Bagaimana mungkin buku sejarah menulis leluhur negara Qin sebagai penjahat berdosa tak termaafkan? Meski Qin Xiu sebenarnya tidak separah itu, bahkan jika benar jahat, pasti akan diromantisasi menjadi pahlawan besar.
Tapi Han Sen sangat memahami karakter Qin Xiu. Setidaknya demi adik perempuannya Wan'er, dia benar-benar tidak akan segan membayar harga apapun.
Kalau dikatakan Qin Xiu ingin mewariskan darah dewa di tubuh Wan'er kepada keturunan mereka, sehingga dia membuat skema seperti ini, Han Sen sama sekali tidak percaya bahkan satu tanda baca pun. Sebaliknya, kemungkinan besar justru sebaliknya.
Gelombang keemasan di tubuh Wan'er semakin hari semakin kuat. Awalnya hanya riak seperti aliran air, namun seiring waktu mulai berpijar seperti kobaran api keemasan di sekujur tubuhnya.
"Luar biasa... Sungguh di luar pemahaman... Tidak ada aura ketuhanan... Juga tidak ada penguatan dari kekuatan benih gen... Hanya tenaga fisik biasa yang bisa mencapai tingkat mengerikan seperti ini... Bahkan lebih menakutkan dari petarung pemecah batas... Sebenarnya apa kekuatan darah Putri Leluhur ini?" Imam Besar itu membelalakkan matanya menyaksikan kobaran api keemasan yang menyelimuti Wan'er, hampir-hampir bola matanya terpelanting.
Sebenarnya tanpa perlu dia katakan, Kaisar Jingzhen juga bisa melihat dengan jelas. Kekuatan yang terpancar dari Wan'er sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata. Meski dirinya sebagai Kaisar yang telah bergabung dengan dewa tingkat kehancuran, dan menggunakan benih gen terkuat Qin, belum tentu bisa mencapai tingkat seperti ini.
“Hanya tubuh saja sudah bisa memiliki kekuatan mengerikan seperti ini, ditambah Darah Dewa klan Qin dan benih genku, siapa lagi di alam semesta ini yang bisa sepadan denganku? Bahkan Tuhan yang tinggi di atas, mungkin akan gemetar di hadapan kekuatan seperti ini...” Mata Kaisar Jingzhen berbinar-binar seolah melihat pemandangan penyatuan Tianxia di masa depan saat menatap mata Wan'er.
Perasaan cemas di hati Han Sen semakin menguat. Kekuatan Wan'er sepertinya lebih dahsyat dibanding saat di alam semesta genetik, dan semakin mengerikan.
Wan'er adalah gadis baik, tapi dalam status rambut pirang, dia sama sekali tidak bisa mengendalikan kehendak dan tenaganya. Bahkan Han Sen pernah mengalami kerugian besar karenanya.
"Tunggu... Kekuatan emas Wan'er saling melengkapi dan menyeimbangkan dengan tubuh Super God-ku... Jangan-jangan... kekuatannya adalah kebalikan dari tubuh Super God..." Tiba-tiba Han Sen menyangka suatu kemungkinan yang sangat mengerikan.
