Namun di tengah kegelapan Kekacauan itu, sekumpulan bayangan keemasan terus bergerak dan semakin berkilau. Hanya dalam hitungan napas, Wan'er sudah berjalan keluar dari Kekacauan itu, seolah-olah baru saja keluar dari dalam lukisan.
"Tidak... Tidak mungkin..." Ekspresi Pelukis Dewa berubah drastis, wajahnya dipenuhi kepucatan. Sebelum Alam Semesta Raya dihidupkan kembali, dia adalah petarung kuat top yang bahkan Kekacauan berusaha merangkul sebagai makhluk mengerikan.
Meski akhirnya dia tidak mengambil langkah terakhir untuk menjadi setara dengan entitas tingkat restar, tapi kekuatannya jauh melampaui dewa tingkat kehancuran biasa.
Di Alam Semesta Raya yang telah direstar, bahkan dewa tingkat kehancuran pun telah sangat dilemahkan, sehingga semakin tidak mampu menyainginya. Dewa Lukis mengklaim bisa bertarung dengan dewa tingkat restar saat ini - meski tidak bisa menang, tapi juga tidak akan kalah terlalu memilukan.
Tapi menghadapi seorang manusia biasa, kekuatannya ternyata sama sekali tidak mempan. Ini benar-benar sulit dibayangkan.
Berbeda dengan dewa pada umumnya, kekuatan yang dimilikinya bukan sekadar tenaga ilahi. Setelah merosot, dia juga menggabungkan teknik rahasia Kekacauan, menggunakan tenaga ilahi untuk memecahkan batas dan mencapai kekuatan mengerikan besar.
Jika bukan karena ini, dia pun tidak akan berani mengklaim bisa melawan dewa tingkat restar.
Namun kekuatan sehebat ini ternyata bahkan tidak melukai seorang gadis manusia biasa, membuatnya tak bisa tidak merasa terkejut.
Wan'er keluar dari kegelapan, sorot matanya akhirnya jatuh pada Dewa Lukis - tetap dingin bagai tak memiliki fokus sama sekali.
Sebuah telapak tangan terangkat, mengayun ke samping ke arah Dewa Lukis, sikapnya bagaikan pedang baja yang diayunkan miring.
Wajah Dewa Lukis berubah pucat, kedua tangannya mencengkeram tongkat kayu, menyapukan tinta untuk menghalau serangan, seolah menangkis pisau tak kasat mata.
Kres!
Kilau keemasan melesat di ruang angkasa, tongkat kayu Dewa Lukis beserta raganya terbelah miring menjadi dua, sementara relief di tembok pun turut terbelah bersamaan.
Kaisar Jingzhen dan yang lain hanya bisa menonton Dewa Lukis dipenggal, raganya terurai dan menghilang dalam kobaran api keemasan, terkejut bukan main.
Makhluk mengerikan yang melindungi Qin selama tak terhitung generasi, ternyata dipenggal sekali serangan oleh gadis remaja di hadapannya. Keterkejutan itu tak bisa diungkapkan.
Terutama Kaisar Jingzhen yang mengetahui latar belakang Dewa Lukis—keterkejutan dalam hatinya semakin menggelegak, sesuai catatan detail dalam sejarah rahasia keluarga Qin.
Dulu ketika pasukan gabungan Zhao, Wei, dan Han menyerbu hingga ke bawah tembok Kota Giok, saat kota hampir jatuh, orang tua dalam lukisan yang mengerikan ini mengacungkan jarinya dari kejauhan dalam lukisan, menghapus Marsekal pasukan gabungan ke dalam kekosongan, menyelesaikan krisis kehancuran negara Qin.
Ada satu kali ketika menteri Qin memberontak, hampir membunuh kaisar Qin yang masih kecil. Janda Permaisuri membawa kaisar kecil itu kabur ke Kuil Leluhur, berlutut memohon perlindungan leluhur.
Para petarung kuat dari menteri pemberontak mengepung Kuil Leluhur, termasuk banyak petarung legendaris. Saat itu hampir saja nama keluarga kerajaan Qin berganti.
Sekali lagi orang tua dalam lukisan ini bertindak, mengayunkan tongkatnya dari dalam lukisan. Puluhan petarung mengerikan terhapus di tempat, membalikkan rahasia semesta untuk mempertahankan garis darah keluarga Qin.
Makhluk yang mirip dewa seperti ini ternyata dipenggal sekali serangan oleh gadis remaja, membuat Kaisar Jingzhen gemetar ketakutan.
"Mundur, cepat keluar dari Kuil Leluhur." Kaisar Jingzhen sekarang juga tidak peduli banyak hal, memerintahkan semua orang untuk segera meninggalkan kuil. Saat ini bukan lagi waktunya memikirkan kerugian apa yang akan dialami Qin di kemudian hari, melainkan masalah apakah bisa mempertahankan nyawa.
Han Sen juga cepat-cepat mundur. Serangan tunggal Wan'er yang menghapuskan Kewibawaan Ilahi lukisan dewa membuat Han Sen merenung sendiri bahwa dirinya tidak mampu melakukannya. Setelah dua Wan'er dari alam semesta berbeda bergabung, kekuatan mereka telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
Han Sen bahkan curiga, sekalipun Tuhan Kuil bertarung sepenuh hati, mungkin belum tentu bisa menang.
Para menteri keluarga kerajaan di luar tidak tahu apa yang terjadi, hanya melihat imam dan pelayan mengawal Kaisar Jingzhen dengan ekspresi masam yang berlari keluar dari Kuil Leluhur.
"Aktifkan batas gaib Kuil Leluhur!" Kaisar Jingzhen tetap tenang dalam situasi berbahaya, mengeluarkan perintah.
Di sekeliling Kuil Leluhur, cahaya-cahaya berkilauan muncul dengan bayangan makhluk aneh raksasa. Bayangan-bayangan itu mirip naga tapi bukan naga, berjumlah sembilan kepala yang saling terhubung dari kepala ke ekor, membentuk bola cahaya raksasa yang membungkus seluruh kompleks kuil.
Krak!
Kilatan cahaya keemasan menyambar seperti pedang Hukuman Langit menghantam. Kubah cahaya dari sembilan bayangan makhluk itu hancur seketika. Kilatan emas itu terus melesat gila-gilaan, membelah planet buatan hingga terbentuk palung mengerikan yang menembus kehampaan, lalu menghantam tubuh utama Kota Giok hingga menyisakan celah raksasa.
Seluruh Kota Giok berguncang hebat. Beruntung di planet buatan itu hanya ada para menteri yang sedang ritual, tak ada rakyat biasa. Seandainya ada, korban jiwa pasti tak terhitung dari serangan satu kali ini.
Petarung kuat dari dalam istana telah melindungi Kaisar Jingzhen kabur dari Bintang Kuil Leluhur, Han Sen juga menarik Bao'er untuk cepat-cepat berpindah. Sekarang dia bisa memastikan, ternyata Wan'er benar-benar tidak mengingat apapun, telah sepenuhnya berubah menjadi gadis pirang yang kejam itu, dan tidak lagi tertekan oleh apapun.
Bahkan tubuh Super God pun benar-benar ditekan, Han Sen benar-benar tidak bisa membayangkan cara lain untuk meredam Wan'er berambut pirang.
Belum lama terbang menjauh, ekspresi Han Sen langsung berubah masam. Ternyata Wan'er tidak mengejar Kaisar Jingzhen, entah sejak kapan sudah muncul di belakangnya.
"Gila, ini apa yang terjadi?" Hati Han Sen bergetar, langsung meninggalkan penyamaran. Melihat tidak ada yang memperhatikannya, dia langsung memanggil Mahkota Tian Shen, menggunakan mahkota itu untuk membawa Bao'er melakukan teleportasi ke Kuil Dewa Kekayaan.
Kuil Dewa Kekayaan berada jauh di Bidang Bintang Kristal Emas, terpisah dari Kota Giok oleh banyak bidang bintang di antaranya. Seharusnya tidak mudah bagi Wan'er untuk mengejar sampai ke sini.
Tapi begitu Han Sen baru saja memasuki Kuil Dewa Kekayaan, dia sudah melihat siluet Wan'er muncul di depan kuil.
"Tidak mungkin bernasib sial begini?" Wajah Han Sen langsung masam.
"Orang tak dikenal yang tak tahu diri, berani melanggar masuk ke Kuil Dewa Kekayaan!" Permaisuri Pemenggalan menampakkan diri di depan kuil, menarik podium eksekusi sambil membentak Wan'er.
"Permaisuri Pemenggalan, cepatlah mundur!" Keringat dingin mulai mengucur deras di dahi Han Sen. Meski Permaisuri itu kuat, kemampuannya masih kalah jauh di hadapan Wan'er.
Han Sen benar-benar khawatir Permaisuri itu akan langsung dihancurkan oleh satu serangan Wan'er, mungkin bahkan basis ilahi pun tak mampu meregenerasinya.
Sayangnya peringatan Han Sen terlambat. Wan'er sudah mengayunkan telapak tangannya - tetap dengan serangan sederhana itu.
Melihat kobaran api keemasan hampir menghantam Permaisuri Pemenggalan, Han Sen ingin membantu namun sudah terlambat.
Bzzzt!
Waktu di sekitarnya tiba-tiba membeku, bahkan kilauan emas Wan'er tertunda sekejap. Dalam sepersekian detik itu, sesosok figur melawan arus dan menyelamatkan Permaisuri Pemenggalan.
Kobaran api keemasan melesat ke angkasa, membelah bintang-bintang di jalannya. Langit berbintang pun dipenuhi ledakan cahaya dan aliran sinar yang berubah-ubah.
Han Sen dalam hati bersyukur, untung Sang Dewi Sekejap bertindak cepat. Permaisuri Pemenggalan nyaris binasa.
Tubuh Super God-nya memiliki kemampuan membunuh dewa. Bentuk super terbalik Wan'er mungkin punya kekuatan serupa. Terlalu berisiko untuk langsung menghadapinya.
Dengan menggigit bibir, Han Sen bersama Bao'er yang sudah kembali ke wujud asli langsung teleportasi keluar dari Kuil Dewa Kekayaan.
Pengaruh kekuatan waktu Sang Dewi Sekejap terhadap Wan'er juga sangat lemah. Meskipun ada bantuan dari keduanya, Han Sen tetap tidak yakin bisa menghadapi Wan'er. Ia terpaksa memancing Wan'er pergi untuk mencegahnya menghancurkan Kuil Dewa Kekayaan.
