Setelah Illusion God dipenggal, kota metropolis, jalan-jalan, Alat Terbang, manusia dan lainnya seluruhnya menghilang. Tingkat Ketiga tiba-tiba berubah dari zona kehidupan manusia yang maju menjadi tanah menghitam.
Di mana-mana dipenuhi tanah retak dan lava, sesekali terlihat gunung berapi di kejauhan sedang meletus. Abu vulkanik beterbangan di udara, langit yang hitam legam bukanlah awan gelap, melainkan asap tebal dari letusan gunung berapi.
Di atas tanah yang mirip kiamat ini, Han Sen melihat sebuah kuil di kejauhan. Kuil itu ternyata tersusun dari panel-panel cermin, terlihat seperti labirin kaca.
Di plakat istana cermin terpahat tiga karakter "Huan Shen Miao", yang seharusnya merupakan kuil Dewa Ilusi yang disebut sebelumnya.
Hati Han Sen berdebar kencang. Jika Kuil Dewa Ilusi masih berdiri, maka basis ilahinya pasti masih utuh, terlepas dari kemampuan regenerasi sang dewa.
Basis ilahi ini kemungkinan besar juga berlevel kehancuran. Dengan erat menggenggam tinju, Han Sen berlari kencang menuju Kuil Dewa Ilusi.
Hidup Darah Sutra Saraf dan Kitab Xuan Huang beroperasi sekaligus, dua tenaga mengerikan terjalin bersama, membentuk Kekuatan Pemecah Batas, satu pukulan menghantam ke Kuil Illusi.
"Basis ilahi, aku datang." Han Sen berteriak dalam hatinya bersamaan.
Boom!
Kekuatan Pemecah Batas Han Sen menghantam Kuil Illusi, tapi kuil itu tidak runtuh seperti yang dia duga.
Terlihat Kekuatan Pemecah Batas merah menyala menghantam kuil, ternyata dipantulkan kembali oleh cermin-cermin kuil yang tak terhitung jumlahnya, hampir membuat Han Sen terkena kekuatan sendiri.
Untungnya refleks tubuh Han Sen cukup cepat, menyamping menghindari serangan itu. Kekuatan Pemecah Batas yang dipantulkan kuil tepat mengarah ke Wan'er yang baru tiba, langsung dihancurkan olehnya dengan lambaian tangan.
"Haha, mati aku ketawa. Han Sen itu cuma jago kabur dikit, lainnya biasa saja." Seorang Elder tertawa terbahak-bahak.
“Kemampuan tidak seberapa, tapi keahlian membuat masalah luar biasa. Sudah berani menantang Kekacauan kami belum juga tenang, malah berani menggoda wanita mengerikan seperti ini. Bahkan ingin menyalahkan Kekacauan kami, sungguh sialan!”
“Jangan kalian remehkan orang ini. Kegagalannya memecahkan Kuil Khayal hanyalah karena tidak memahami karakteristik kuil tersebut, bukan berarti kemampuannya lemah. Menurutku, kekuatan Pemecah Batas-nya tidak kalah dari Delapan Raja Langit.” Ada yang mengajukan pendapat berbeda.
“Jangan lupa dia berhasil mencabut Pedang Cun Hui. Ini membuktikan Kehendaknya benar-benar cukup kuat. Orang seperti ini, sekalipun tenaga dasarnya kurang, tetaplah makhluk yang sangat mengerikan. Sekali-kali tidak boleh lengah.”
Anggota Kekacauan berbisik-bisik, namun sorot mata Han Sen justru berkilau. Kuil Khayal itu mengandung keanehan - batu bata kuil yang mirip cermin itu ternyata memiliki fungsi memantulkan tenaga. Bahkan Kekuatan Pemecah Batas pun bisa dipantulkan kembali.
“Tidak tahu apakah Kuil Fantasi bisa memantulkan tenaga Wan'er. Kalau bisa, berarti ada cara untuk melawannya.” Pikiran Han Sen melesat, langsung terbang menuju Kuil Fantasi.
Wan'er juga tak tahu sedang memikirkan apa, seperti mengincar Han Sen, langsung melintasi ruang sampai di belakang Han Sen, mengayunkan tangan menghantam punggungnya.
Han Sen sudah mempersiapkan ini sejak lama, atau sebenarnya posisi ini sengaja dipilihnya untuk memancing Wan'er agar bertindak di sini.
Saat Wan'er bertindak, tubuh Han Sen langsung menyamping memberi jalan. Kilauan keemasan menyentuh pipinya, menghantam Kuil Fantasi di belakangnya.
Kilatan api keemasan menghantam kuil mirip cermin itu. Seketika, ribuan cermin memantulkan cahaya keemasan yang mengerikan, membuat Kuil Fantasi berpendar seperti matahari.
Tapi cahaya keemasan itu tidak dipantulkan kembali, malah di permukaan cermin muncul retakan-retakan halus yang dengan cepat melebar.
Melihat Kuil Ilusi tak mampu memantulkan tenaga Wan'er, dan bangunan kuil itu sendiri hampir remuk, Han Sen tanpa basa-basi mencabut Pedang Cun Hui, menyabetnya bagai aliran sinar ke arah Kuil Ilusi.
Kres!
Kuil Ilusi yang sudah hampir hancur lebur itu terbelah oleh sabetan pedang Han Sen, bangunan kuil runtuh berantakan sementara altar dewa terbelah dua olehnya.
"Kuil Tingkat Kehancuran telah dihancurkan, ditemukan Basis Ilahi Tingkat Kehancuran."
Han Sen melihat sepotong basis ilahi muncul dari altar yang hancur, langsung menyambarnya lalu teleportasi pergi. Seluruh proses ini mengalir mulus bagai air, gemilang tanpa secuil pun ketidak efisienan, seolah telah berlatih ribuan kali.
"Anggota ini benar-benar tidak bermoral!" Para anggota Serikat Kekacauan Ilahi mengatupkan gigi mereka. Han Sen yang tak mampu menghancurkan Kuil Ilusi sendiri, ternyata memanfaatkan Wan'er untuk menghancurkannya, lalu menyambar kesempatan untuk membelah altar dan merampas basis ilahi. Sungguh memicu kebencian.
"Brengsek itu, pasti dia juga yang merampas Basis Ilahi Dewa Senjata."
"Manusia memang brengsek berwajah tebal semua. Qin Xiu begitu, Han Sen juga sama. Tak ada satu pun yang bermoral."
"Yang Mulia Ketua, izinkan bawahan ini bertempur untuk membunuh brengsek itu."
……
Han Sen tidak merasakan kesalahan dalam tindakannya. Dalam hati, pikirannya bergolak: "Saat menghancurkan Kuil Ilusi, tidak ada pemberitahuan tentang membunuh dewa. Artinya dewa itu belum beregenerasi di dalam kuil. Apakah altar belum sempat menghidupkannya kembali, ataukah kekuatan Wan'er bisa langsung membunuh entitas ilahi?"
Namun tak ada waktu lagi untuk merenungkan ini. Wan'er dari belakang sudah kembali menyerang.
Han Sen menggunakan segala kemampuannya, tapi tetap tidak bisa melepaskan diri dari Wan'er. Dalam hati, ia frustasi: "Kenapa Wan'er terus mengejar-ngejar aku? Mungkinkah karena aku terlalu keren? Terlalu mencolok? Kalau tidak, kenapa dia tidak mencari anggota keluarga Qin malah memilihku?"
Setelah dipikir ulang, hati Han Sen berdebar kencang: "Jangan-jangan karena tubuh Super God-ku? Tubuh Super God-ku dan tenaganya saling melengkapi dan menyeimbangkan. Mungkinkah di alam bawah sadarnya dia ingin membinasakan makhluk yang mengancam, sehingga terus mengejarku?"
Semakin dipikir, Han Sen semakin yakin kemungkinan itu. Kalau tidak, tidak masuk akal Wan'er terus-menerus mengejarnya tanpa alasan.
Setiap tingkat dari tiga puluh tiga Surga memang luas tak terbatas. Tapi di sini tenaga Han Sen tidak akan diredam. Dengan perpindahan antarbintang-nya, ia bisa mencapai seluruh tiga puluh tiga Surga dalam sekejap.
Sayangnya, dia tidak bisa menggunakan perpindahan antarbintang di antara jurang pemisah ruang-waktu yang berbeda, jadi hanya bisa masuk ke lapisan berikutnya setelah menemukan pintu masuknya. Inilah yang membuat Han Sen membuang-buang waktu.
Tak lama kemudian, Han Sen akhirnya menemukan pintu masuk ke lantai empat. Berikutnya adalah Lantai Kelima, lapisan keenam, dan lapisan ketujuh. Tapi saat Han Sen terus turun, ternyata tidak ada satu pun yang mencoba menghentikannya.
Jangankan para Raja Langit dan menteri dari Divisi Kekacauan Ilahi itu, bahkan prajurit rendahan pun tidak terlihat. Seluruh tiga puluh tiga lapisan seolah kosong melompong, hanya dihuni makhluk khas tiga puluh tiga lapisan, bahkan bayangan hantu pun tak terlihat.
"Sepertinya Divisi Kekacauan Ilahi sudah tahu maksudku, tidak mau berkonflik frontal dengan Wan'er." Han Sen mengerutkan kening diam-diam. Saat ini dia agak ragu, apakah harus terus merantau ke bawah.
