Satu hari satu alam semesta. Setelah menembus lapisan kesembilan, Han Sen masih belum melihat jejak Divisi Kekacauan Ilahi sama sekali.
“Bahkan Lapisan Kesembilan sudah berhasil ditembus, tampaknya Kekacauan tidak menganggur selama bertahun-tahun ini.” Han Sen terus menuruni lapisan, memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat berapa lapisan yang berhasil ditembus Kekacauan.
Bukan sepenuhnya karena keuntungan yang diberikan Tuhan Kuil padanya, Han Sen sendiri juga ingin tahu sejauh mana perkembangan Kekacauan sebenarnya.
Jika Kekacauan benar-benar berhasil menembus tiga puluh tiga lapisan, maka dia bisa menggunakan saluran ini untuk kembali ke alam semesta genetik, tidak perlu lagi mengandalkan hari-hari masuk melalui Kuil Dewa Kekayaan.
Tapi bagaimana jika alam semesta genetik benar-benar tertembus, bagi alam semesta genetik sendiri belum tentu hal ini merupakan kabar baik.
Alam semesta genetik dan alam semesta kekaisaran seharusnya memiliki status setara sebagai dua dunia, namun petarung tingkat Pemecah Batas di alam semesta genetik sangat langka, Han Sen hampir tidak pernah melihatnya.
Bahkan makhluk yang kemampuannya bisa menyaingi petarung Pemecah Batas pun tidak benar-benar mampu memecahkan batas tersebut.
Seperti Tuan Istana Surgawi yang setara, baik bakat, kemampuan, bahkan tingkat penguasaannya tidak kalah dari petarung kuat Kekaisaran Alam Semesta Raya. Namun dia juga belum bisa memecahkan batas.
Mengapa jumlah pemecah batas di alam semesta genetik sangat sedikit dan prosesnya begitu sulit? Han Sen juga pernah menganalisis ini. Menurutnya, alasan banyaknya pemecah batas di Kekaisaran Alam Semesta adalah karena perang besar antara Kekacauan dengan para dewa di masa lalu, yang akhirnya memaksa Mantan Tuhan Kuil menghidupkan kembali Kekaisaran Alam Semesta Raya. Proses ini menciptakan banyak celah kosmik, memungkinkan pemecahan batas menjadi relatif mudah.
Sementara alam semesta genetik bukan medan perang utama. Meski terkena dampak, aturan kosmiknya tidak rusak parah seperti di Kekaisaran Alam Semesta Raya. Karena itulah memecahkan batas di sini jauh lebih sulit.
Saat Han Sen mencapai Lapis Kesepuluh, akhirnya dia kembali melihat manusia. Di dalam lapisan ini terdapat planet-planet yang bertebaran bagaikan miniatur Kekaisaran Alam Semesta.
Dapat dilihat manusia berkembang biak di sini, beberapa planet masih dalam tahap primitif, sementara yang lain sudah memasuki era antariksa, banyak kapal perang besar melintas tiba-tiba.
"Jangan-jangan ini ilusi lagi?" Han Sen mengerutkan kening halus, di bawah persepsi Jing Dongxuan, ia justru merasakan manusia-manusia ini ternyata adalah kehidupan sesungguhnya, bukan halusinasi buatan Dewa Ilusi.
Hanya saja manusia di sini sangat aneh, mereka tidak memiliki Darah Dewa maupun kekuatan Benih Gen, kemampuan dasarnya lemah mengerikan, persis seperti manusia biasa di tempat perlindungan yang belum berlatih.
Tapi secepat kilat, ekspresi Han Sen berubah. Ia merasakan tenaganya sedang melemah dengan cepat, sebelumnya jangkauan Aura Dongxuan bisa mencapai beberapa bidang bintang, namun dalam sekejap telah menyusut sampai tingkat yang bahkan tidak bisa mendeteksi satu sistem galaksi secara utuh.
Bukan hanya aura Dongxuan, semua tenaga dalam tubuhnya juga seperti ini. Yang lebih mengerikan, bahkan Wan'er sepertinya terpengaruh. Kekuatannya juga melemah dengan cepat, terlihat dari kilauan api keemasan yang semakin memudar di tubuhnya.
"Bagaimana mungkin ini terjadi? Kekuatan siapa ini?" Ekspresi Han Sen masam. Ia segera berbalik ingin kabur dari Lapis Kesepuluh. Bahkan tubuh super dewa pemberontak Wan'er pun terpengaruh, kekuatan ini sungguh terlalu mengerikan.
Tapi begitu Han Sen mengarahkan tubuhnya untuk menerobos keluar dari Lapis Kesepuluh, ia melihat seorang pria perkasa berwibawa bagaikan kaisar, berdiri di pintu keluar Lapis Kesepuluh, sedang mengawasinya.
"Ini bukan kekuatan siapa pun, melainkan kekuatan aturan dasar Fan Chen Tian sendiri. Tak ada makhluk hidup yang bisa menggunakan kekuatan di sini. Sekalipun dewa datang ke sini, akan berubah menjadi makhluk fana tanpa tenaga apa pun." Pria itu berkata dengan datar.
“Siapa kau？” Han Sen merasakan tenaga dalam tubuhnya menghilang dengan cepat. Dengan kecepatan seperti ini, mungkin dalam setengah jam lagi, dia benar-benar akan berubah menjadi orang biasa dengan tangan kiri tak berdaya.
“Zang Daotian, Ketua Kekacauan.” Pria itu berkata dengan datar.
Han Sen sepertinya sudah menebak sebagian. Mendengar perkataan pria itu, dia tidak terkejut, hanya terus menghindari serangan Wan'er sambil mengamati Zang Daotian.
Dari pria ini, tidak terlihat fluktuasi energi sama sekali, seolah dia hanyalah manusia biasa. Tapi Han Sen sama sekali tidak mengira dia benar-benar orang biasa.
Meski ini adalah dunia fana yang bisa menjatuhkan makhluk apapun ke tingkat manusia biasa, tempat ini juga sarang Kekacauan. Sebagai Ketua Kekacauan yang sekarang, Han Sen tidak percaya dia tidak bisa menahan kekuatan dunia fana.
Jika dia tidak bisa menahan kekuatan dunia fana, Han Sen yakin dia sama sekali tidak akan berada di sini.
"Harus keluar sebelum tenagaku sepenuhnya terkikis oleh Fan Chen Tian." Sorot mata Han Sen berkilat seiring gerakan tubuhnya yang tiba-tiba melesat ke arah Zang Dao Tian, sementara pedang Cun Hui-nya menyambar dengan jurus pedang paling dahsyat.
Berkat kalkulasi Han Sen, seberkas cahaya emas dari Wan'er pun menghujam ke arah Zang Dao Tian.
"Meski kekuatan kami sudah banyak melemah, tapi untuk memancingnya menunjukkan celah dan memaksa diri keluar dari Fan Chen Tian, seharusnya bisa dilakukan. Lagipula tubuh super dewa pemberontak Wan'er masih kuat walau sudah dilemahkan." Han Sen diam-diam berimajinasi.
Han Sen tidak berani meremehkan Ketua Sementara ini. Meski hanya jabatan sementara, dia tetap petarung tak tertandingi yang pernah melawan seluruh sistem ketuhanan.
Melihat Wan'er dan Han Sen menyerang secara bersamaan, Zang Daotian sama sekali tidak berniat menghindar. Bagai gunung kokoh tak tergoyahkan, telapak tangannya baru bergerak tepat saat Pedang Cun Hui dan cahaya keemasan hampir menimpa tubuhnya.
Dua jarinya menjepit erat Pedang Cun Hui milik Han Sen, sementara telapak tangan satunya menggenggam pergelangan tangan Wan'er yang sedang mengayunkan serangan.
Han Sen langsung merasakan pedangnya seolah terjepit catut besi. Meski mengerahkan seluruh tenaga, pedang itu sama sekali tidak bisa digerakkan walau sedetik pun.
"Andai di tempat lain, bahkan aku pun tak akan mudah bertarung dengan kalian. Tapi ini adalah Dunia Fana, kekuatan kalian telah dijatuhkan ke level manusia biasa. Mustahil melawan Sang Ketua. Lebih baik kita mengobrol santai saja." Zang Daotian sedikit mengerahkan tenaga, membuat Han Sen dan Wan'er terlempar mundur serentak.
Han Sen tahu situasi saat ini sangat mengerikan, tenaganya telah merosot hingga kurang dari dua per sepuluh tingkat biasanya. Jika tidak mencari cara segera meninggalkan sini, jatuh ke tangan Kekacauan pasti akan berakhir tragis.
Pupil Han Sen memancarkan kilau aneh yang berganti-ganti antara hitam-putih secara mengerikan. Jing Dongxuan beroperasi dengan gila-gilaan, struktur paling dasar dunia fana muncul dalam pandangannya.
Dia bukan tipe yang suka membuang-buang waktu untuk menyesal. Sekarang pun bukan saatnya menyesali kedatangannya ke sini. Dia harus menemukan cara memecahkan blokade tenaga dunia fana sebelum kekuatannya benar-benar menghilang, kalau tidak dia dan Wan'er mungkin akan menghadapi bencana besar.
Untungnya karena serangan tadi, Wan'er tidak lagi mengejar-ngejar Han Sen. Tubuhnya memancarkan keemasan sambil menyerang Zang Daotian yang menghentakkannya.
