Kekuatan yang bisa berhubungan dengan siklus semuanya sangat mengerikan.
Hingga detik ini Han Sen masih belum paham, makhluk apa sebenarnya setengah lilin ini? Bahkan dewa resmi tingkat kehancuran pun sulit berhubungan dengan siklus, apalagi setengah lilin ini hanyalah benih gen Tuhan hasil evolusi liar.
"Dia sebenarnya makhluk seperti apa? Siapa tuannya?" Saat ini Han Sen sangat ingin segera menemukan Dewi Bulan untuk menanyakan asal-usul dan kemampuan Jingyue.
Meski berhasil merebut Jing Yue, Han Sen tidak bisa menyimpannya ke laut jiwanya sendiri. Jelas Jing Yue hanya setuju mengikutinya, bukan menjadi benih gen miliknya.
"Yang penting bisa dibawa di sisinya, tidak masalah kalau tidak bisa disimpan di laut jiwa." Han Sen justru berpikiran terbuka, langsung menggenggam lilin setengah itu keluar dari Taman Lilin Terang.
"Tidak... Tidak mungkin..." Pria tua berambut putih yang awalnya yakin Han Sen pasti gagal total, terkejut menyaksikan Han Sen membawa lilin setengah itu keluar dari taman.
Meski signifikansi Jing Yue bagi Qin tidak sebesar Raja Naga Kegelapan, asal-usulnya sama hebatnya—bahkan mungkin melebihi raja naga itu.
Pengaruh Yue Shen Wu terhadap Qin di masanya bahkan melampaui Qin Xiu. Bagaimanapun, Qin Xiu hanya membuat Qin jaya selama generasinya sendiri.
Tapi sistem hukum yang didorong oleh Yue Shen Wu, telah membuat Qin terus makmur hingga hari ini, menyelamatkan Qin yang hampir mengalami kehancuran dari jurang bencana.
Fakta bahwa Qin bisa mendapatkan bantuan begitu banyak petarung legendaris, melewati bencana besar berkali-kali namun tetap berdiri tegak, sedikit banyak terkait dengan sistem hukum yang serangkaian kombinasi rumit.
Kalau tidak, sebagian besar petarung kuat itu bukan orang Qin, mengapa harus mempertaruhkan nyawa untuk mempertahankan negara orang Qin?
Meski lilin setengah batang bernama Jingyue ini bukan benih gen Yue Shen Wu, tapi punya hubungan rumit dengannya. Dulu saat Yue Shen Wu baru saja menerapkan hukum baru, banyak hambatan bahkan sampai level pertumpahan darah sesama rekan. Bisa dikatakan setiap hukum baru yang dibuat akan menelan ribuan nyawa, sampai disebut banjir darah.
Pada saat penerapan hukum baru mencapai titik paling kritis, kaisar tiba-tiba mangkat. Para bangsawan yang menentang hukum baru memanfaatkan peristiwa ini untuk menyerang faksi hukum baru yang dipimpin Yue Shen Wu. Mereka menyebarkan isu bahwa hukum baru telah menghina para dewa sehingga menyebabkan turunnya malapetaka yang membuat kaisar mangkat. Jika terus memaksakan hukum yang melawan kehendak langit ini, kerajaan Qin pasti akan mendapat kutukan lebih dahsyat bahkan mungkin binasa.
Suara-suara penentang ini semakin membara seiring mangkatnya kaisar, hampir membuat reformasi hukum terhenti sama sekali. Segala usaha dan darah yang telah dikorbankan ribuan orang nyaris sia-sia.
Di saat genting ini, Yue Shen Wu meminjam kekuatan Cermin Bulan. Dengan separuh batang lilin sakti, dia memecahkan siklus reinkarnasi dan menghidupkan kembali sang kaisar, sehingga membalikkan keadaan dan memastikan hukum baru bisa diterapkan dengan mulus.
Karena kejadian ini terlalu mengerikan, kaisar saat itu mengeluarkan larangan bicara. Para menteri yang mengetahui kebangkitan kaisar dari kematian satu per satu meninggal secara misterius. Bahkan di kalangan keluarga kerajaan, tak ada yang berani membicarakan peristiwa ini.
Tapi rahasia lilin setengah Cermin Bulan yang menghidupkan kembali kaisar, diturunkan dari generasi ke generasi. Meski bahkan keluarga kerajaan tak berani mengatakannya, tak sedikit yang diam-diam mengintip Cermin Bulan selama bertahun-tahun.
Setelah kepergian Yue Shen Wu, banyak keluarga kerajaan mencoba menaklukkan Cermin Bulan. Qin Yuan, sang tua berambut putih, termasuk salah satunya, namun semua berakhir dengan kegagalan.
Lilin setengah Cermin Bulan tetap bertahan di dalam Taman Lilin Terang istana Qin, melewati miliaran tahun waktu, hingga akhirnya hari ini dibawa keluar oleh Han Sen.
Alasan Qin Yuan tidak menentang kepergian Han Sen ke Taman Lilin Terang sebelumnya adalah karena ia sama sekali tidak percaya Han Sen bisa membawa lilin Cermin Bulan. Bahkan petarung pemecah batas keluarga Qin pun tak mampu menggeser lilin itu setengah inci pun, apalagi manusia dari marga luar.
Tapi yang tak terduga, Han Sen ternyata benar-benar mengeluarkan lilin Jingyue. Bagaimana mungkin Qin Yuan hanya diam melihat? Itu adalah tenaga kuat yang bisa mengubah takdir secara luar biasa.
Sekalipun keluarga Qin tak bisa menggunakannya, benda itu tak boleh jatuh ke tangan orang luar.
Sorot mata Qin Yuan yang dalam menembus kehampaan, menatap tajam lilin Jingyue yang dipegang Han Sen. Tiba-tiba matanya berbinar: "Rupanya dia belum benar-benar menyimpan lilin Jingyue, hanya saja entah metode apa yang dipakai sampai bisa membawa lilin itu keluar dari Taman Mingzhu."
Andaikan Han Sen sudah menyimpan lilin Jingyue, mungkin Qin Yuan akan waspada karena takut pada kekuatan tak tertebak seperti hantu dan dewa milik lilin itu, sehingga tak berani menghentikannya.
Tapi sekarang saat mengetahui Han Sen belum benar-benar menguasai lilin Jingyue, kegembiraannya meluap-luap. Dengan kekuatan dahsyat dia berdiri dan melangkah, menembus lapisan ruang hingga tiba di luar Taman Mingzhu.
Han Sen membawa setengah batang lilin keluar. Pejabat istana yang mengantarnya ke Taman Mingzhu sedang menunggu di luar. Melihat Han Sen benar-benar berhasil membawa keluar setengah batang lilin itu, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut.
Meski tidak memahami asal-usul sebenarnya Lilin Jingyue, dia telah menyaksikan banyak keluarga kerajaan memasuki Taman Mingzhu. Namun semua akhirnya keluar dengan keadaan compang-camping, tak satu pun berhasil membawa sehelai rambut sekalipun dari dalam.
Tiba-tiba melihat Han Sen membawa setengah batang lilin dan keluar dengan tenang, Bagaimana mungkin aku tidak terkejut?
"Selamat, Tuan Han. Sungguh ahli berkemampuan tinggi! Hamba telah melalui tiga dinasti kekaisaran, menyaksikan tak terhitung orang masuk ke Taman Mingzhu. Namun baru kali ini ada yang berhasil membawa barang keluar - Tuan adalah orang pertama!" Pejabat istana itu mendekat dengan wajah menjilat sambil memberi hormat.
Han Sen hendak berbicara, tiba-tiba sebuah siluet muncul di hadapannya, menghalangi jalannya.
Sang pegawai istana melihat sosok itu, tubuhnya langsung gemetar. Ia cepat-cepat bersujud sambil berkata dengan suara bergetar: "Hamba menghadap Leluhur."
Qin Yuan mengabaikan pegawai istana itu. Matanya menatap tajam Han Sen sambil berkata dengan suara dingin: "Letakkan Jingyue. Barang ini bukan milik yang layak kau bawa pergi."
"Begitukah? Tapi Yang Mulia sendiri yang mengatakan padaku, jika aku bisa membawanya keluar, maka ia menjadi hak milikku." Han Sen tetap tenang, berkata dengan datar.
"Jingzhen masih dalam kondisi sakit yang belum pulih, pikirannya masih kacau. Omongannya mana bisa dianggap kebenaran mutlak?" Qin Yuan maju selangkah. Aura-nya bagai gunung dan tsunami menindih, berusaha memaksa Han Sen menunduk.
"Maksudmu, Kaisar Kerajaan Qin yang agung ini berkepala bebal, ucapannya seperti kentut?" Han Sen langsung menyerang balik.
“Omong kosong, kelihatannya kau benar-benar tidak tahu hidup atau mati.” Aura pada tubuh Qin Yuan semakin ganas, aura menakutkan itu hampir membentuk api kasat mata yang bergelora menghantam Han Sen, seolah ingin membakarnya hingga jadi abu.
“Bukankah maksutmu tadi seperti itu?” Han Sen berkata dengan datar.
“Seandainya pun iya, lalu kenapa? Jingzhen itu adalah juniorku. Kakek buyutnya masih harus memanggilku 'Paman Buyut'. Sebagai senior, apa salahnya aku mengatakan kebenaran?” Qin Yuan memancarkan keanggunan legendaris tak tertandingi, semangatnya membahana ke langit.
“Kebetulan sekali. Aku juga mengenal seorang senior keluarga Qin. Lagipula dia memanggilku 'Kakak'. Kalau dihitung generasi, kau harusnya memanggilku 'Paman Buyut tingkat lima' atau semacamnya. Sebagai senior, tidak masalah kan kalau aku jujur bilang kepalamu bermasalah?” Han Sen menjawab dengan tenang.
