Kota Giok berguncang, bayangan bangunan kuno berantakan di mana-mana. Melihat para sang tua yang keluar dari reruntuhan dengan malu, Kaisar Jingzhen hampir tak bisa menahan dorongan untuk tertawa terbahak-bahak.
"Bagus, hancurkan saja. Jika tak bisa diandalkan, keuntungan sebesar apapun bagiku hanyalah rintangan." Setelah beberapa lama, Kaisar Jingzhen baru menghela nafas melankolis, raut wajahnya terlihat agak rumit.
Perjanjian Naga Li, yang merupakan pondasi keluarga Qin dan juga penghalang terakhir negara Qin, saat ini dihancurkan oleh Han Sen dengan satu sabetan pedang yang memecahkan Perjanjian Naga Li sekaligus memenggal Qin Yuan - penguasa Pemerintahan Kerajaan Rahasia. Bagi negara Qin dan garis keturunan Qin, ini jelas merupakan kerugian besar.
Tapi bagi Kaisar Jingzhen, hal ini belum tentu merupakan kejahatan.
Baik Pemerintahan Kerajaan Rahasia maupun petarung tersembunyi keluarga Qin di bangunan kuno, semuanya telah menyerah pada kaisar yang sedang sekarat ini.
Namun sekarang, dengan satu sabetan pedang Han Sen membelah kota dan menghancurkan Formasi Naga Li, tenaga mengerikan seperti ini tidak kalah dibandingkan Jian Bugu yang dulu sendirian dengan pedang memaksa mundur Istana Dao Wuwei, bahkan mungkin lebih hebat.
Seseorang seperti ini yang mengatakan bisa memperpanjang umur Jingzhen, seharusnya tidak akan menipunya. Apalagi orang ini kemungkinan akan berpihak pada dia dan Qin Bai.
Selain itu, melemahnya kekuatan Pemerintahan Kerajaan Rahasia dan petarung tersembunyi keluarga Qin secara signifikan memberikan keuntungan besar baginya untuk memperkuat kekuasaan kerajaan di masa depan.
Melihat Qin Bai yang wajahnya dipenuhi ekspresi bersemangat, Kaisar Jingzhen memandangnya dengan penuh kasih sayang. Dalam hati ia bergumam, "Ya Yang Maha Kuasa, berilah aku beberapa tahun lagi. Setidaknya biarkan aku menyerahkan Kerajaan Qin yang benar-benar menjadi miliknya kepada Bai'er."
"Han Sen benar-benar terlalu hebat!" Qin Bai yang tak memiliki banyak pikiran lain melompat kegirangan sambil berteriak-teriak menyaksikan Han Sen menghantam Qin Yuan dengan satu sabetan pedang.
Jingzhen hendak mengatakan sesuatu pada Qin Bai, namun kata-kata itu tertahan di ujung lidah. Dalam hati ia merenung, "Justru sifat polos Bai'er inilah yang baik. Andai ia menyimpan ambisi tersembunyi, malah bisa kehilangan segalanya. Orang seperti Han Sen ini, sama seperti Guru Agung Jian, lebih mementingkan ikatan emosi daripada hal lain. Lebih baik bergaul dengan mereka menggunakan sifat asli Bai'er yang seperti ini."
Menghela napas pelan, Jingzhen melanjutkan gumamannya, "Tapi karakter seperti Bai'er ini... sungguh sulit menjadi sosok kaisar bijaksana dari generasinya."
Boom!
Di atas Kota Giok yang bertahan ratus juta tahun tanpa kehancuran, muncul retakan besar. Tempat yang dulunya dipenuhi aura ketuhanan menembus langit, bagaikan kompleks bangunan kuno berbentuk naga, kini telah terbelah sepenuhnya.
Kota Giok yang semula mulus seperti giok, kini lebih mirip fragmen giok berlubang dengan pola retakan berbentuk naga. Sesekali reruntuhan bangunan dari kota itu jatuh ke dalam kehampaan, memenuhi langit berbintang dengan puing di mana-mana.
Saat guncangan Kota Giok perlahan mereda, manusia yang berdiri di dekat Retakan Besar terdiam bagai mayat. Jutaan pasang mata mendongak melihat siluet pria itu di langit berbintang, dengan pandangan penuh kerumitan yang sulit diungkapkan.
Dendam, kebencian, kekaguman, ketakut-an—segala perasaan tertumpahkan melalui sorot mata, mengarah pada satu titik: siluet pria itu.
"Sabetan pedang menghancurkan kota! Kekuatan jalan pedang Han Sen mungkin tak kalah dari Jian Bugu di era dulu!" seru seorang petarung kuat dari Qin dengan kagum.
“Mengapa... Mengapa kemampuan pedang seperti ini... Ternyata berasal dari tangan orang jahat semacam itu... Mungkinkah langit tidak melindungi Qin kami...” Seorang menteri mendongak ke langit meratap, seolah ayahnya baru saja mati.
“Kehadiran orang seperti ini di Qin kami, entah berkah atau malapetaka. Perjanjian Li Long telah hancur, ke mana arah masa depan Qin?” Sorot mata Baili Tianya menyembunyikan kecemasan yang dalam.
“Pantas saja bahkan Guru Agung Jian mau mengikuti orang ini. Keberaniannya benar-benar belum pernah ada sebelumnya.” Jia Sizhen bergumam lirih sambil menatap kosong siluet yang berdiri tegak di langit.
Para tua yang berhasil kabur dari bayangan bangunan kuno itu, semua berwajah penuh debu dengan darah mengering di sudut bibir, memandang ngeri ke arah Han Sen yang berdiri penuh tantangan di hamparan bintang.
Dasar yang kokoh selama ratus juta tahun dari keluarga kerajaan Qin, ternyata kalah mentereng dibandingkan satu sabetan pedang itu. Ini adalah tenaga otoriter yang betapa dahsyatnya.
Saat ini, hati mereka dipenuhi penyesalan yang amat sangat. Seandainya mereka tahu sejak awal bahwa orang ini begitu kuat, hanya dengan mendengarkan perkataan Kaisar Jingzhen, tentu tak akan berakhir tragis seperti ini.
Kini Perjanjian Li Long telah hancur. Rangkaian Pertahanan Li Long yang dibangun keluarga Qin dengan jerih payah dan sumber daya selama puluhan generasi benar-benar runtuh. Kota Giok saat ini tak ada bedanya dengan planet biasa, tak lagi mampu menahan serangan petarung kuat tingkat atas dari Alam Semesta Raya. Bagi negara Qin maupun klan Qin, ini merupakan kerugian besar yang tak bisa ditambal.
"Bayangkan, Kaisar Jingzhen bersujud satu per satu. Jika saja ada satu orang saja di antara kita yang mau mendengarkannya, Rangkaian Pertahanan Li Long tak akan terpuruk begini. Buat apa semua ini..." Seorang tua dari klan Qin menggelengkan kepala dengan senyum pahit.
Petarung kuat lain dari garis keturunan Qin juga memiliki niat yang sama. Namun keadaan sudah seperti ini, semuanya terlambat. Di dunia ini tak pernah ada kata "seandainya".
"Kemampuan pedang seperti itu... mungkin sudah tak terkalahkan di alam semesta saat ini..." Rakyat dan bangsawan yang sebelumnya berteriak ingin membunuh Han Sen, kini diam seribu bahasa dengan wajah penuh ketakutan. Sementara mereka yang sejak awal mengambil posisi netral, mulai mengeluarkan kekaguman.
"Han Sen tidak diragukan lagi adalah pendekar pedang nomor satu Qin saat ini."
"Bukan hanya Qin, menurutku dia layak disebut pendekar pedang terhebat se-alam semesta!"
……
Qin tetaplah negara hukum. Meski satu sabetan pedang Han Sen mengguncang seluruh Kota Giok, sistem pertahanan Qin tetap aktif.
Jutaan kapal perang, senjata, dan pasukan penjaga kota bergerak mengerumuni langit Kota Giok hingga tak ada celah. Tapi tak satu pun berani melancarkan serangan terhadap Han Sen.
Terutama orang-orang dari Pasukan Pengawal Kerajaan, pandangan mereka ke arah Han Sen semakin rumit. Mengingat sebelumnya Tiemu berani menantang orang ini, mereka merasa agak menggelikan. Seseorang yang hampir menghancurkan Kota Giok dengan satu sabetan pedang, Tiemu malah ingin mengambil nyawanya - benar-benar mencari mati, pantas mati.
Sekarang meski ada jutaan kapal perang dan senjata yang menyorongkan ke arah Han Sen, terlihat barisan yang megah seolah menguasai keunggulan mutlak, tapi dalam hati mereka sama sekali tidak merasakan keamanan.
Jutaan kapal perang dan meriam, ditambah petarung kuat dalam jumlah besar di sekelilingnya, tetap membuat mereka merasa seperti terisolasi tanpa bantuan berdiri di hadapan Han Sen.
Hanya karena pendidikan budaya dan iman Kerajaan Qin, tugas utama tentara, rasa misi, serta ketakutan terhadap hukum, barulah mereka tidak langsung berbalik kabur.
Tapi tidak satu pun yang memiliki keberanian lebih dulu melancarkan serangan ke Han Sen. Han Sen hanya berdiri santai di langit berbintang, sorot matanya menyapu membuat mereka hampir tersedak sesak napas. Beberapa sudah mulai mundur tanpa sadar.
Tiba-tiba, tirai cahaya terpancar ke angkasa. Di layar "kaca" besar pusat perbelanjaan dan gedung pencakar langit, muncul siluet Kaisar Jingzhen, penguasa Qin saat ini.
"Pemberontak berkhianat hendak mengacau ibukota Qin, menghancurkan pondasi kerajaan. Han Sen sebagai Guru Agung putraku Qin Bai, berjasa membela negara dengan memenggal pengkhianat, menyelamatkan Qin dari kesulitan. Mendapat menteri setia seperti ini adalah berkah terbesar bagi Qin..." Ucapan Kaisar Jingzhen bergema penuh wibawa, membuat banyak orang tertegun seperti patung, otak mereka macet memproses situasi.
Sama sekali tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana bisa penjahat terbesar dalam sejarah Qin tiba-tiba berubah menjadi menteri bijak negara?
Meski tahu betul betapa mencurigakannya hal ini, para prajurit Qin dan bangsawan petarung kuat yang mengelilingi Han Sen entah mengapa merasa seperti batu raksasa telah terangkat dari hati mereka, menghela nafas lega panjang.
