“Jika aku jadi kau, takkan kumelangkah lebih jauh.” Suara terdengar dari cakrawala.
Zeng Xia dan yang lain menengadah, melihat sebuah kereta giok yang ditarik oleh sembilan Rusa Putih Suci melesat membelah angkasa, berhenti tak jauh dari mereka. Suara itu memang berasal dari dalam kereta giok tersebut.
"Hormat pada Tuan Muda, bawahanmu berhasil merebut gen Iblis Giok Es," kata Zeng Xia sambil membungkuk hormat ke arah kereta, lalu dengan kedua tangan menyerahkan gen itu ke depan pintu kereta.
Pintu kereta terbuka, terlihat seorang pria tampan berjubah putih duduk di dalam. Seorang pelayan wanita turun mengambil gen tersebut, lalu menyerahkannya ke hadapan sang tuan muda.
"Gen Iblis Giok Es?" Chu Yuan menerimanya. Dengan satu tangan ia memegang gen itu, lalu jarinya langsung menghancurkannya. Serpihan es berhamburan dari sela jemarinya, berubah menjadi cahaya hijau yang menghilang.
Wajah Zeng Xia langsung berubah pucat: "Tuan Muda, untuk apa ini?"
Chu Yuan melirik Zeng Xia, berkata dengan datar: "Yang Kamu lakukan sudah cukup baik. Dengan kemampuanmu, bisa menyusup di Sekte Xuanpin begitu lama tanpa terdeteksi, bahkan membawa kabar penting ini, sudah pantas disebut prestasi besar."
"Maksud Tuan... gen ini palsu..." Wajah Zeng Xia langsung berubah pucat.
"Jika tadi kau benar-benar menganggap Tian Jing sudah hampir mati lalu mendekatinya, maka sekarang kau sudah menjadi mayat." Chu Yuan berkata dengan tenang.
Zeng Xia memandang Tian Jing tak percaya, namun melihat tubuh terluka Tian Jing kini berdiri tegak, aura lemahnya telah pulih total, sama sekali tak terlihat marah.
"Pantas disebut Putra Pertama Negara Chu, Chu Yuan." Tian Jing mengusap darah di sudut bibirnya, berkata dengan dingin.
Ekspresi wajah Zeng Xia sangat memprihatinkan. Mana sangka dirinya ternyata ditipu Tian Jing, ia segera meminta hukuman pada Chu Yuan: "Mohon maaf Putra Bangsawan, ini kelalaian bawahan yang telah menggagalkan rencana besar Tuan. Silakan hukum hamba."
Chu Yuan sama sekali tidak berniat menyalahkan. Dengan senyum ia berkata: "Ditipu wanita bukanlah hal besar. Seseorang yang seumur hidup tak pernah tertipu wanita, itu hanya membuktikan ia adalah biksu alami atau orang tolol yang tak mampu. Yang kau lakukan sudah sangat baik, melebihi dugaan saya. Nanti setelah kembali ke keluarga Chu, hadiah besar sudah menanti."
"Terima kasih, Putra Bangsawan." Zeng Xia segera memberi hormat.
"Kau boleh mundur dulu." Chu Yuan yang duduk di kereta giok mengangkat tangan, menyuruh Zeng Xia mundur ke samping. Kemudian memandang Tian Jing: "Nona Tian pantas disebut calon pemimpin Sekte Xuanniu. Meski terjerat jaring asmara, bisa secepat ini memecahkan situasi, sungguh membuatku kagum."
"Putra Chu terlalu memuji." Hati Tian Jing sedikit tersayat, namun raut wajahnya tetap tenang tanpa perubahan.
Dia tahu ini bukan saatnya berduka atas pengkhianatan kekasih. Kini musuh terbesar menghadang, jika tidak hati-hati, dirinya dan Bao'er bisa kehilangan nyawa.
Aura di sekujur tubuhnya terus bertambah. Sepasang sayap muncul di belakang Tian Jing, sementara telapak tangan kirinya dengan cepat berubah menjadi batu giok yang sempurna seperti giok mistis.
Chu Yuan duduk di dalam mobil mengawasi aksi Tian Jing tanpa sedikit pun niat menghentikan. "Legenda menyebut Gerbang Misteri Aliran Xuanpin sebagai skill gen paling ajaib di dunia. Sebagai penerus aliran ini, pasti Nona Tian akan membuatku tercengang," ujarnya dengan senyum.
"Tepat seperti itu." Tian Jing menggendong Bao'er dengan satu tangan, sementara tangan lainnya yang telah berubah menjadi giok mistis mendorong ke depan. Dari telapak tangannya tiba-tiba memancar gelombang kasat mata yang membentuk pola mengerikan di kehampaan, bagaikan pintu gelombang.
Pada sekejap pintu gelombang itu muncul, sayap besar di punggung Tian Jing bergetar. Dengan memeluk Bao'er bagai kilat, mereka menerjang ke dalam pintu gelombang dan langsung menghilang bersama portal itu.
Chu Yuan tetap duduk di dalam kereta giok, menyaksikan seluruh kejadian hingga Tian Jing dan Bao'er lenyap. Ekspresinya tak berubah sedikit pun.
Zeng Xia merasa panik. Ia sangat paham keajaiban Gerbang Segala Keindahan yang mampu menembus ruang hampa. Dengan usaha maksimal Tian Jing, sangat mungkin mereka telah menggunakan portal itu untuk teleportasi ke luar dataran es.
Meski Chu Yuan memuji jasanya, Zeng Xia sadar betul: Kepercayaan diri dan kelengahannya telah menggagalkan misi ini. Jika Tian Jing berhasil kabur lagi, semua usahanya akan sia-sia.
"Tuan Muda, izinkan bawahan ini menangkap kembali Tian Jing untuk menebus kesalahan sebelumnya." Zeng Xia mendekat sambil memberikan hormat.
Chu Yuan hanya tersenyum tipis, menggoyangkan kipas lipat di tangannya, dan berkata dengan datar: "Aku bilang kau berjasa berarti kau memang berjasa. Persoalan ini tak perlu lagi kau pikirkan. Adapun Tian Jing, dia akan kembali."
Tian Jing menggunakan Gerbang Segala Keajaiban untuk berpindah ruang, namun saat keluar dari gerbang tersebut, dia terkejut menemukan kereta giok yang ditarik Rusa Putih Suci bertuliskan sembilan kepala masih berhenti di hadapannya.
Setelah diamati lebih seksama, ternyata dia masih berada di lokasi semula, tak bisa meninggalkan dataran es, bahkan tak bergeser sedikitpun dari posisi awalnya.
Wajah Tian Jing berubah pucat. Telapak tangan yang telah teralikasikan berulang kali menciptakan Gerbang Gelombang, sembari memeluk Bao'er dia menerjang masuk dengan gesit.
Namun berapa kali pun Tian Jing menggunakan Gerbang Segala Keajaiban, setiap kali keluar hasilnya tetap berada di depan kereta giok itu. Ekspresinya semakin berubah sangat masam.
“Nona Tian, tidak perlu lagi membuang-buat gaya dan waktu. Meski Gerbang Segala Keajaiban memang ajaib, tapi di bawah batas gaib taman suci-ku, jangankan gerbang kecil seperti ini, bahkan gerbang alam ilahi sesungguhnya pun takkan bisa terhubung dengan dunia luar.” Chu Yuan mengipaskan kipas lipatnya dengan santai.
Tian Jing menyadari percuma membuka Gerbang Segala Keajabian lagi. Sorot matanya menatap langit. Di radius 100 li sekitar mereka, seluruh area diselimuti cahaya suci yang bersumber dari sosok bak Putra Suci di dalam kereta giok—Chu Yuan.
“Putra pertama Negara Chu memang tak mengecewakan reputasinya.” Ucap Tian Jing sementara lengan gioknya berkilatan gelombang. Simbol-simbol cahaya menyala di permukaan lengannya, mengumpulkan tenaga yang semakin menggunung. Saat aura mencapai puncak, satu pukulan dahsyat melesat ke arah Chu Yuan.
Tampak gelombang membentuk pintu di depan tinju Tian Jing, tenaga pukulan yang dihujamkan ke pintu gelombang itu langsung menghilang. Sekejap kemudian, pintu gelombang itu terbuka di belakang Chu Yuan, memuntahkan cahaya Xuan yang mengerikan darinya.
Di jarak sedekat itu, bahkan Tuhan pun mungkin sulit menghindar.
Chu Yuan juga tak berniat mengelak. Cahaya suci membubung dari tubuhnya bagaikan dewa. Xuan Guang yang menghantam selubung cahaya ilahi di sekujur tubuhnya langsung teratasi tak kasat mata. Jangankan melukainya, bahkan helai jubahnya pun tak tergoyahkan sedikit pun.
"Nona Tian, cukup sudah?" Tatapan Chu Yuan menyapu Tian Jing. Seketika gadis itu merasakan tekanan dahsyat turun menghunjam, raganya terpaku tak bisa bergerak oleh kekuatan tak kasat mata. Kedua kakinya bahkan mulai gemetaran, seolah limbung menahan desakan mengerikan itu.
Tian Jing menggigit gigi mengerahkan seluruh tenaganya, namun sekeras apa pun dia berusaha, tetap tidak bisa sepenuhnya mengimbangi tekanan tenaga mengerikan yang menindihnya. Kedua kakinya semakin tertekuk.
"Chu Yuan lebih mengerikan dari rumor yang beredar!" Hati Tian Jing berdebar kencang. Dia sadar momen ini mungkin akan berakhir sangat berisiko.
