Suara ini tidak asing bagi Tian Jing. Seketika ia tahu pemilik suara itu. Tapi Tian Jing sulit mempercayai bahwa pemilik suara itu akan muncul di saat seperti ini, dan mengucapkan kata-kata seperti itu.
Namun ketika ia berbalik, yang terlihat di depannya ternyata benar-benar orang yang pernah ia bayangkan. Keterkejutannya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Pria brengsek yang ia anggap ingin memanfaatkan darah anak untuk ritual pencarian garis keturunan ini, ternyata benar-benar berdiri di hadapannya.
Han Sen sebenarnya juga tidak ingin muncul terlalu awal. Bahkan jika Tian Jing dipaksa Chu Yuan mencari aliran tanah, bagi Han Sen itu bisa dianggap sebagai sebuah hal bagus. Dia bisa menunggu hingga Tian Jing dan yang lain menemukan gen baru merebutnya.
Tapi siapa sangka Chu Yuan ini benar-benar cabang gila, ternyata nekat membunuh Bao'er. Barulah membuatnya tidak bisa tidak bertindak.
Lebih baik dia yang bertindak daripada Bao'er yang melakukannya. Setidaknya tidak akan sespektakuler itu.
Tangan Chu Yuan juga tercekat di udara. Dia ternyata tidak menyadari bagaimana Han Sen bisa masuk ke batas gaib.
Menurut prinsip, di dalam batas gaib miliknya, dialah penguasa segalanya di sini, dialah Tuhan di tempat ini. Tidak mungkin ada yang bisa masuk batas gaib tanpa ketahuan olehnya.
Tapi kenyataan menunjukkan, sebelum Han Sen bersuara, Chu Yuan memang belum mendeteksi kedatangannya ke sini.
"Oh, kenapa tidak ada yang menyuruhku berhenti?" Chu Yuan tidak menoleh, tangannya yang terangkat tetap tidak diturunkan. Dia sudah tahu siapa yang datang.
"Karena saat itu kamu sudah tidak punya tangan, mana mungkin ada yang menyuruhmu berhenti?" Han Sen berjalan mendekati Chu Yuan sambil berkata, terlihat tidak memiliki aura yang istimewa, berjalan santai seolah sedang berjalan-jalan.
"Sepertinya kamu sangat percaya diri dengan jurus pedangmu." Chu Yuan tetap tidak menoleh.
"Aku hanya percaya pada diriku sendiri." jawab Han Sen.
Sudut bibir Chu Yuan terangkat, berkata dengan nada sinis: "Sayangnya, kepercayaan dirimu di mataku hanyalah kesombongan yang bodoh. Sebagai sesama pengguna pedang, menurutku Jalan Pedangmu sama sekali tidak masuk peringkat."
"Jurus pedangku memang biasa, tapi cukup untuk memenggal tanganmu." Han Sen berkata dengan datar.
"Menarik? Awalnya aku tidak ingin membuatnya mati cepat. Tapi karena kau bilang begitu, sekarang akan kupenggal kepalanya. Mari kita lihat siapa yang lebih cepat." Sorot mata gila melintas di pupil Chu Yuan saat tangannya meraih pedang di pinggangnya.
Chu Yuan percaya diri pada kecepatan tangan dan bilahnya. Sejak kecil ia berlatih pedang, usia tiga tahun sudah memasuki Jalan Pedang. Saat anak-anak lain masih merangkak dengan celana terbuka, ia sudah memeluk pedang dan berlatih menghujam. Halo gerakan menghunus pedang saja, tak terhitung miliaran kali ia ulangi.
Sukses tidak berasal dari berpikir untung-untungan, bahkan mereka yang berbakat pun bukan pengecualian.
Dua dekade bagaikan sehari, Chu Yuan terus menggali esensi pedang. Hingga hari ini, di dalam Negeri Chu tak ada lagi yang layak mendebatnya tentang Jalan Pedang.
Karakteristik batas gaib Divine Garden ditambah tenaganya dan pemahaman akan pedang, membuat tebasan ini layak disebut pedang dari Tuhan. Pedang terhunus, nyawa melayang - tanpa jeda sepersekian detik, lebih cepat dari teleportasi. Maka Chu Yuan yakin, bilahnya pasti lebih dulu memenggal kepala Bao'er.
Tapi saat telapak tangan Chu Yuan baru menyentuh gagang pedang, pergelangan tangannya sudah tertusuk nyeri menusuk jantung. Pupilnya menyempit, matanya membelalak saat melihat darah berhamburan di bawah pandangannya.
Tangan yang menggenggam pedang itu ternyata terpisah dari lengannya, sedang menyemburkan darah.
Semua orang terpana, dua pelayan dan Zeng Xia tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Dua pelayan itu telah mengikuti Chu Yuan selama beberapa tahun, menyaksikan terlalu banyak petarung kuat menjadi korban pedangnya. Banyak petarung ternama yang kepalanya terpenggal oleh pedang Chu Yuan, bahkan tak tahu bagaimana mereka mati.
Bagi mereka, Chu Yuan adalah sosok setara dewa pedang, atau lebih tepat disebut iblis pedang. Pedang terhunus, nyawa melayang - tak pernah ada pengecualian sekalipun.
Tapi kali ini, dalam kondisi sudah bersiap, Chu Yuan bahkan belum sempat mencabut pedangnya. Tangan yang biasa menghunus pedang itu telah terpenggal. Ini benar-benar tak bisa dipercaya - ternyata masih ada pedang yang lebih cepat dari Chu Yuan di dunia ini.
Zeng Xia hatinya semakin terkejut, mana sangka, anggota seperti itu ternyata memiliki jurus pedang mengerikan seperti ini. Mengingat interaksi sebelumnya dengan Han Sen, raganya tak sengaja menggigil, gemetar ketakutan.
"Itu kan Tuan Putra Chu Yuan, tapi bahkan pedangnya belum sempat dicabut, telapak tangannya sudah terputus." Zeng Xia meriang di tulang punggung.
Daya tekan di tubuh Tian Jing sudah hilang, tapi dia tetap tak bergerak sama sekali di sana, memandang Han Sen dengan tak percaya. Bahkan dia tidak melihat bagaimana Han Sen memotong telapak tangan Chu Yuan, bahkan tidak melihat Han Sen mencabut pedang yang tergantung di pinggangnya.
Chu Yuan tidak menghiraukan telapak tangan yang terputus, hanya menatap Han Sen dengan tatapan tajam. Lengan terputusnya masih mengucurkan darah. Seharusnya dengan Darah Dewa dan kekuatan benih gen yang dimilikinya, tangan itu bisa langsung regenerasi. Tapi sekarang di luka itu ada warna ungu yang aneh mengalir, membuat lukanya terus memburuk tanpa tanda-tanda penyembuhan atau regenerasi sama sekali.
“Nggak terima? Kamu masih punya satu tangan, bisa coba lagi. Kali ini aku tunggu sampai kamu mencabut pisaunya.” Han Sen sudah sampai di sisi Bao'er, mengangkatnya dalam pelukan, lalu menatap Chu Yuan dengan nada datar.
“Kamu akan menyesal.” Suara Chu Yuan dingin, tapi sorot matanya membara seperti api. Tangan kirinya yang tersisa dengan gesit mencengkeram gagang pisau. Telapak tangannya diselimuti api sihir hitam, seolah ada hantu-hantu jahat yang mengganggu di sana.
Hanya sedikit yang tahu, tangan kiri Chu Yuan jauh lebih mengerikan daripada tangan kanannya. Karena belum pernah ada yang memaksanya menggunakan tangan kiri, dan tak ada yang tahu dia masih menyimpan Benih Gen Dewa bernama Tangan Iblis - makhluk yang bisa menyaingi dewa tingkat kehancuran. Ditambah Batas Gaib Shen Yuan dan tenaganya, tebasan ini bukan hanya mencabut nyawa, tapi juga akan menelan jiwa korban, membuat arwahnya tak bisa masuk siklus reinkarnasi setelah mati.
Pada saat bilah pisau berhasil dicabut oleh Chu Yuan, kekuatan Batas Gaib Shen Yuan dan kekuatan Iblis Kiri itu secara mengerikan menyatu, berubah menjadi tenaga kelabu yang langsung merobek aturan alam semesta, menciptakan daya penghancuran mengerikan yang tak terbayangkan.
"Kekuatan Pemecah Batas!" Tian Jing menjerit kaget.
Di usianya yang masih muda, Chu Yuan ternyata mampu memecahkan batas! Bakat sehebat ini hampir menyamai Zhuo Donglai. Bedanya, Zhuo Donglai mengandalkan Jubah Ungu, sementara Chu Yuan jelas-jelas tidak memiliki harta sejenis itu, tapi dia tetap bisa memecahkan batas.
Ekspresi Han Sen tetap tenang, tapi di hatinya muncul rasa ketidakwajaran. Kekuatan Pemecah Batas Chu Yuan ini memberinya kesan ada yang tidak beres, meski dia tidak bisa menentukan letak ketidakberesan tersebut.
"Matilah!" Mata Chu Yuan memancarkan kegilaan, niat pisau di tubuhnya meledak dengan dahsyat. Saat pisau itu sepenuhnya terhunus, seolah dia telah memenggal kepala Han Sen, suara geramannya tak tertahankan.
Dang!
Pisau yang telah terhunus dan tangan kiri Chu Yuan bersama-sama melayang ke langit, darah segar pun berhamburan.
Ekspresi tak percaya terpateri di wajah Chu Yuan, matanya membelalak menatap tajam Han Sen yang masih berdiri tak bergerak seakan tak tersentuh.
Tian Jing, Zeng Xia, dan dua pelayan wanita membeku tercekat, wajah mereka pucat bagai melihat hantu.
"Tidak... mustahil... Chu Yuan yang sudah bisa memecahkan batas... tangannya terpenggal hanya dengan satu tebasan..." Tian Jing menatap Han Sen, tak bisa menyinkronkan sosok pria di hadapannya dengan guru aliran tanah licik yang dulu menjual Bao'er padanya.
