Setelah Zhao Ning'er menjadi Makhluk Pemecah Batas, kekuatannya meningkat drastis. Dalam hal tipe suara malah semakin mengerikan. Sekalipun tidak sengaja menggunakan tenaga, hanya menyanyikan beberapa bait dengan natural saja, sudah memiliki daya magis yang luar biasa, mudah menyentuh hati manusia.
Di arena kompetisi level satu juta penonton yang mengadakan konser, ternyata seluruh kursi penuh sesak, bahkan banyak orang yang gagal mendapatkan tiket. Ini membuktikan betapa besar daya tarik Zhao Ning'er.
Han Sen duduk di ruang VIP lapisan atas yang telah diatur Zhao Ning'er. Mendengar nyanyian langsung Zhao Ning'er, bahkan dia sendiri harus mengakui bahwa mendengarkan nyanyiannya adalah suatu kenikmatan.
Dok, dok, dok!
Konser baru saja dimulai, pintu ruang privat tiba-tiba diketuk.
"Siapa yang mungkin datang di situasi seperti ini?" Han Sen mengerutkan kening halus. Di sini dia hanya mengenal Zhao Ning'er dan Zhao Qiu-yi.
Zhao Ning'er sedang berada di panggung bawah, sedangkan Zhao Qiu-yi duduk bersama di ruang privat. Siapa yang akan mengetuk pintu mereka?
Zhao Qiu-yi berdiri dari sofa dan membuka pintu. Melihat orang di luar, dia tertegun sejenak. Bahkan Han Sen yang melihatnya pun terkaget-kaget - tamu yang datang ternyata Lin Jin.
“Yang Mulia ada keperluan?” Zhao Qiuyi menekan tepi topinya sambil menunduk bertanya.
“Hamba punya beberapa patah kata yang ingin dibicarakan berdua dengan Tuan Han.” Sorot mata Lin Jin menembus Zhao Qiuyi, langsung menimpa Han Sen.
“Biarkan dia masuk.” Han Sen berkata pada Zhao Qiuyi yang wajahnya masam penuh kewaspadaan.
Barulah Zhao Qiuyi menggeser raganya, membiarkan Lin Jin memasuki ruang privat, lalu menutup kembali pintu.
“Kau mengenal aku?” Han Sen memandang Lin Jin dengan penuh minat.
“Pendekar pedang terhebat Qin, makhluk mengerikan yang membelah Kota Giok. Di alam semesta ini yang tidak mengenalmu mungkin tak banyak. Tapi Han Sen yang kukenal bukanlah orang Qin, melainkan seorang jantan berasal dari perlindungan.” Lin Jin berkata dengan datar.
Ekspresi keraguan dan kecemasan terpancar di wajah Han Sen. Lin Jin tersenyum: “Han Sen, sekarang bisakah kita berbincang berdua?”
"Qiu Yi, kamu pergi ke luar dulu." Han Sen berkata kepada Zhao Qiuyi.
Setelah Zhao Qiuyi pergi, Han Sen mulai mengamati Lin Jin dan bertanya: "Siapa kau?"
"Sekalipun kau lupa pada Kaisar Langit ini, seharusnya tidak melupakan putriku Qingjun kan?" Lin Jin dengan santai berjalan ke hadapan Han Sen lalu duduk.
"Kaisar Langit, kapan kau kabur dari Botol Jueqing?" Mendengar ini, Han Sen sudah yakin, kemungkinan besar Lin Jin adalah reinkarnasi Kaisar Langit.
Yang tahu Qingjun adalah putri Kaisar Langit tidak banyak, apalagi di Alam Semesta Raya Kekaisaran, selain bereinkarnasi, sulit membayangkan kemungkinan lain.
"Aku tidak kabur, tapi memilih maut. Hanya saja cara kematianku agak khusus, setelah bereinkarnasi masih menyimpan beberapa kenangan." Kata Lin Jin.
"Ini tak mudah, bagaimana kau melakukannya?" Han Sen tahu bereinkarnasi harus melalui Kuil Gen, jiwa yang ingin menyimpan ingatan di sana hampir mustahil.
"Aku sendiri memang agak spesial, atau lebih tepatnya jiwa kami Delapan Jenderal Iblis semuanya memiliki keunikan. Dulu ada beberapa hal yang terus-menerus sulit kupahami, tapi setelah bereinkarnasi kali ini dan mengerti prinsip reinkarnasi antar dua dunia, ditambah setelah mendapatkan nyawa, tiba-tiba aku mendapat pencerahan tentang beberapa hal," kata Lin Jin.
"Prinsip apa?" Han Sen menatap ketat Lin Jin sambil bertanya.
"Kuno Iblis kemungkinan besar seperti aku, menyimpan kenangan kehidupan sebelumnya. Saat dia menemukan kami delapan orang di Sanctuary, itu sama sekali bukan kebetulan, melainkan sudah direncanakan sejak awal. Atau lebih tepatnya, aksinya membawa kami untuk menghantam dewa-dewa dulu mungkin sudah menjadi bagian dari skema besarnya, sayangnya akhirnya gagal karena pengkhianatan Asura."
Han Sen juga selalu mencurigai asal-usul Kuno Iblis. Hipotesis Kaisar Langit ini terdengar cukup masuk akal.
"Makhluk seperti apa sebenarnya dewa yang kalian penggal dulu itu?" Rasa penasaran Han Sen tentang masalah ini terus membara. Hingga detik ini, dia masih belum tahu makhluk apa sebenarnya yang ditelan Asura itu.
"Tidak tahu, yang aku tahu hanyalah, setelah Kuno Iblis mengumpulkan kami delapan, dengan memanfaatkan kekuatan kami berdelapan barulah bisa memanggil kehidupan itu. Begitu kehidupan itu muncul, dia sudah nyaris tak bernyawa. Saat itu Kuno Iblis sangat terkejut, jelas dia tidak memperhitungkan sebelumnya bahwa Tuhan yang dipanggil akan berwujud seperti itu. Tapi kemudian kupikir lebih dalam, meskipun Tuhan itu nyaris mati, kami tetap kesulitan memenggalnya. Jika dia dalam status normal, atau bahkan hanya luka berat tapi tidak fatal, sama sekali tidak mungkin kami bisa sukses membunuh Tuhan."
Kaisar Langit tidak melanjutkan penjelasannya, tapi Han Sen sudah paham maksudnya. Jika Kuno Iblis sudah tahu sejak awal betapa kuatnya Tuhan yang dipanggilnya, maka tujuan awalnya memanggil Tuhan seharusnya bukan untuk membunuhnya.
"Kamu mencariku, bukan hanya ingin memberitahu ini saja kan?" Han Sen berkata kepada Kaisar Langit.
Kaisar Langit berkesedihan berkata: "Jika bukan karena terpaksa, Aku pun enggan mencarimu. Kenangan kehidupan sebelumnya sebenarnya tersegel saat bereinkarnasi. Jika tidak ada insiden tak terduga, sekalipun masuk siklus reinkarnasi lagi, kenangan itu mungkin sulit terbuka. Tapi jiwa yang dibawa Kekacauan justru membuka kenangan kehidupan lamaku, barulah Aku bisa menemukan diriku yang dulu."
Terhenti sejenak, Kaisar Langit melanjutkan: "Tapi soal jiwa ini, Kekacauan masih menyimpan kartu as. Sekalipun sekarang asimilasiku sukses, tetap sulit lolos dari kendali mereka. Mungkin Kau bisa membantuku."
"Kenapa Aku harus membantumu?" Han Sen mencibirkan bibir berkata.
Dia dan Kaisar Langit sejak dulu bukan teman. Bahkan di kehidupan sebelumnya, hubungan mereka adalah permusuhan. Sekalipun mengabaikan sebab-akibat masa lalu, tidak perlu baginya membantu sang Kaisar.
“Meski aku tidak tahu seperti apa makhluk yang dipanggil oleh Kuno Iblis itu sebenarnya, tapi aku tahu satu rahasia tentang Kuno Iblis. Jika kamu bisa membantuku melepaskan diri dari kendali Kekacauan, aku akan memberitahumu rahasia 'itu' yang pasti sangat menarik minatmu.” Sang Kaisar Langit berkata sambil tersenyum.
“Rahasia apa? Ceritakan dulu.” Han Sen tidak begitu percaya.
Sang Kaisar Langit juga tidak menolak, tersenyum lalu berkata: “Rahasia ini baru kudeteksi setelah ingatanku pulih, masih ada hubungannya dengan Kekacauan. Aku yakin kamu pasti tertarik.”
Han Sen tidak merasa terkejut. Setelah merenung sejenak, ia berkata: “Aku bisa berjanji akan berusaha membantumu, tapi aku harus tahu rahasia itu dulu.”
Kaisar Langit justru sangat lancar: "Aku pernah pergi ke Kekacauan, dan di sana melihat beberapa barang menarik, termasuk sebuah lukisan kuno yang menggambarkan Ketua lama Kekacauan bersama tiga Wakil Ketua, serta beberapa tulang punggung organisasi. Dari empat anggota inti Kekacauan, aku mengenal dua di antaranya. Satu adalah Zang Daotian, sedangkan yang lainnya adalah..."
Kaisar Langit sengaja berhenti sejenak di sini. Han Sen menyambung: "Mungkinkah Kuno Iblis?"
Kaisar Langit mengangguk: "Benar, Wakil Ketua dalam lukisan itu memiliki sikap persis seperti Kuno Iblis, aura ilahinya sama sekali tidak salah."
"Kuno Iblis ternyata adalah Wakil Ketua Kekacauan?" Han Sen mengerutkan kening tanpa bicara.
