"Kakak Seperguruan Ke'er, hari ini ada waktu jalan-jalan bersama?" Seorang pemuda Tai Shang dengan elegan menghampiri Li Ke'er, bertanya dengan senyum lebar.
"Tidak ada waktu." Li Ke'er langsung menolak, hatinya dipenuhi frustasi.
Karena "Kitab Indra Tai Shang"-nya tak kunjung mencapai terobosan besar, klan berencana menikahkannya untuk melahirkan keturunan guna melanjutkan garis darah Tai Shang. Pemuda bernama Li Yan ini adalah calon pasangan yang telah dijodohkan untuknya.
Ekspresi Li Yan berubah masam, wajahnya mengeras: "Li Ke'er, kau harus pahami ini adalah keputusan para Elder klan. Aku juga terpaksa bekerja sama. Sikap macam apa ini?"
Li Ke'er berkata dengan datar: "Kalau merasa terpaksa, laporkan saja pada kepala suku dan para Elder untuk membatalkan."
Hati Li Ke'er benar-benar gundah. Dia sama sekali tak ingin menikah.
Li Yan mendengar ini, ekspresinya semakin masam: "Jangan kira aku tidak tahu, kamu cuma tertarik pada 'koin emas' itu. Tapi sayangnya, koin emas adalah Han Sen. Jangan berharap dia masih hidup. Sekalipun benar seperti rumor sebelumnya bahwa dia belum mati, dia adalah 'ulat' Kakak Ling Long, tidak ada hubungannya denganmu. Dulu kamu ingin menjadikan koin emas sebagai ulatmu, tapi dia sama sekali mengabaikanmu. Buat apa berharap kosong?"
Li Yan sendiri bukan anggota inti Tai Shang. Statusnya hanya alat pengembangbiakan. Saat Han Sen mengunjungi Tai Shang sebelumnya, dia hanya menemui Kepala Suku Tai Shang dan anggota Taman di Udara. Li Yan sama sekali tidak tahu kebenaran rumor tentang Han Sen yang masih hidup.
Li Ke'er malas mengacuhkannya, berbalik dan pergi.
"Berdiri di situ! Li Ke'er, dengarkan baik-baik. Mau tidak mau, kamu harus menikah denganku. Ini aturan Tai Shang kita. Tak ada yang bisa melawan, termasuk kamu!" Li Yan menarik tangan Li Ke'er dengan kesal.
Li Ke'er menampakkan ketidaksenangan, menoleh sambil melepaskan genggaman Li Yan. Saat hendak membalas, tiba-tiba ia terdiam. Dari arah pandangannya saat menoleh, terlihat seorang pria sedang mendekat.
Ketika Li Ke'er melihat jelas wajah pria itu, tubuhnya gemetar halus dengan ekspresi tak percaya.
Han Sen yang baru saja mendekat telah mendengar percakapan mereka. Ia berkata di sisi Li Ke'er: "Ke'er, jika kau tak ingin menikah, aku bisa berdiskusi dengan kepala sukumu. Mungkin dia akan menghormati permintaanku."
Sebelum Li Ke'er sempat menjawab, Li Yan mendengus keras: "Apa sih kamu ini? Urusan Tai Shang bisa kau ikut campuri?"
"Urusan Tai Shang memang bukan wewenangku, tapi memberi saran mungkin masih boleh." Han Sen beralih ke Li Ke'er: "Ke'er, apakah Xiao Hua dan yang lain di Tianwai? Kenapa aku tak melihat mereka di markas?"
Li Ke'er mengangguk: "Mereka membangun markas baru. Aku antar kamu kesana."
"Beri padaku berhenti, Kamu sebenarnya orang apa itu?" Li Yan awalnya mengira Han Sen adalah orang dari pihak Han Fei, tapi dari nada bicaranya, sepertinya sama sekali tidak tahu urusan markas Mirror Lake.
Begitu dipikirkan, orang ini sangat mungkin anggota yang melanggar masuk ke Tianwai. Berdasarkan aturan Tai Shang, dia berwenang pertama-tama mengalahkan penjajah.
Li Ke'er memandang ke arah Li Yan, mencibirkan bibir berkata: "Dia juga bukan manusia luar biasa, hanya 'orang mati' yang kamu sebut itu. Apa Kamu tertarik membuatnya mati sekali lagi?"
Li Yan tertegun sejenak, setelah menyadari langsung ekspresinya berubah drastis, memandang curiga ke arah Han Sen: "Li Ke'er, Kamu asal cari orang untuk meniru koin emas? Jangan-jangan menganggapku anak tiga tahun? Di alam semesta siapa yang tidak tahu, koin emas dan Qin Xiu itu bersama-sama binasa. Kabar koin emas belum mati sama sekali hanyalah lelucon kosong."
Li Ke'er tersenyum lalu beralih ke Han Sen berkata: "Dia tidak percaya kamu adalah Koin Emas, seharusnya kamu membuktikannya."
"Sekarang aku tidak membawa barang bukti apapun. Aku akan memberimu satu koin emas." Han Sen menjepitkan jari tengah dan ibu jarinya, mengkristalkan sebuah koin emas yang langsung dilemparnya ke arah Li Yan.
Li Yan tidak berani memastikan apakah ini benar-benar Han Sen. Saat gerakan tubuhnya berubah-ubah untuk menghindar, koin yang terlihat dilempar santai itu tetap menempel di tubuhnya.
Wajah Li Yan berubah pucat. Dia mengerahkan tenaga untuk menghentakkan koin itu, namun koin tersebut menyatu di tinjunya bagaimana pun dia berusaha.
Boom!
Tubuh Li Yan langsung terhunjam ke bawah. Tanah di bawah kakinya terbelah seakan memikul gunung besar, hampir membuatnya terjungkal.
"Ayo, sudah lama aku tidak bertemu Xiao Hua, ingin cepat-cepat menemuinya." Han Sen meletakkan satu tangan di bahu Li Ke'er, dalam sekejap mereka telah gesit berpindah hingga sampai di tepi Danau Cermin.
"Kakak Ke'er..." Han Yan yang sedang berada di luar markas melihat Li Ke'er hendak menyapa, namun saat melihat Han Sen di sisinya, matanya membeku sejenak lalu rongga matanya langsung memerah.
"Kakak! Kamu sudah kembali." Han Yan dengan girang menerjang dan memeluk erat Han Sen.
Han Sen mengelus-elus kepalanya sambil tersenyum: "Kenapa masih seperti anak kecil? Kapan baru bisa dewasa?"
"Mengapa harus dewasa? Aku ingin selamanya menjadi anak yang dimanjakan." Han Yan tersenyum manis.
"Kamu kan sudah jadi bibi, tidak malu mengucapkan kata-kata seperti ini." Han Sen mencubit hidungnya.
Han Yan tersenyum: "Bibi kenapa? Punya keponakan baik, bibi juga bisa dimanjakan. Xiao Hua paham dan sopan, jauh lebih hebat darimu. Oh ya, Xiao Hua ada di dalam markas, aku antar kamu menemuinya. Pasti kamu sangat merindukannya kan?"
Han Yan lalu mengajak Han Sen dan Li Ke'er masuk ke markas. Baru saja melangkah, mereka langsung berpapasan dengan Han Yufei yang mengenakan jas lab putih dan kacamata emas.
"Kenapa kamu kembali lagi?" Han Yufei menyesuaikan kacamata emasnya, menatap Han Sen.
"Cuma mau jalan-jalan saja." Han Sen mengusap hidungnya.
"Kebetulan, ada eksperimen yang butuh bantuanmu. Ikut aku." Han Yufei langsung berjalan menuju saluran di sebelah dan masuk ke lift vertikal.
Han Sen terpaksa mengikuti. Dia juga ingin tahu apa yang dilakukan Han Yufei belakangan ini.
Lift vertikal terus turun hingga mencapai Lapisan Terbawah markas baru berhenti. Setelah keluar dari lift, terlihat sebuah gerbang besar. Han Yufei memasukkan beberapa kode rahasia sebelum akhirnya berhasil membuka gerbang tersebut.
"Apa ini?" tanya Han Sen sambil memandang benda berbentuk telur raksasa di hadapannya dengan kebingungan.
Benda telur itu tingginya mencapai belasan meter. Material pembuatnya tidak diketahui - bukan logam maupun kayu/batu, terbuat dari bahan teknologi tinggi yang tidak biasa. Di permukaannya terhubung banyak serat kristal mirip serat saraf, sesekali terlihat aliran sinar menyala mengalir melalui serat-serat tersebut.
"Aku menamainya Mesin Reinkarnasi," kata Han Yufei sambil menyesuaikan kacamata emasnya dengan ekspresi berbangga.
"Mesin Reinkarnasi?" Han Sen mengernyitkan alis dengan ekspresi aneh. "Mungkinkah mesin ini bisa mengontrol jenis kelamin bayi yang akan lahir?"
Han Yufei mencibirkan bibir berkata: "Tidak sesederhana itu. Mesin kelahiran bisa melakukan penyesuaian dan optimasi gen. Misalnya, memasukkan sperma pria dan sel telur wanita ke dalamnya untuk penyesuaian genetik, sehingga banyak gen bayi yang dibudidayakan bisa dipilih."
"Bukankah ini bayi gen? Alliance sudah punya proyek ini sejak lama," kata Han Sen.
"Tentu berbeda. Mesin kelahiran saya tidak terbatas pada manusia dengan manusia." Han Yufei tersenyum misterius.
