Han Sen tidak tahu bagaimana reaksi Prasasti Gen melihat 24 simbol gen ini. Jika harus mengukir satu per satu, sebenarnya cukup mudah bagi Prasasti Gen untuk menghancurkan atau menghentikannya.
Jadi saat mengukir simbol gen, dia sengaja menggunakan teknik penyusunan, menorehkan di sana-sini, bekas pisau yang tampak sama sekali tidak terkait sebenarnya hanya mengubah urutan penulisan, dan akhirnya meninggalkan satu goresan tak terselesaikan di ke-24 simbol gen.
Melalui penyusunan posisi, dia bisa menyelesaikan goresan terakhir ke-24 karakter dengan satu tebasan terakhir, dan sesuai urutan kode, simbol gen sebelumnya dilengkapi lebih dulu oleh tebasan ini.
Menyaksikan ke-24 simbol gen menyala satu per satu, Han Sen sama sekali tidak merasakan sedikit pun kebahagiaan karena dia benar-benar tidak tahu apakah 24 kode simbol gen ini benar-benar berguna.
Kerangka yang mengurung Han Sen, melihat 24 simbol gen itu berbinar-binar, justru terkesiap: "Bagaimana mungkin kau tahu 24 simbol gen ini?!"
Boom!
Han Sen menemukan dua puluh empat simbol gen itu seperti dua puluh empat bola api, dalam sekejap membakar bintang-bintang di sekitarnya. Api itu menyebar dengan cepat mengikuti garis-garis yang samar-samar ke bintang-bintang lain.
Hanya dalam sekejap mata, seluruh Laut Bintang terbakar. Butir-butir bintang memancarkan cahaya gemilang, menyimpang dari orbit aslinya. Seluruh kosmos seolah dibalikkan, mengalami transformasi sulit dipahami.
Han Sen merasakan kerangka yang mengikat tubuhnya agak mengendur. Dengan tenaga maksimal ia berhasil melepaskan diri dari target terkunci kerangka, lalu menerjang keluar dari Laut Bintang.
Entah karena Laut Bintang yang kehilangan kendali, kali ini Han Sen ternyata berhasil keluar. Raga-nya muncul di luar Prasasti Gen.
Namun situasi di luar membuat Han Sen tidak bisa bersukacita, lautan awan di Tiga Puluh Tiga Langit bergeliat liar dengan sinar jingga bergetar tak karuan. Prasasti Gen memancarkan cahaya suci yang menyilaukan mata.
Kehampaan di sekelilingnya seakan ambruk dengan dahsyat. Melalui aura Dongxuan, Han Sen melihat fenomena yang semakin mengerikan.
Jutaan gir alam semesta beroperasi gila-gilaan bagai mesin raksasa yang baru saja dihidupkan. Banyak gir yang semula terhubung kini terpisah secara aneh, menyambung dengan gir-gir baru yang muncul. Mesin mistis alam semesta ini seakan sedang dimodifikasi.
Tak berani berlama-lama di Tiga Puluh Tiga Langit, Han Sen melesat keluar dari tiga puluh tiga lapisan itu dan kembali ke Tianwai.
Tapi di sini pun tak aman. Fenomena aneh muncul di mana-mana: sepuluh matahari menggantung di langit, lautan terapung di cakrawala, seolah ada makhluk ilahi dan iblis sedang bermain di baliknya.
Han Sen berubah raut wajah, langsung melesat keluar dari Tianwai, lalu tercekat menemukan bahwa tidak hanya Tianwai, seluruh alam semesta genetik sedang mengalami transformasi mengerikan. Kehampaan di sekeliling ambruk, berbagai fenomena aneh bermunculan.
"Apa sebenarnya 24 simbol gen yang diberikan raksasa iblis besar itu?" Jantung Han Sen berdebar kencang, langsung memasuki dunia mimpi untuk menemukan raksasa iblis besar yang sedang beristirahat di sana.
"Raksasa Iblis Besar, 24 karakter itu sebenarnya apa?" Han Sen memaksa diri tenang, mengawasinya dengan tatapan tajam.
Raksasa iblis besar menatapnya dengan terkejut: "Kamu benar-benar mengukir kode genetik itu di Prasasti Gen?"
"Kukir." Wajah Han Sen agak suram, matanya menyala seperti harimau yang mengawasi mangsanya.
Raksasa iblis besar tertawa terkekeh, melayang mendekati Han Sen sambil membelai pipinya: "Kekasih kecilku, kau benar-benar berani. Ternyata benar-benar mengukir kode genetik itu."
“Apa sih sebenarnya itu?” Han Sen menggenggam pergelangan tangan raksasa iblis besar itu dengan wajah dingin.
Raksasa iblis besar tersenyum: "Kamu tak perlu khawatir, apa yang kukatakan sebelumnya memang benar. Kode genetik itu memang digunakan untuk merekonstruksikan status awal Prasasti Gen."
"Kamu hanya bilang Tiga Puluh Tiga Langit akan direstorasi, tapi tak menyebut Alam Semesta Genetik juga akan terpengaruh." Wajah Han Sen tetap masam.
Raksasa iblis besar merapikan rambutnya dengan gerakan menggoda: "Kekasih kecilku, yang terpengaruh bukan cuma Alam Semesta Genetik. Alam Semesta Raya Kekaisaran pun akan terdampak. Tiga Puluh Tiga Langit pada dasarnya adalah zona penyangga antara alam semesta positif-negatif, bisa dibilang juga titik penghubung keduanya. Menurutmu, jika Tiga Puluh Tiga Langit dikembalikan, mungkinkah alam semesta ganda itu tak terkena imbas?"
"Apa konsekuensinya?" Han Sen tak sabar mendengar penjelasan lebih lanjut.
"Tenang saja," sang raksasa iblis tertawa, "restorasi Tiga Puluh Tiga Langit ke kondisi awal justru akan membawa manfaat besar bagi alam semesta ganda, bukan kerusakan."
Han Sen mengerutkan kening melihat raksasa iblis besar, perkataannya sungguh sulit dipercaya.
"Jangan memandangku seperti itu, kekasih kecilku. Kapan aku pernah menipumu?" Raksasa iblis besar itu mencubit pipi Han Sen: "Jika tebakanku benar, tanpa kode genetikku, kau pasti sulit lolos dari balasan sihir Prasasti Gen?"
Han Sen hanya bisa tersenyum pahit pasrah. Faktanya, ia sadar dirinyalah yang tidak bisa menahan diri menggunakan kode genetik itu, tak bisa menyalahkan raksasa iblis besar.
Entah ada konspirasi atau tidak dari raksasa iblis besar, Han Sen sendirilah yang terjebak dalam situasi ini.
Mata raksasa iblis besar itu memancarkan kilauan kegembiraan: "Kini Prasasti Gen telah mulai merekonstruksi, saatnya aku keluar. Era yang kukenal akhirnya akan kembali."
"Apa maksudmu?" tanya Han Sen.
"Pergi lihat sendiri saja nanti tahu." Sang Raksasa Iblis Agung tersenyum bahagia, kedua tangannya menggenggam pipi Han Sen sambil menciumnya keras, baru kemudian terbang keluar dari mimpi: "Kekasih kecilku, aku sungguh senang, pantaslah kau yang bisa menjadi ayah angkat Yang Mulia Bao'er. Kau ternyata benar-benar merekonstruksi Prasasti Gen menggunakan kode genetik, luar biasa!"
Melihat sang Raksasa Iblis telah meninggalkan mimpinya, Han Sen pun memaksa dirinya bangun. Pandangan pertamanya tertangkap fenomena-fenomena aneh yang masih bertebaran di kehampaan Alam Semesta Genetik, disertai transformasi ruang yang masif.
Namun fenomena aneh dan perubahan ini justru tidak menimbulkan bencana. Sebaliknya, Tiga Puluh Tiga Langit yang sebelumnya tersembunyi dalam kehampaan, perlahan mulai termanifestasi.
Rupanya semua fenomena ganjil yang pernah disaksikan Han Sen sebelumnya, bersumber dari Tiga Puluh Tiga Langit ini.
Yang membedakan dengan Tiga Puluh Tiga Langit yang pernah dilihat Han Sen dulu, kini susunannya mirip terasering sawah yang mengapung di kehampaan. Dari sudut manapun di Alam Semesta Raya, lapisan-lapisan langit ini tetap terlihat jelas.
Tiga puluh tiga langit yang utuh terlihat seperti sebuah kuburan raksasa. Di puncak kuburan itu, berdiri sebuah prasasti batu dengan tiga karakter terukir jelas.
"Prasasti Gen!" Han Sen melantunkan tiga kata itu dengan raut wajah penuh keanehan. Semakin ia amati, tiga puluh tiga langit itu semakin mirip kuburan besar.
"Barang ini dari tampangnya saja sudah pertanda buruk. Ternyata Ketua lama Kekacauan memilih tempat sial ini sebagai sarang. Pantas saja gagal. Jangan-jangan Qin Xiu dan Zang Daotian terkubur di dalam tiga puluh tiga langit yang mirip gundukan kuburan itu?" Pikiran licik berkelebat di benak Han Sen.
