Menyaksikan gadis itu terbang naik dalam sorotan cahaya sementara dirinya tetap di bawah, Han Sen terkesiap. Jika tak bisa mengikuti, bukankah dia akan terkurung selamanya di Langit Senjata?
Han Sen tanpa basa-basi langsung menerobos langit, dalam sekejap berhasil menyusul gadis remaja itu dan memaksakan diri masuk ke dalam sinar.
Namun sinar dan tubuh gadis remaja itu bagaikan ilusi, Han Sen hanya mencakar udara kosong dan menembus melewati sinar tersebut.
Dengan penuh ketidakrelaan, Han Sen mencoba beberapa kali berturut-turut namun tetap gagal, sama sekali tidak bisa menyentuh gadis remaja itu.
Gadis remaja itu pun panik mengulurkan tangan ingin menangkap Han Sen, namun sama sia-sianya. Tubuhnya yang terikat sinar juga tak bisa keluar.
Menyaksikan gadis itu hampir keluar dari Langit Senjata, Han Sen yang terkejut dan panik itu harus menekan amarahnya. Waktu yang tersisa tinggal sekejap mata, emosi negatif tak boleh menyia-nyiakan kesempatan terakhir ini.
Han Sen yang sudah tenang, tiba-tiba menemukan secuil gelombang energi aneh pada tubuh gadis itu. Gelombang itu berasal dari jiwa sang gadis, tepatnya dari cetak cap jiwa milik Han Sen.
Cetak cap jiwa itu belum dimurnikan oleh sang gadis, hanya tertanam di dalam jiwanya, terus mempertahankan hubungan dengan jiwa Han Sen.
Karena gejolak emosi Han Sen, getaran jiwa tersebut juga menjadi sangat kuat.
Saat Han Sen melihat secuil jiwa itu, sang gadis hampir terlempar keluar dari Langit Senjata. Tanpa waktu untuk ragu, dengan keputusan tegas di hati, Han Sen langsung mengaktifkan tubuh Super God, berubah menjadi tubuh astral, dan menerjang ke arah sang gadis.
Persis saat sang gadis hendak meninggalkan Langit Senjata, jiwa Han Sen yang telah bertransformasi itu masuk ke dalam secuil cetak cap jiwanya sendiri. Sekejap mata, mereka bersama-sama menghilang tanpa bekas.
Kedua alam semesta terus menerus dihujani petarung kuat yang menerjang tiga puluh tiga hari, memperebutkan kendali atas tiga puluh tiga hari tersebut. Seorang demi seorang penguasa segalanya tercipta.
Jumlah petarung pemecah batas di alam semesta genetik jauh lebih sedikit dibanding Kekaisaran, namun dalam hal sifat berkembang, alam semesta genetik sama sekali tidak kalah.
Sejak bencana besar jiwa, tiga puluh tiga hari Kembali ke 'sumber', alam semesta genetik mengalami kemajuan pesat. Banyak petarung tingkat Pemecah Batas bermunculan. Meski rasio pemecahannya rendah, potensinya sangat kuat dan kemajuannya cepat.
Sudah ada petarung dari alam semesta genetik yang meraih nama mengerikan di tiga puluh tiga hari, tidak kalah dibanding petarung Kekaisaran.
Tuan Istana Surgawi, Yu Shanxin, Gu Zhu, Kaisar Manusia, sulur labu ajaib, Kepala Suku Tai Shang, dan banyak petarung besar familiar lainnya telah menerjang ke dalam tiga puluh tiga hari, bertarung sengit melawan jutaan petarung untuk memperebutkan posisi penguasa segalanya.
"Tapi hingga detik ini, sudah enam belas langit yang memiliki penguasa. Selain Kaisar Manusia dari alam semesta genetik yang sama sekali tidak terkenal, belum ada yang bisa merebut satu tingkat langit pun."
"Tuan Koin Emas pergi ke mana? Kenapa Tuan Koin Emas tidak bertindak merebut satu langit?"
"Jika Tuan Koin Emas ada di sini, pasti bisa menembus tiga puluh tiga langit."
Alam semesta genetik berharap ada petarung dari alam semesta mereka yang menjadi penguasa langit. Harapan terbesar tentu tertumpu pada Koin Emas, tapi dia seperti batu tenggelam di lautan, tak meninggalkan jejak.
"Xiao Hua, apa-apaan sih ayahmu ini? Sudah pergi begitu lama, kok belum juga merebut satu langit?" Wang Yuhang memandangi Xiao Hua sambil bergumam.
Para petarung di Taman Udara juga kebingungan: Kenapa Han Sen belum merebut satu langit? Dengan kekuatannya, tidak masuk akal kalau dia tak bisa merebut satu tingkat langit.
“Tidak bisa, sudah tidak tahan lagi. Aku mau pergi ke tiga puluh tiga lapisan dimensi untuk melihat apa sebenarnya yang dilakukan San Mu di dalam sana.” Wang Yuhang tidak tahan lagi, berdiri sambil berkata.
“Pergi? Bagaimana caramu pergi? Kau bahkan belum mencapai Pemecahan Batas, bahkan makhluk Pemecahan Batas biasa saja tidak bisa menerobos masuk ke tiga puluh tiga lapisan dimensi, bagaimana kau mau masuk?” Tang Zhenliu menahan Wang Yuhang sambil berkata.
Menerjang tiga puluh tiga lapisan dimensi terlalu berbahaya. Banyak makhluk Pemecahan Batas yang hampir tewas di luar tiga puluh tiga lapisan dimensi, apalagi seseorang seperti Wang Yuhang.
“Aku sudah mencapai Pemecahan Batas. Biarkan aku yang pergi.” Bunga Kecil mengajukan diri.
Han Yan segera menghentikannya: “Bunga Kecil, kau tidak boleh pergi. Urusan Kakak sudah membuat kakak ipar sangat khawatir. Jika kau ikut hilang entah kemana, apakah kau tega membiarkan ibumu terus hidup dalam penderitaan?”
Mendengar itu, Bunga Kecil langsung menunjukkan ekspresi kesulitan. Belakangan ini Ji Yanran sudah sangat sedih karena urusan Han Sen, hampir setiap hari mengalami mimpi buruk. Jika dia ikut menghilang, tidak terbayang betapa cemasnya Ji Yanran nanti.
“Jarakku dengan Pemecahan Batas sudah tidak jauh, tunggu beberapa hari lagi. Setelah berhasil, aku akan pergi melihat apa yang sebenarnya dilakukan San Mu di Tiga Puluh Tiga Langit itu.” Xie Qing Di berkata dengan penuh keyakinan.
“Lebih baik menunggu aku daripada dirimu. Pasti aku yang lebih dulu mencapai Pemecahan Batas.” Yi Dongmu menyahut.
Semua orang berniat masuk ke Tiga Puluh Tiga Langit, saling berdebat, namun tak satupun yang telah mencapai Pemecahan Batas sehingga tidak memenuhi syarat untuk menembusnya.
“Kalau benar-benar tidak bisa, bagaimana kalau kita minta Tuan Putih untuk pergi?” usul Han Yan setelah berpikir.
“Berhenti berisik! Sudah kubilang aku yang akan pergi!” teriak Wang Yuhang dengan lantang.
“Sudah dijelaskan, tanpa Pemecahan Batas mustahil masuk ke Tiga Puluh Tiga Langit. Paman, janganlah membuat keributan.” Tang Zhenliu mengingatkan.
“Aku tidak mengacau. Aku sudah mencapai Pemecahan Batas.” sanggah Wang Yuhang.
Sorot mata semua orang langsung tertuju pada Wang Yuhang. Selama ini dia selalu terlihat santai, tidak terlihat serius berlatih atau berburu. Bagaimana mungkin tiba-tiba sudah mencapai Pemecahan Batas?
"Paman kecil, hal ini tidak bisa dijadikan lelucon. Di Tiga Puluh Tiga Langit tidak ada gerbang belakang yang bisa dilewati..." Tang Zhenliu memandang Wang Yuhang dengan ekspresi tak percaya.
Sebenarnya bukan hanya Wang Yuhang, semua orang di dalam hati mereka menyimpan sedikit kecurigaan.
Wang Yuhang menghela napas: "Di sini tidak ada orang luar, kita semua saudara yang keluar dari perlindungan. Aku tidak akan menyembunyikan ini - sebelumnya aku sudah dirasuki oleh Jiwa Nasib."
"Bagaimana mungkin? Ini tidak... tidak..." Tang Zhenliu mengira Wang Yuhang sedang bercanda, tersenyum siap meraih bahu Wang Yuhang.
Namun tangannya membeku di langit sebelum menyentuh bahu Wang Yuhang. Senyum dan ucapan yang belum selesai di bibirnya pun ikut membeku.
Terlihat tubuh Wang Yuhang mulai berubah, seolah ada cahaya misterius mengalir dari tubuhnya. Di atas kepalanya muncul mahkota transparan, seluruh dirinya memancarkan aura mengerikan. Sepasang matanya memancarkan sorotan dingin penuh angker, membuatnya terlihat memikat namun menyeramkan seperti dewa jahat yang sama sekali berbeda dengan sikap santai biasa Wang Yuhang.
"Bagaimana mungkin ini terjadi?" Semua orang mengawasi Wang Yuhang dengan khawatir. Mereka tidak keberatan jika dia berubah menjadi Pemecahan Batas, tapi Kehendak makhluk itu mudah dikendalikan oleh niat pembunuhan. Kekhawatiran mereka adalah Wang Yuhang akan tersesat dalam jati diri.
Wang Yuhang menggelengkan kepala: "Tidak perlu khawatir. Lihatlah, aku masih baik-baik saja. Indra keenamku belum sepenuhnya dikuasai oleh jiwa, raga juga belum bermetamorfosis total. Jadi aku belum bisa disebut sepenuhnya Pemecahan Batas, lebih tepat disebut setengah manusia setengah makhluk."
Dengan senyum menyindir diri, Wang Yuhang melanjutkan, "Ini juga tidak buruk. Yang pasti aku tidak berniat menikah. Setengah binatang ya setengah binatang, malah bisa menghemat waktu latihanku yang melelahkan. Kalian tidak bisa ke Tiga Puluh Tiga Langit, tapi aku bisa. Ini hal bagus juga. Tunggu sebentar, aku akan periksa dulu."
Begitu berkata, Wang Yuhang langsung berjalan menuju pintu keluar markas.
