Saat Han Sen menemui Zero, dia melihat Zero bersama malaikat kecil sedang belajar seni kuliner dari Koki Naga.
Melihat keseriusan kedua makhluk itu, Han Sen merasakan kehangatan di hatinya. Teringat bagaimana selama ini Zero dan malaikat kecillah yang selalu merawat kebutuhan hidupnya setiap kali dia pulang secara kebetulan, hatinya seperti meleleh karena haru.
Ketiga wanita itu juga melihat kedatangan Han Sen. Koki Naga langsung memanggilnya mendekat.
Han Sen menjelaskan maksudnya pada Zero. Namun Koki Naga yang berdiri di samping tiba-tiba berkata: "Untuk hal seperti ini tak perlu cari Zero. Langsung saja ke aku! Aku ahli dalam membabat orang!"
Melihat sorot mata penuh semangat sang Koki Naga, Han Sen bergumam dalam hati: "Aku cuma ingin Zero asal memotongku beberapa kali... Jangan-jangan kau benar-benar ingin memotong-motongku?"
Long Nu justru dengan gembira menarik Han Sen ke lapangan latihan. Memasak sebenarnya hanya hobi kedua Long Nu, hobi utamanya adalah membereskan buruan, sementara Han Sen adalah buruan yang sangat bagus.
Ketika Han Sen tiba di lapangan latihan, Lin Feng, Tang Zhenliu, Qin Xuan, Huangfu Jing, dan Yi Dongmu semuanya berada di sana. Lin Feng dan Yi Dongmu sedang bertarung.
Kekuatan Lin Feng cenderung pada pertahanan, sementara Yi Dongmu murni ofensif. Pertarungan dua ekstrem ini terlihat sangat memesona.
Melihat kekuatan yang masih tersembunyi dari mereka, Han Sen langsung tahu mereka telah berhasil mencapai Pemecahan Batas.
Melihat Han Sen mendekat, Yi Dongmu dan Lin Feng berhenti. Setelah Long Nu menjelaskan maksudnya, awalnya ingin meminta Lin Feng dan Yi Dongmu menyerahkan arena padanya.
Tapi siapa sangka, mata Yi Dongmu langsung berbinar. Ia langsung berkata pada Han Sen: "Kalau mau dihajar itu mudah, biar aku saja. Membabat orang itu keahlianku."
"Biarlah aku yang melakukannya, Dongmu. Jurus pedangmu terlalu keras. Kalau San Mu langsung mati dibabat, itu tidak baik. Belakangan ini aku terus berlatih kemampuan kontrol jurus pedang. Aku sudah memiliki tips rahasia dalam mengendalikan pedang, memastikan melukai tanpa membunuh, melumpuhkan tanpa memutus." Tang Zhenliu menyelak sambil berkata.
Melihat bahkan Qin Xuan dan Huangfu Jing mata mereka berbinar-binar, Han Sen merasa sangat frustasi: "Apa-apaan ini anggota tim? Aku cuma ingin membuat dua goresan kecil, tapi mereka sepertinya ingin mencincangku delapan potongan."
"Ayo pergi, semua antri di belakang! Dialah yang kubawa, harusnya aku yang pertama membabat." Long Nu langsung mendorong Yi Dongmu dan Tang Zhenmu keluar, sambil berseru keras.
Han Sen semakin kesal, tapi mengingat sudah datang sampai sini, tidak enak berbalik pergi. Akhirnya ia masuk ke lapangan latihan.
Yi Dongmu dan Tang Zhenliu terpaksa menyaksikan pertarungan dari luar, memandang Han Sen berjalan menghadap Long Nu.
Long Nu tersenyum bahagia menatap Han Sen, kedua tangannya meraih di kehampaan, seketika muncul pisau dan garpu di tangannya. Lalu ia berkata pada Han Sen: "Katakan, bagian mana yang ingin kugores?"
"Ah, asal goreskan dua kali di lenganku saja, jangan terlalu dalam, goresan superfisial sudah cukup." Han Sen melihat aura Long Nu seolah ingin membelah perutnya, keringat dingin mengucur deras.
"Baik, mari kita lepaskan dulu kedua bahumu." Sambung Long Nu sambil mengayunkan pisau makan ke lengan Han Sen dengan cepat, keras, dan akurat.
Setelah lama tak bertemu, jurus pedang Long Nu jelas lebih matang. Yang lebih penting, ia sudah Pemecahan Batas. Tenaga dan kecepatannya meningkat drastis. Satu tebasan turun begitu cepat hingga bilah pisaunya nyaris tak terlihat.
Meski Han Sen bisa melihat orbit pisau itu dengan jelas, ia tetap terkejut. Gaya tenaga Long Nu yang begitu dahsyat jelas bukan sekadar membuat luka kecil di lengannya. Jika serangan ini benar-benar mengenai, seluruh lengannya pasti terpotong.
Di masa lalu, serangan seperti ini takkan ia pedulikan. Menghindar akan mudah. Tapi sekarang, raganya tak merasakan tenaga sama sekali. Mampukah ia menghindar? Itu menjadi pertanyaan besar.
Kaki melangkah. Kecepatan langkah ini ternyata lebih cepat dari yang ia bayangkan, persis menghindari tebasan Long Nu. Bilah pisau itu nyaris menyentuh bajunya saat menghujam ke bawah.
Melihat Han Sen menghindar, Long Nu langsung mengayunkan pisau lagi ke arahnya.
Tak ada getaran tenaga sama sekali di raga Han Sen. Kecepatannya pun tak terlihat istimewa. Tapi ia terus berhasil menghindari setiap tebasan pisau Long Nu, sekali demi sekali.
Long Nu mengayunkan pisau makan hingga berkilauan dengan cahaya dingin, tapi dari awal sampai akhir tak mampu menyentuh ujung gaun Han Sen sekalipun.
"Kunci!" Long Nu seakan mulai panik, garpu di tangan kirinya menyilang ke arah kehampaan untuk mengunci postur Han Sen di ruang kosong magis.
Tapi tubuh Han Sen ternyata tidak terkunci oleh gaya garpu tersebut, masih dengan lincah menghindar. Efek penguncian gerak garpu Long Nu sama sekali tidak berpengaruh pada raga Han Sen.
Long Nu menggigit bibir perlahan, dari tubuhnya mengalun suara geraman purba. Berbagai senjata bermunculan di belakangnya, membentuk roda persenjataan yang berputar.
Di Era Kuno, senjata diciptakan bukan untuk perang pembunuhan, melainkan untuk berburu mengisi perut. Senjata pemakan adalah leluhur segala senjata.
Long Nu menghujani Han Sen dengan berbagai senjata mematikan. Kedua tangannya terus berubah bentuk senjata dengan teknik mengerikan yang garang, di mana setiap senjata memiliki pola kemampuan unik tersendiri.
"Tapi tak peduli seberapa mengamuk teknik Long Nu, betapa unik kemampuannya, tetap saja tidak melukai Han Sen."
Postur Han Sen bermanuver di tengah serangan seperti badai, selalu bisa menghindari tekanan Long Nu tepat pada waktunya.
Han Sen sendiri merasa aneh - raganya tak bisa merasakan tenaga, tapi saat dibutuhkan, tiba-tiba bisa melepaskan letusan tenaga dan kecepatan yang baru saja dimilikinya.
Persepsi ini sangat ganjil, bahkan Han Sen sendiri tak bisa memastikan kekuatan apa yang terkandung dalam raganya. Hanya satu yang ia yakini: raganya tak lumpuh, masih menyimpan kekuatan dahsyat, meski tak terdeteksi oleh inderanya sendiri.
"Biar aku coba." Melihat Long Nu sudah kehabisan taktik namun masih gagal menyentuh Han Sen, Yi Dongmu langsung menerobos masuk ke lapangan latihan.
Dia menggenggam gagang pisau, namun tak menghunusnya. Setiap langkah menambah aura-nya satu poin. Sambil bergegas mendekati Han Sen, suaranya dingin: "Kekuatan Pemecah Batasku murni kecepatan. Pisau terhunus berarti nyawa melayang. Berhati-hatilah."
Long Nu telah mundur ke samping. Yi Dongmu berjalan langkah demi langkah menghadap Han Sen, bagai gelombang dahsyat yang saling mendorong, mendorong aura-nya hingga batas kemampuannya.
Pada detik berikutnya, pisau Yi Dongmu akhirnya keluar dari sarungnya. Lin Feng dan yang lain merasakan energi pedang yang menusuk, sebilah pisau tak kasat mata menggores tenggorokan mereka, namun tak melihat kilauan cahaya pisau.
Di dalam hati mereka tak bisa tidak merasa kaget. Satu tebasan Yi Dongmu ini sungguh dahsyat. Hanya dengan menyaksikan pertarungan dari samping, mereka sudah merasakan energi pedang menebas leher. Entah bagaimana situasi Han Sen sekarang, bisakah menghalangi tebasan ini.
Han Sen sama sekali tidak berniat menghalangi. Posturnya bergerak mengikuti angin, mundur perlahan. Tebasan kilat Yi Dongmu yang tak terlihat mata itu, ternyata meleset. Bahkan Yi Dongmu sendiri tertegun sejenak.
Setelah tertegun, Yi Dongmu terus menghujamkan pisaunya tanpa henti. Setiap tebasan semakin cepat, mengobrak-abrik angin dan awan seolah jutaan bilah-bilah angin mengamuk. Namun tetap tak mampu menyentuh ujung gaun Han Sen sedikitpun.
