Berbagai ras makhluk hidup dan petarung kuat dari kedua alam semesta menunjukkan ekspresi keterkejutan saat menyaksikan Sang Dewi Sekejap menantang Han Sen.
Seluruh makhluk di Alam Semesta Genetik tahu bahwa Han Sen pernah bertarung dengan Sang Dewi Sekejap dan bahkan pernah membunuhnya sekali, tapi saat itu Sang Dewi Sekejap belum sepenuhnya pulih ke puncak legenda, sangat berbeda dengan kondisinya yang sekarang.
Umat manusia di Alam Semesta Raya Kekaisaran merasa kaget dalam hati, salah satu dari dua belas Dewa Kehancuran ternyata berani menantang Han Sen. Menurut mereka, jelas Sang Dewi Sekejap jauh lebih kuat.
Han Sen agak terkejut dalam hati: "Saat penguasa Surga Waktu belum tercipta, Sang Dewi Sekejap bahkan tidak berani mendekati Surga Waktu untuk memperebutkan posisi penguasa segalanya. Tapi sekarang dia malah datang menantangku, apa sebenarnya maksudnya ini?"
Meski Han Sen pernah berkonflik dengan Sang Dewi Sekejap, tapi sekarang mereka memiliki musuh bersama bernama Qin Xiu dari Kuil Gen. Secara logika, seharusnya Kuil Gen sedang berusaha merebut kursi penguasa dari pihak Qin Xiu, tidak masuk akal malah menantang dirinya.
Memandang Sang Dewi Sekejap melangkah di udara, menembus area-area lonceng batu yang sedang beroperasi, sama sekali tidak terpengaruh oleh medan waktu di sekitarnya. Tak lama kemudian, dia sudah berdiri di hadapan Han Sen.
Bertubuh tinggi jenjang, angkuh dan dingin, memancarkan aura kuat bak dewi yang turun ke dunia.
"Sang Dewi Sekejap, mengapa kamu menantangku?" tanya Han Sen sambil menatapnya.
Sang Dewi Sekejap memandang dingin Han Sen, raut wajahnya tak berubah sedikitpun: "Hari ini kita bertarung. Jika aku menang, kau harus memberikan wakil dewa di Kuil Dewa Kekayaan itu padaku. Jika kalah, aku serahkan diri padamu."
"Apa yang diucapkan Sang Dewi Sekejap? Meminta Han Sen menyerahkan wakil dewa Kuil Dewa Kekayaan? Bukankah seharusnya dia mendatangi Dewa Kekayaan langsung? Untuk apa mencari Han Sen?" Di Alam Semesta Raya Kekaisaran, banyak bangsawan kerajaan belum menyadari situasi.
"Aduh! Tidak mungkin, jangan-jangan Han Sen adalah Dewa Kekayaan itu? Dewa tingkat kehancuran misterius ke-13?" Ada yang tanggap, menyadari inti permasalahan.
"Ini... Bagaimana mungkin... Han Sen mana mungkin Yang Mulia Dewa Kekayaan..." Di wilayah Qin, banyak bangsawan kerajaan mata membelalak, mulut menganga lama tak tertutup.
"Oh begitu, oh begitu, pantas saja." Wajah pucat kehijauan Kaisar Qin menunjukkan ekspresi gembira.
Han Sen adalah Dewa Resmi Tingkat Kehancuran ke-13, sementara Qin Bai memiliki hubungan baik dengannya. Asalkan tidak ada insiden tak terduga, Kerajaan Qin akan mendapatkan perlindungan tambahan dari Dewa Resmi Tingkat Kehancuran, sehingga takhta Kaisar Qin Bai akan sekuat gunung.
Meskipun Kerajaan Qin memiliki banyak dewa tingkat kehancuran yang terpajang, tidak satu pun yang memiliki hubungan emosional khusus seperti antara Qin Bai dan Han Sen.
"Bai'er ternyata memiliki keberuntungan polos." Sang Kaisar Qin berkesedihan dalam hati, entah apakah ia merasa senang untuk Qin Bai atau menyesali bahwa putranya hanya mengandalkan keberuntungan polos semata.
"Bagaimana mungkin ini terjadi?" Seorang pejabat tinggi Qin baru sadar setelah beberapa saat, sulit menerima realitas bahwa Han Sen ternyata adalah Dewa Resmi Tingkat Kehancuran ke-13.
Jika ucapan ini keluar dari mulut orang lain, para bangsawan kerajaan yang selama ini menganggap Han Sen sebagai penjahat terbesar Qin pasti tidak akan percaya. Tapi ketika Sang Dewi Sekejap yang menyatakannya, tak ada lagi ruang untuk kecurigaan.
“Ini tidak bisa aku setujui.” Han Sen tersenyum bahagia melihat Sang Dewi Sekejap sambil berkata. Baru saat ini dia tahu, Sang Dewi Sekejap datang untuk mengambil Jiwa Suci Tuhan miliknya itu.
“Kamu takut kalah?” Sang Dewi Sekejap mengawasi ketat Han Sen dengan suara dingin.
“Bukan soal menang atau kalah. Dia adalah wakil dewa-ku, tapi bukan budakku. Dia memiliki pemikiran dan kebebasan sendiri. Aku tak punya hak menentukan nasib hidup-matinya, apalagi mempertaruhkan nyawanya meski tahu pasti akan menang.” Jawab Han Sen.
“Hanya takut kalah saja, tak perlu pakai kata-kata muluk.” Sang Dewi Sekejap berkata dengan nada dingin.
“Kalau kamu ganti taruhannya, aku tak keberatan bertarung denganmu.” Han Sen tidak membantah, tetap tersenyum bahagia memandangnya.
“Setuju atau tidak, hari ini kita pasti bertarung. Untuk membersihkan aib kekalahanku saat kau penggal dulu.” Sorot mata Sang Dewi Sekejap menusuk dingin bagai pedang es, menyasar paru-paru Han Sen.
"Ucapan ini membuat Alam Semesta Raya Kekaisaran semakin gempar.
Han Sen ternyata adalah Dewa Kekayaan, sudah membuat mereka tidak bisa percaya. Yang lebih mengerikan, Sang Dewi Sekejap mengaku pernah dibunuh oleh Han Sen. Bagi manusia Alam Semesta Raya Kekaisaran yang menganggap 12 Dewa Resmi Tingkat Kehancuran sebagai Yang Maha Kuasa, hal ini benar-benar tak terbayangkan.
Terutama para bangsawan kerajaan Qin, saat ini mulut mereka terbuka lebar cukup untuk memasukkan sebuah tinju. Mereka tertegun seperti patung, tak percaya dengan telinga sendiri.
"Han Sen... penjahat besar itu... adalah Dewa Resmi Tingkat Kehancuran... bahkan pernah memenggal Sang Dewi Sekejap..." Otak mereka seolah kekurangan oksigen.
"Ya Tuhan, apa sebenarnya yang kita lewatkan?" Para bangsawan kerajaan Qin merintih dalam hati. Tiba-tiba mereka tersadar.
"Seandainya dulu mereka bisa menjalin hubungan baik dengan Han Sen seperti Qin Bai, itu sama saja dengan berteman dengan dewa resmi tingkat kehancuran. Anak cucu mereka nanti akan mendapat kesempatan bergabung di bawah Dewa Kekayaan."
"Bayangkan, pengikut Dewa Kekayaan begitu banyak dan kuat. Dalam Pertempuran di Hadapan Tuhan terakhir, para pengikutnya jadi pusat perhatian. Belum lagi Yuan Bao milik Han Sen yang membuat banyak orang terkejut."
"Tapi alih-alih berteman, mereka malah memperlakukan dewa agung itu sebagai pengkhianat terbesar Qin. Coba pikir, rasa sakitnya sampai bikin susah bernapas."
"Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan? Han Sen, kamu ini dewa kehancuran, buat apa menyamar jadi manusia biasa? Dasar sialan, pasti sengaja cari masalah!"
Para bangsawan kerajaan Qin dilanda penyesalan dan kebencian, di hati mereka timbul rasa iri pada Qin Bai. Meskipun Qin Bai bukanlah bahan untuk jadi kaisar, selama Han Sen sang dewa tingkat kehancuran ini masih hidup, dengan dukungannya di belakang layar, takhta Qin Bai akan sekuat Gunung Qin.
Itu adalah Dewa Resmi Tingkat Kehancuran yang mampu membunuh Sang Dewi Sekejap! Dari sekian banyak bangsawan Qin, hanya Qin Bai yang tidak melewatkan kesempatan emas ini.
Mana mereka tahu, saat Han Sen bekerja sama dengan orang lain untuk membunuh Sang Dewi Sekejap, kekuatan sang dewi masih jauh dari kondisi puncak legenda. Sama sekali tidak bisa disamakan dengan sekarang.
"Sebelumnya kamu pernah membantuku bebas, secara hitungan aku berutang budi padamu. Untuk apa semua ini?" Han Sam tidak mau terlibat pertempuran sia-sia dengan Sang Dewi Sekejap.
Sekalipun dia menang atas Sang Dewi Sekejap, tidak ada keuntungannya. Malah membuat Qin Xiu kehilangan satu musuh perkasa.
“Aku sudah pernah bilang, waktu itu bukan untuk menyelamatkanmu, tapi untuk menyelamatkan Nona Bao'er. Kamu tidak berutang apa-apa padaku. Pertarungan hari ini tak terhindarkan.” Sang Dewi Sekejap menggerakkan kakinya selangkah ke depan, mendekati Han Sen.
Barulah sekarang Han Sen paham, kenapa dulu Han Jingzhi menipu Bao'er pergi ke tiga puluh tiga langit. Ternyata tujuannya untuk memancing kekuatan Kuil Gen demi menyelamatkannya.
Tapi hubungan sebab-akibat ini terlalu rumit. Dia pergi ke 33 langit demi Bao'er. Kalau Bao'er tidak ke sana, Han Sen pun tak akan terperangkap. Sulit dipastikan apakah tindakan Han Jingzhi ini benar atau salah.
