Saat Sang Dewi Sekejap melangkah, aliran waktu seolah mengalir mengikuti gerakannya, membentuk sungai waktu yang menggeram dan mengalir deras menuju Han Sen.
"Sang Dewi Sekejap, janganlah kamu lupa. Di sini adalah Surga Waktu. Kekuatan waktumu di sini mungkin tidak akan efektif." Han Sen langsung mengaktifkan Jam Surgawi.
Jarum Jam Surgawi berputar. Berbagai lonceng batu di Surga Waktu terpengaruh dan mulai berputar. Aliran waktu Sang Dewi Sekejap terdistorsi oleh berbagai area waktu yang berbeda, langsung kehilangan wibawa sebelumnya. Sebelum mencapai Han Sen, aliran waktu itu sudah tercerai-berai, tak lagi mampu membentuk ancaman bagi Han Sen yang terlindungi Jam Surgawi.
"Kekuatan waktu bukanlah hal sederhana seperti yang kau kira." Sang Dewi Sekejap tetap tenang, mencabut sebuah tusuk konde dari kepalanya.
Tusuk konde itu berbentuk jarum penunjuk waktu. Di genggaman Sang Dewi, benda itu berkilat seperti pisau belati.
Sang Dewi bergerak mengikuti arah jarum. Di mana pun jarum itu menunjuk, lonceng-lonceng batu yang sebelumnya berputar dengan kecepatan berbeda langsung membeku, seolah waktu itu sendiri membeku.
“Sungguh dahsyat Sang Dewi Sekejap, memang sudah tidak bisa disamakan dengan masa lalu.” Han Sen menyaksikan Sang Dewi berjalan langkah demi langkah, ternyata membuat seluruh lonceng batu berhenti beroperasi. Bahkan Jam Surgawi pun tidak mampu membuat lonceng-lonceng itu berputar kembali.
Sang Dewi terus melangkah hingga mencapai area tempat Jam Surgawi berada. Langkah kakinya baru berhenti saat jarum penunjuk di tangannya tepat berada di ambang bidang waktu Jam Surgawi. Cuma satu langkah lagi, jarum itu akan bersentuhan dengan bidang waktu Jam Surgawi.
"Sama-sama menggunakan kekuatan waktu, siapakah yang lebih unggul antara Sang Dewi Sekejap dan Jam Surgawi?" Di dalam Langit Ketujuh Belas, Qin Xiu memandang penuh minat pada gambar di Prasasti Gen.
"Mungkin Jam Surgawi lebih kuat? Soalnya di Surga Waktu ini, Jam Surgawi mendapat dukungan aturan dari alam ini. Sekuat-kuatnya Sang Dewi, rasanya tak mungkin bisa memecahkan kekuatan aturan Surga Waktu." Kaisar Langit menimpali dari samping.
Dia adalah jiwa tiga puluh tiga langit, seharusnya dialah yang menjadi penguasa Langit Ketiga Puluh Tiga Lapisan. Tapi karena keberadaan Prasasti Gen yang menguasai tiga puluh tiga lapisan langit, Kaisar Langit pun tidak memilih menjadi penguasa lapisan lain, melainkan mengikuti Qin Xiu bagaikan bawahan.
"Kekuatan aturan Surga Waktu itu mati, sementara Sang Dewi Sekejap hidup. Aturan mati belum tentu bisa meredam seorang dewi yang hidup." Qin Xiu berkata dengan datar.
"Maksudmu Sang Dewi Sekejap punya cara untuk memecahkan tekanan aturan Surga Waktu?" Kaisar Langit bertanya dengan terkejut.
"Sama-sama pengguna aliran waktu, rasio pemecahan batas Cih Ke sudah hampir mencapai 100%. Tapi dalam pertarungan terakhir, Cih Ke kalah dari Sang Dewi Sekejap. Dewi ini sama sekali tidak sederhana." Qin Xiu menjelaskan.
“Kalau bisa mencapai rasio pemecahan 100% yang legendaris, bisa menembus tekanan Surga Waktu sebenarnya tidak aneh. Tapi para dewa itu tidak punya kekuatan pemecahan, bagaimana caranya Sang Dewi bisa memecahkan tekanan aturan Surga Waktu?” Kaisar Langit masih belum percaya bahwa Sang Dewi Sekejap bisa memecahkan tekanan aturan Surga Waktu.
“Lihat saja nanti pasti tahu.” Qin Xiu berkata dengan datar.
Bukan hanya Qin Xiu, para dewa di Kuil Gen juga memperhatikan pertarungan ini. Mereka pun ingin tahu, tenaga waktu siapa yang sebenarnya lebih kuat.
Jika Prasasti Gen kelak berhasil mengendalikan alam semesta, penguasa Surga Waktu akan menjadi dewa waktu masa depan, sementara Sang Dewi Sekejap adalah dewa waktu masa kini.
Pertarungan ini adalah Perang Dewa Waktu antara masa kini dan masa depan, bisa dikatakan sebagai pertarungan paling langsung antara dua kekuatan besar.
Meski Han Sen adalah penguasa Surga Waktu, kenyataannya dia bukan praktisi aliran waktu sejati, sehingga tidak bisa disebut sebagai dewa waktu yang sesungguhnya.
Sang Dewi Sekejap tidak ragu, jarum penunjuk di tangannya langsung menusuk ke dalam bidang waktu Jam Surgawi.
Bzzzt!
Begitu jarum masuk ke bidang, dua gaya saling berhadapan frontal, langsung membentuk badai waktu yang mengerikan. Waktu di area itu terdistorsi, terkadang berputar normal terkadang berbalik arah.
Han Sen hanya berposisi sebagai pengamat yang menyaksikan dari samping, tidak campur tangan dalam pertarungan antara Jam Surgawi dan Sang Dewi Sekejap.
Pertama, karena masalah fisiknya yang tidak bisa menerima stimulasi tenaga dari luar, raga Han Sen sulit melepaskan tenaga. Kedua, Han Sen juga ingin melihat mana yang lebih unggul antara kekuatan waktu Jam Surgawi dan Sang Dewi Sekejap.
Prasasti Gen yang berada dalam Jam Surgawi pun tidak bertindak. Entah apakah Dia merasa tindakan terhadap seorang Dewi akan merendahkan mukanya, sehingga hanya menyaksikan tanpa bermaksud campur tangan.
Jarum Jam Surgawi berputar terbalik, sementara jarum di tangan Sang Dewi Sekejap berotasi searah jarum jam mengikuti gerakan jarinya. Dua gaya yang berlawanan arah ini menciptakan kebuntuan, membuat waktu di area tersebut membeku dalam keadaan diam mutlak.
"Sekejap, Aku bahkan belum bertindak. Apakah kekuatanmu hanya segini?" ujar Han Sen sambil memicingkan matanya menatap Sang Dewi Sekejap.
Sang Dewi Sekejap tetap dingin, hanya terus menekan jarumnya sambil melawan kekuatan Jam Surgawi.
Saat semua orang mengira perang waktu ini akan berlarut tanpa batas, tiba-tiba terlihat jarum di tangan Sang Dewi mulai berputar melawan aliran waktu.
Dua gaya yang semula saling menetralkan kini sama-sama berbalik arah. Waktu di area ini seketika berubah menjadi arus hulu yang mengerikan.
Hanya dalam sekejap mata, waktu telah melompati rentang sepuluh juta tahun.
"Maksud tersembunyi yang bagus, sayangnya semua rencanamu sia-sia. Aku adalah penguasa Surga Waktu, arus balik waktu di sini takkan menyentuh masa muda dan umurku." Han Sen yang berada dalam arus balik waktu itu melirik Sang Dewi Sekejap.
"Ini tidak mungkin! Meski kau penguasa Surga Waktu, bukan berarti kekuatan temporal takkan melukaimu!" Sang Dewi Sekejap mengerutkan kening.
"Fakta terhampar di hadapanmu. Kau boleh tak percaya, tapi tak bisa menyangkal kenyataan." Han Sen tersenyum, sama sekali tak berniat mundur dari arus balik waktu itu. Tenaga mengerikan itu pun tak bisa meninggalkan jejak di tubuhnya.
Bila digantikan dengan makhluk lain, sekalipun Pemecahan Batas temporal kelas atas yang menjadi penguasa Surga Waktu, mustahil bisa tetap tak tergoyahkan dalam arus balik waktu.
Han Sen hanya mengandalkan keanehan raganya yang sama sekali tak terpengaruh kekuatan waktu. Barulah ia bisa tetap santai sambil berusaha meruntuhkan keyakinan Sang Dewi Sekejap.
Sayangnya, Sang Dewi Sekejap jelas bukan orang yang mudah dihantam kepercayaan dirinya. Alih-alih berhenti, jarum penunjuk di tangannya justru berputar lebih cepat, membuat arus waktu berbalik semakin ganas.
"Kamu tidak terpengaruh hanya karena kecepatan arus balik waktu belum cukup tinggi." Sang Dewi Sekejap memandang Han Sen dengan tatapan datar.
"Begitukah pendapatmu? Kalau begitu, baiklah. Aku akan bantu tambah tenagamu." Han Sen mengonsentrasikan pikirannya, mendesak Jam Surgawi untuk berputar sekuat tenaga ke arah berlawanan.
Gabungan kekuatan waktu Jam Surgawi dan Sang Dewi Sekejap menciptakan arus balik yang tak terbayangkan. Dalam sekejap mata, aliran waktu di area itu telah mundur ratusan juta tahun.
