Tertarik oleh gerakan Han Sen, tubuh Sang Dewi Sekejap tak terkendali menghantam ke arahnya.
Han Sen menyamping dengan lihai, memutar tangannya dengan cekatan merampas jarum penunjuk waktu dari genggaman Sang Dewi. Tubuh Sang Dewi terlempar hingga menabrak lonceng batu yang langsung runtuh berantakan.
Arus waktu mengerikan itu pun berhenti seiring terlemparnya Sang Dewi. Seluruh Surga Waktu kembali tenang.
Kedua alam semesta juga diliputi keheningan. Seluruh makhluk hidup tertegun seperti patung. Sang Dewi Sekejap yang mampu membalikkan waktu dan menggoyahkan pondasi Alam Semesta Waktu, ternyata dengan mudah direbut artefak intinya oleh Han Sen dan terlempar keluar. Terlihat rapuh seperti anak kecil, benar-benar sulit dibayangkan.
Mulut semua orang belum sempat menutup, cahaya Prasasti Gen dan Alam Semesta Waktu sudah memudar. Gambar di Prasasti Gen pun menghilang, jelas menandakan pertarungan perebutan kekuasaan telah berakhir.
Namun kegemparan di hati para petarung kuat tak kunjung reda meski gambar telah lenyap. Mengalahkan Sang Dewi Sekejap yang begitu perkasa dengan mudah, kekuatan seperti itu sungguh mengguncang jiwa. Pemandangan itu terus berputar di otak mereka, tak bisa dihapus untuk waktu lama.
"Yang Mulia Ketua, jangan-jangan Han Sen telah mencapai tahap itu?" Kaisar Langit yang masih menyisakan ekspresi terkejut di wajah, menatap Qin Xiu sambil bertanya ragu.
Qin Xiu menunjukkan ekspresi perenungan, lalu menggelengkan kepala: "Dia tidak memiliki ciri khas untuk melangkah ke tahap itu. Hanya saja raganya agak aneh, sepertinya..."
"Sepertinya apa?" Kaisar Langit cepat-cepat bertanya.
Qin Xiu merenung sejenak: "Di kehidupan sebelumnya, aku pernah ingin mencapai Transendensi dengan gen murni diri sendiri. Karena itu menciptakan teknik evolusi gen bernama Genetika Naratif, bertujuan menciptakan alam semesta dari gen tunggal. Namun gen individu memiliki batas, mana mungkin bisa menciptakan kosmos? Akhirnya teknik itu terbukti hanya hipotesis tak terwujud, bahkan versi masa laluku pun tak benar-benar menguasainya."
"Apakah Yang Mulia telah menguasai Genetika Naratif di kehidupan sekarang?" Kaisar Langit menatap Qin Xiu bertanya.
Qin Xiu kembali menggelengkan kepala: "Di kehidupan sekarang, aku juga pernah mempelajari Genetika Naratif secara mendetail. Teknik ini memang bisa membuat seseorang mengungguli diri sendiri melalui gen mereka sendiri. Tapi syarat Genetika Naratif itu sendiri adalah hipotesis yang tidak berlaku. Teknik ini menuntut kemampuan fisik yang terlalu tinggi. Jika seseorang sudah memiliki tubuh seperti itu, seharusnya dia sudah melangkah ke tahap itu, sama sekali tidak perlu lagi berlatih Genetika Naratif. Jika tidak punya tubuh seperti itu, mustahil menguasai Genetika Naratif, dan tentu saja tidak bisa melangkah ke tahap itu. Ini adalah siklus yang tak berujung. Jadi Genetika Naratif hanyalah hipotesis yang tidak valid."
"Mengapa Anda menyebutkan Genetika Naratif sekarang? Jangan-jangan Han Sen berhasil menguasainya?" Kaisar Langit bertanya dengan raut wajah penuh keanehan.
"Menguasai mungkin belum, tapi dia pasti sudah mencoba berlatih Genetika Naratif. Jika tebakanku benar, dia pasti menggunakan kekuatan rompi anti peluru Gen Primordial untuk memenuhi syarat dasar masuk ke tahap awal Genetika Naratif." jawab Qin Xiu.
"Maksud Anda, dia berhasil mempelajari Genetika Naratif dan melangkah ke tahap itu?" Wajah Kaisar Langit berubah pucat.
Qin Xiu tersenyum datar: "Hanya sebatas masuk babak awal saja, masuk babak awal tidak sama dengan menguasai. Bukankah sudah kukatakan? Untuk benar-benar menguasai, harus melangkah ke tahap itu. Tanpa melangkah ke tahap itu mustahil bisa dilatih, ini adalah siklus yang tak berujung. Situasi Han Sen saat ini mungkin mirip dengan kehidupan sebelumnya-ku, masuk ke jalan buntu yang tak terselesaikan, hanya selangkah lagi tapi langkah itu mustahil diambil, selamanya hanya bisa diam di tempat."
"Adakah kemungkinan membuatnya benar-benar melangkah ke tahap itu?" Kaisar Langit masih menunjukkan kekhawatiran.
Qin Xiu menjawab dengan dingin: "Jika ada cara untuk melangkah ke tahap itu, kehidupan sebelumnya-ku takkan memilih untuk terlahir kembali. Bahkan kehidupan sebelumnya-ku yang sudah mencapai tingkat Kaisar pun tak sanggup, apalagi dia yang hanya manusia campuran darah biasa."
"Yang Mulia benar." Kaisar Langit teringat siapa kehidupan sebelumnya Qin Xiu, langsung merasa lega. Dalam hati ia bergumam: "Jika bahkan Beliau tak bisa keluar dari 'siklus' itu, mungkin takkan ada yang bisa melakukannya selamanya."
Di dalam Surga Waktu, Sang Dewi Sekejap dengan rambut putih berdiri dari reruntuhan batu. Tubuh dewa-nya sudah sangat lemah, tidak lagi memancarkan cahaya ilahi yang berkilau seperti sebelumnya. Bagai seorang wanita berambut putih yang menderita sakit parah, wajahnya pucat kusam tanpa kilau, sudut bibirnya masih terdapat secuil darah yang tersisa.
"Kenapa tidak membunuhku?" Sang Dewi Sekejap menggigit bibirnya, tak menghiraukan darah di sudut mulutnya, menatap Han Sen dengan tatapan tajam.
"Kenapa aku harus membunuhmu? Saat ini kau bukan musuhku. Dalam arti tertentu, kita memiliki musuh bersama. Musuh dari musuh kita adalah teman. Aku tidak punya kebiasaan membunuh teman." Han Sen bicara santai. Sebenarnya, raganya sama sekali tidak mengizinkannya untuk membunuh Sang Dewi Sekejap.
"Kita dulu bukan teman, ke depannya juga tak mungkin jadi teman. Kamu tidak membunuhku hari ini, tapi aku pasti akan kembali mencarimu. Jiwa Suci Tuhan yang kau rampas, harus kuambil kembali." Sang Dewi Sekejap berbalik dan pergi, menarik tubuhnya yang lemah, berusaha merobek kehampaan untuk pergi.
"Barangmu kukembalikan." Han Sen melemparkan jarum penunjuk waktu itu ke arah Sang Dewi Sekejap.
Sang Dewi Sekejap menangkap jarum penunjuk waktu, menggigit bibirnya, lalu melemparkannya kembali sambil berkata dengan nada dingin: "Apa yang hilang akan kurebut kembali dengan tanganku sendiri. Tak perlu belas kasihanmu."
Setelah berkata demikian, Sang Dewi Sekejap memaksakan diri merobek ruang dan meninggalkan Surga Waktu.
Han Sen menangkap jarum penunjuk waktu, melirik arah kepergian Sang Dewi Sekejap, lalu menggelengkan kepala halus: "Entah apakah benda ini berguna bagi Yang Itu di Kuil Dewa Kekayaan? Jika memang bermanfaat, mungkin bisa diberikan padanya untuk dicoba."
Han Sen baru saja menyimpan jarum penunjuk waktu, tiba-tiba Jam Surgawi terbang otomatis mendekat. Di permukaan dial muncul emoticon senyum yang berasal dari Prasasti Gen, mengelilingi Han Sen beberapa kali seolah sedang mengamatinya.
"Untuk apa ini?" Han Sen mengerutkan kening sambil bertanya.
Suara Prasasti Gen bergema di kepalanya: "Kekuatan waktu Sang Dewi Sekejap telah mencapai batas tertinggi alam semesta ini. Hanya selangkah lagi akan melampaui aturan kosmik. Dengan tingkat evolusi gen tubuhmu, mustahil tidak terpengaruh. Tapi kau sama sekali tidak terluka - ini sungguh aneh."
Orang lain mengira Han Sen menggunakan kekuatan Jam Surgawi untuk menahan pengaruh waktu sang dewi. Tapi Prasasti Gen tahu pasti: Han Sen sama sekali tidak meminjam kekuatan artefak itu.
Hati Han Sen berdebar. Dengan sengaja ia berpura-pura santai: "Kalau begitu, apakah ini berarti aku sudah mencapai tahap itu?"
“Jika kamu sudah melangkah ke tahap itu, pasti akan ditolak seluruh alam semesta, sama sekali tidak akan terlihat bebas seperti sekarang ini.” Prasasti Gen terdiam sejenak lalu melanjutkan: “Tapi raga kamu saat ini memang mengandung keanehan. Ambilkan setetes darahmu, aku akan melakukan tes genetik ulang untukmu.”
“Bukankah sebelumnya kamu bilang tidak perlu diuji lagi?” Han Sen tersenyum.
“Beri padaku tes ya tes, dari mana datangnya basa-basi ini!” Prasasti Gen terdengar marah malu.
