Han Sen sendiri juga ingin tahu kondisi tubuhnya yang sebenarnya. Tanpa ragu ia langsung menggigit jarinya dan meneteskan darahnya ke dial Jam Surgawi.
Awalnya Han Sen mengira akan melihat pemandangan seperti saat Bao'er dites. Tapi segera ia menyadari ada yang tidak beres.
Setetes darah yang menempel di dial itu mengalir seperti kecebong kecil berwarna darah, namun sama sekali tidak terserap oleh permukaan dial.
"Prasasti Gen" tidak berkata apa-apa, tapi "Jam Surgawi" memancarkan cahaya berkilauan. Jarum penunjuknya mulai berotasi, seolah memaksakan diri untuk menyerap setetes darah Han Sen.
Namun darah itu keras kepala, tetap mempertahankan kondisi kristal bening yang segar. Mengalir di permukaan dial meski berbagai tenaga dari Jam Surgawi mencoba menyusup, tetap tidak terpengaruh.
"Prasasti Gen, apa yang terjadi sekarang?" tanya Han Sen yang tak tahan melihat darahnya belum terserap Jam Surgawi.
Jam Surgawi tiba-tiba berhenti. Suara Prasasti Gen bergema di otak Han Sen: "Genmu memang mengandung keanehan. Dengan kekuatan Jam Surgawi pun ternyata tidak bisa mengurai dan menyerapnya. Sepertinya harus kembali ke Prasasti Gen untuk tes."
Sambil berkata demikian, Jam Surgawi kembali bergerak. Ruang-waktu terdistorsi membuka "Gerbang Ruang-Waktu" yang menuju Prasasti Gen.
Memandang Jam Surgawi terbang masuk, Han Sen buru-buru mengejarnya. Melewati Gerbang Ruang-Waktu, Han Sen kembali tiba di depan Prasasti Gen.
Jam Surgawi langsung terbang ke depan Prasasti Gen, meneteskan darah di atas dial ke bagian dasar prasasti.
Pada Prasasti Gen berkilauan cahaya, seolah ada jutaan mantra-magis dan simbol mengalir. Terutama di posisi setetes darah itu, terbungkus berbagai tanda cahaya yang bergerak, bagaikan sebuah matahari kecil.
Han Sen mengawasi dalam diam di samping, menunggu hasil akhir.
Tapi Prasasti Gen terus beroperasi tanpa menghasilkan apapun. Ini sangat berbeda dengan pengalaman pertamanya melakukan tes di sini, membuat Han Sen tak bisa menahan hipotesis: "Tidak mungkin? Mungkinkah bahkan Prasasti Gen pun tak bisa menguji kondisi genku?"
Han Sen menunggu di depan Prasasti Gen selama hampir satu jam. Prasasti Gen masih terus beroperasi dengan gila, seluruh tubuhnya dipenuhi aliran tanda cahaya yang menyinari area sekitarnya dengan kilauan salju, persis seperti instrumen yang beroperasi dengan kelebihan beban.
"Aneh... sungguh aneh..." Suara terkejut terdengar dari roh Prasasti Gen di dalam Jam Surgawi.
"Apa yang terjadi sekarang?" Han Sen cepat-cepat bertanya.
Prasasti Gen berkata: "Sungguh aneh. Kalau saja setetes darah ini bukan aku yang melihat langsung kamu ambil dari tubuhmu, aku sama sekali tidak bisa percaya bahwa ini ternyata adalah darah makhluk hidup."
"Apa maksudnya?" Han Sen bertanya dengan bingung.
Suara Prasasti Gen terdengar ganjil: "Dibandingkan darah, ini lebih mirip setetes air atau sebongkah batu... Tidak... Bahkan air dan batu pun punya struktur... Tetes darahmu ini seperti molekul purba, seolah ia adalah keberadaan paling dasar dan purba yang sama sekali tidak bisa diurai atau dianalisis lagi..."
"Bagaimana mungkin ini?" Han Sen pun membeku mendengar penjelasan itu.
“Aku juga tahu ini tidak mungkin, tapi hasil analisis Prasasti Gen memang benar. Beri aku setetes darah lagi, aku ingin melakukan tes ulang.” Prasasti Gen berkata dengan terburu-buru.
Han Sen juga tidak pelit. Situasi saat ini telah melampaui imajinasinya, dia juga ingin mendapatkan jawaban.
Kali ini Han Sen menggigit jarinya sendiri, meneteskan darah ke atas Prasasti Gen. Khawatir satu tetes tidak cukup, dia sengaja meneteskan beberapa tetes darah lagi.
“Mundur sedikit, aku akan mulai menganalisis genmu.” Kata Prasasti Gen.
Han Sen mundur beberapa langkah. Seketika terlihat kilau aneh menyelimuti prasasti, berbagai tanda cahaya berbeda mengalir di permukaannya, mirip instrumen yang sedang beroperasi maksimal.
Beberapa tetes darah Han Sen yang menempel, sama seperti tetesan pertama, tetap menyatu di dinding batu prasasti tanpa tanda-tanda akan meresap ke dalam.
Bagaimanapun tanda cahaya di Prasasti Gen mengalir dan mengikis, darah tetap kristal bening, tak ternoda oleh pengaruh eksternal, bagaikan batu karang yang kokoh.
Tanda cahaya pada Prasasti Gen berputar semakin cepat, seluruh prasasti menyala terang benderang, memberi kesan akan meledak kapan saja. Han Sen tak kuasa mundur sejauh jarak tertentu, ia benar-benar khawatir prasasti itu benar-benar meledak.
Waktu sedetik pun berlalu, namun Prasasti Gen tetap tak mampu memurnikan darah-darah Han Sen.
"Prasasti Gen, bagaimana hasilnya?" Han Sen bertanya meski tahu belum ada jawaban, tak tahan lagi menahan gejolak hatinya.
"Masih dalam proses analisis. Sampai saat ini, hasilnya sama seperti sebelumnya. Darahmu sepertinya merupakan struktur dasar, tak ada kemungkinan untuk terus terurai..." jawab Prasasti Gen.
"Ini tidak mungkin!" Han Sen mengerutkan kening sambil berseru.
"Tentu saja aku tahu ini tidak mungkin. Jika hasil analisis seperti ini valid, maka hanya ada satu kemungkinan: Kamu adalah barang yang lebih idiot dari organisme uniseluler. Bukan saja tidak punya pemikiran independen, bahkan tidak layak makan tai..." Perumpamaan Prasasti Gen membuat Han Sen heran.
"Kalau menurutmu, apa yang terjadi padaku?" Han Sen bertanya dengan hati-hati.
Prasasti Gen merenung beberapa saat lalu berkata: "Situasi seperti ini belum pernah kualami sebelumnya. Bila harus berspekulasi, ada dua kemungkinan."
"Dua kemungkinan apa?" Han Sen cepat-cepat bertanya.
"Kemungkinan pertama adalah struktur ragamu melampaui cakupan kemampuan identifikasiku, membuatku tak bisa menganalisis." Kata Prasasti Gen.
"Jika memang begitu, apakah artinya tubuhku sudah berevolusi ke tingkat yang sangat tinggi?" Hati Han Sen langsung berbunga-bunga.
"Secara teori, bahkan jika kamu benar-benar telah mencapai tahap itu, meski bank genku sudah tidak memiliki sampel atau mode pembanding, analisis dasar tetap bisa dilakukan." Jelas Prasasti Gen.
“Lalu apa yang terjadi padaku sekarang?” Han Sen semakin bingung mendengar penjelasannya.
Setelah diam sejenak, suara Prasasti Gen baru kembali terdengar: "Kecuali tingkat evolusimu sudah jauh melampaui kemampuan dan cakupan pengetahuanku, baru mungkin situasi seperti ini terjadi. Tapi kemungkinannya sangat kecil."
"Lalu apa opsi kedua yang kamu maksud?" Han Sen juga tidak menganggap tingkat evolusinya sudah begitu tinggi sampai Prasasti Gen pun tidak bisa memahaminya.
Jika benar seperti itu, bagaimana mungkin raganya masih begitu lemah? Sudah dari dulu seharusnya dia jadi yang terkuat di Tianxia, mampu membinasakan alam semesta hanya dengan gerak-geriknya.
Prasasti Gen kali ini diam lebih lama. Setelah beberapa lama barulah berkata: "Ada kemungkinan lain yaitu kamu telah menempuh jalan evolusi yang sama sekali baru, arah perkembangan biologis yang berbeda dari semua pengalaman yang tercatat sebelumnya. Hanya dengan pola evolusi yang benar-benar baru seperti ini, aku tidak bisa menganalisis struktur genmu."
"Mungkinkah?" Han Sen tertegun sejenak sebelum bertanya.
“Tidak tahu, tapi saat ini ini adalah spekulasi yang paling mungkin.” Prasasti Gen berkata dengan serius.
