Keesokan paginya, Han Sen terbangun dari mimpinya. Raga Ji Yanran yang lentur seperti tak bertulang masih melilit tubuhnya, terlihat masih tertidur pulas - jelas kelelahan akibat kejadian semalam.
Meraba pipi kemerahan Ji Yanran, hati Han Sen dipenuhi kebahagiaan.
"Kemarin dia hanya melihat sekali, langsung menguasai studi Sekte Xuan dalam Kumpulan Gunung Kecil Yan, memaksa Ji Yanran menepati sumpahnya, melewati malam yang indah."
"Tapi bagi Han Sen, keindahannya tak hanya itu. Raganya benar-benar mengandung keanehan, bahkan dalam hal itu pun memiliki keunikan, seolah semakin memahami beberapa hal dibanding masa lalu. Hanya dengan belaian lembut, Ji Yanran sudah tak bisa menahan gejolak perasaan."
"Jangan-jangan raga ini benar-benar telah mencapai tingkat pencerahan sempurna?" Hati Han Sen berbunga-bunga, merasa tak ada lagi di dunia ini yang mampu mengalahkannya.
"Bangkit dari ranjang, kenakan baju dengan benar lalu keluar rumah. Ingin mencari lagi hal-hal yang tidak dikuasainya untuk diuji, memastikan apakah raga ini benar-benar telah memahami segala ciptaan alam semesta."
"Namun baru saja melangkah keluar, menyaksikan kehampaan memancarkan kilatan cahaya menyilaukan. Seberkas cahaya fajar menyala di Prasasti Gen yang juga berpendar terang."
“Ada yang menantang posisi penguasa segalanya?” Han Sen menegakkan kepala melihat, hatinya berdesir.
Karena alam surgawi yang berkilau itu ternyata adalah Langit Ketujuh Belas tempat Qin Xiu berada.
“Siapa yang berani menantang Qin Xiu?” Sorot mata Han Sen mengawasi ketat Prasasti Gen, hanya ingin tahu siapa yang berani menantang Qin Xiu. Di Alam Semesta Raya saat ini, yang bisa melakukan hal seperti ini - Han Sen memikirkan semua kemungkinan tapi tetap tak menemukan jawaban.
Bukan hanya Han Sen yang bingung, para petarung kuat dari Kekacauan dan Kuil Gen juga menunjukkan wajah masam penuh kekaguman. Mereka benar-benar tidak bisa membayangkan siapa lagi yang berani melakukan ini.
Dengan cepat, gambar Langit Ketujuh Belas muncul di Prasasti Gen. Qin Xiu dan siluet lainnya mulai terlihat jelas.
“Dia?” Setelah melihat jelas siluet itu, Han Sen langsung mengenalinya.
Ternyata itu seorang wanita cantik tak tersentuh duniawi, kecantikannya membuat hati orang sulit menghasut niat menghujat.
"Dewi Bulan Suku Wu, kenapa dia berani menantang Qin Xiu?" Han Sen bingung dalam hati, tapi tak ada yang bisa memberi jawaban atas kebingungannya.
"Dia, pasti dia." Suara Wang Yuhang bergema dari dalam aula di kejauhan.
"Apa maksudmu 'pasti dia'? Kamu mengenalnya?" Han Sen mendekat dan bertanya.
Wang Yuhang cepat-cepat berkata: "Saat aku terjebak di tiga puluh tiga hari dulu, wanita itulah yang menyelamatkanku. Tapi dia membuatku menderita sekali, perhitungan ini pasti akan kuselesaikan!"
"Menurutku, lebih baik kamu jauhi dia mulai sekarang." Han Sen tersenyum pahit.
Wang Yuhang dengan nada ngotot membalas: "Dulu aku bukan lawannya, tapi sekarang tubuh super dewaku sudah berevolusi ke kondisi ultimat. Belum tentu aku kalah!"
"Kamu tahu siapa dia sebenarnya?" Han Sen bertanya sambil tersenyum.
"Aku nggak peduli siapa dia! Tuhan datang-bunuh, Buddha datang-hancurkan..." Wang Yuhang berkoar-koar.
“Dia bernama Dewi Bulan, sama seperti Han Yufei, mereka adalah anggota Suku Wu yang bertahan dari waktu tak berujung. Tapi kemampuan tempur Han Yufei dianggap yang lemah di antara Suku Wu, sementara Dewi Bulan termasuk salah satu yang terkuat...” kata Han Sen.
Wang Yuhang langsung menutup mulutnya. Di taman di udara, tak banyak orang yang bisa membuat Wang Yuhang takut. Bao'er salah satunya, Ling Er juga, tapi yang paling ditakutinya tetap Han Yufei.
Han Yufei sering menjadikan Wang Yuhang sebagai objek percobaan. Sekarang hanya mendengar namanya saja, kakinya langsung lemas.
“Ahem, ternyata orang dalam. Kenapa tidak bilang dari tadi.” Wang Yuhang langsung ciut nyalinya, matanya menyapu sekeliling area, khawatir Han Yufei ada di sekitar dan mendengar ucapan barunya saja.
"Kamu dan siapa yang disebut orang dalam?" Suara dari luar pintu langsung membuat Wang Yuhang limbung. Tangannya mencengkeram lengan Han Sen, nyaris terjatuh.
Han Yufei berjalan masuk melalui gerbang utama, sorot matanya yang ambigu tertuju pada Wang Yuhang.
Wang Yuhang buru-buru berkata: "Kak Yufei, tadi aku cuma bercanda. Kalau Kak Dewi Bulan satu klan denganmu, berarti dia juga kakakku! Mau disiksa atau bahkan dicabut nyawa sekalipun, aku rela!"
Trauma percobaan-percobaan sadis Han Yufei membuat Wang Yuhang langsung ketakutan, khawatir akan menjadi kelinci percobaan lagi.
Han Yufei mengabaikannya, bertanya pada Han Sen: "Kenapa Dewi Bulan menantang Qin Xiu?"
"Justru aku yang harus bertanya padamu. Kalian berasal dari klan yang sama, pasti lebih paham alasannya?" balas Han Sen sambil menyilangkan tangan.
Han Yufei menggelengkan kepala: "Dulu saat Qin Xiu berhasil mencapai batas dimensi alam semesta dan tiba di Alam Semesta Genetik, raganya mengalami penolakan dari alam semesta besar. Ditambah tekanan dari Kuil Gen, akhirnya dia diselamatkan oleh ras kami. Meski saat itu ras kami bertindak demi Wan'er, namun Dewi Bulan pernah bertarung melihat para dewa untuk menjaganya tetap hidup. Secara teknis dia adalah penyelamat hidup Qin Xiu. Sekalipun Qin Xiu kini menjadi penguasa semesta baru, seharusnya tidak akan berbuat apa-apa pada Dewi Bulan. Aku juga bingung kenapa Dewi Bulan menantangnya."
"Menurutmu, apakah Dewi Bulan punya kekuatan untuk melawan Qin Xiu?" Han Sen tidak menganggap Dewi Bulan sama sekali tak punya kesempatan.
Meski Qin Xiu hebat, asal-usul Suku Wu juga tidak kalah.
Dulu Luan dan Pemimpin Kuil Qianping masing-masing menciptakan entitas kehidupan. Salah satunya adalah Leluhur Manusia, yaitu inkarnasi pertama Qin Xiu.
Sedangkan entitas kehidupan lainnya adalah Leluhur Suku Wu. Hanya saja Han Sen tidak tahu nama yang mereka berikan kepada Leluhur Suku Wu itu, juga tidak tahu apakah Leluhur tersebut masih hidup di dunia ini.
Namun dari poin ini saja, garis darah Suku Wu masih memiliki modal untuk bertarung melawan Qin Xiu. Sang Dewi Bulan adalah yang terbaik di antara Suku Wu. Mungkin dia benar-benar memiliki kekuatan yang bisa mengalahkan Qin Xiu. Kalau tidak, dengan sifat aslinya yang seperti itu, kenapa dia berani menantang Qin Xiu?
"Tidak tahu." Han Yufei menggelengkan kepala.
Di dalam Langit Ketujuh Belas, Sang Dewi Bulan melangkah di udara bagaikan dewi yang sedang berjalan-jalan di bawah sinar bulan, tanpa sedikit pun membawa aura permusuhan. Seandainya makhluk hidup seantero alam semesta tidak tahu arti penting pertarungan ini, mungkin akan mengira dia hanya datang untuk bersenang-senang.
Qin Xiu yang menyaksikan kedatangan Sang Dewi Bulan sama sekali tidak menunjukkan sikap merendahkan seperti biasanya. Justru dia sedikit membungkuk memberi hormat: "Kakak Bulan, sudah lama tidak bertemu. Apakah Anda dalam keadaan baik-baik saja?"
Seluruh makhluk di seantero jagat raya terkejut, di alam semesta ini yang bisa membuat Qin Xiu diperlakukan seperti ini, mungkin sangat sulit menemukan yang kedua.
"Dulu baik-baik saja, sekarang sangat tidak baik." Dewi Bulan berkata dengan wajah dingin.
"Siapa yang berani sampai berani membuat Dewi Bulan tidak senang?" Qin Xiu tersenyum.
"Kamu." Dewi Bulan berkata dengan datar.
Qin Xiu jelas sudah menebak jawaban ini, tidak membantah, hanya berkata: "Jika aku telah membuat Kakak tidak senang, silahkan berikan hukuman sepuasnya, aku sama sekali tidak akan melawan."
"Kau pikir dengan berkata begitu, aku akan malu menghukummu?" Dewi Bulan masih dengan wajah dingin.
"Sama sekali tidak. Kakak pernah berjasa besar pada kami kakak-beradik. Bahkan jika Kakak ingin nyawaku, aku juga tidak akan melawan." Qin Xiu berkata dengan serius.
