"Mungkin begitu." Han Yufei tidak melanjutkan debat, tapi siapa pun bisa melihat bahwa Dewi Bulan gagal melakukan persuasi.
Dewi Bulan pun mengalihkan topik, berbalik ke Han Sen: "Bagus juga. Kondisi ragamu saat ini memang sangat kuat. Sulit diprediksi apakah bisa menyamai Qin Xiu, tapi di Alam Semesta Raya, makhluk hidup yang lebih kuat darimu sudah tidak banyak. Gunakan kondisi saat ini untuk bertarung melawan Bao'er. Itu akan memberinya pertolongan."
Han Sen berpikir sejenak, merasa perkataan Dewi Bulan memang masuk akal. Dengan kekuatan Bao'er, pasti bisa menstimulasi tenaga kuat di dalam tubuh Han Sen. Mungkin bisa melihat di mana batas kemampuannya yang sebenarnya.
"Perang Prasasti Gen tinggal empat hari lagi. Manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya. Aku harus pergi sekarang, semoga kita bisa bertemu lagi saat kalian masih hidup." Dewi Bulan berbalik dan langsung pergi tanpa sedikit pun keraguan. Dalam beberapa langkah, sosoknya telah menghilang di kehampaan.
"Han Sen, apa rencanamu?" Saat Han Sen hendak kembali ke tempat perlindungan untuk mencari Bao'er, Han Yufei tiba-tiba memanggilnya.
"Rencana apa lagi? Aku mau pulang ke shelter. Seperti kata Dewi Bulan, dengan tubuhku sekarang ini bertarung melawan Bao'er mungkin bisa memberi pertolongan." Jawab Han Sen dengan ekspresi setengah tulus setengah berpura-pura.
"Apakah kamu yang membantu Bao'er, atau Bao'er yang membantu kamu?" Mata Han Yufei yang tajam seperti mata pisau seolah menembus jiwa Han Sen, berkata dengan nada sinis.
"Apa bedanya?" Hati Han Sen berdesir, tapi wajahnya berpura-pura tenang.
Han Yufei memandangnya dengan pandangan meremehkan: "Dengan watakmu, mana mungkin kamu membiarkan Bao'er mengambil risiko seperti ini. Pasti sejak awal kamu tidak berniat mengikutsertakan Bao'er dalam Perang Prasasti Gen. Jika Bao'er bertarung denganmu, sudah pasti dialah yang membantumu, bukan kamu yang mendampinginya."
Wang Yuhang di samping tertawa hehe, meski tak bicara apa-apa tapi jelas-jelas sepemikiran.
"Apakah aku semudah itu dibaca?" Han Sen berkata dengan senyum pahit.
Wang Yuhang tersenyum: "Ini perlu ditebak? Kita para sahabat lamamu, siapa yang tak tahu watakmu. Hal ini sama sekali tak perlu dianalisis."
“Baiklah, kalian lanjutkan sendiri, aku mau kembali ke perlindungan.” Han Sen berkata dengan pasrah.
Han Yufei menepuk bahunya: “Kamu nyaman saja pergi, sekalipun gugur dalam pertempuran tak perlu takut, darah genetikmu akan diteruskan ke generasi berikut.”
Han Sen mengira Han Yufei maksudnya dia sudah punya keturunan, tidak memedulikan ucapan ini.
“Aku belum ingin mati, jangan mengutukku boleh? Sudahlah, aku pergi, hal ini jangan kalian bocorkan.” Han Sen berpesan lagi sebelum akhirnya kembali ke perlindungan.
Awalnya Han Sen ingin bertarung dengan Bao'er untuk meningkatkan pemahaman tentang dirinya, tapi Kekacauan membantah pendapat Han Sen, mengatakan asimilasi Bao'er dengan benih gen sedang di fase kritis, pasti akan fokus total menyatu dengan benih gen, tak punya waktu untuk bertempur dengan Han Sen.
Han Sen tak punya pilihan lain, terpaksa mengurungkan niat ini, lalu melakukan beberapa eksperimen lain untuk mempelajari kondisi fisiknya.
Jika dulu Han Sen mengandalkan hoki dan usaha, sekarang gennya adalah bakat super yang asli 100%. Apa pun yang dilakukannya, langsung bisa dikuasai.
Dia mengeluarkan Daosheng dan bermain sisa-sisa permainan dengannya, bahkan menang 19 ronde beruntun melawan Daosheng.
Bahkan musik yang sebelumnya bukan keahlian Han Sen, kini terasa jauh lebih sederhana. Segala jenis lagu dan komposisi musik langsung dikuasainya, seolah bisa menyaingi maestro musik.
Feng Feifei dan Feng Yinyin pun merasa takjub dengan bakat musik yang ditunjukkan Han Sen, hampir mengira dia adalah orang lain yang menyamar.
"Terlalu berbakat juga jadi beban!" tiba-tiba Han Sen menyadari dirinya mulai merasa bosan.
Dulu setiap hal baru terasa menarik, kekalahan pun bisa menjadi pelajaran. Tapi kini semua yang dilakukan Han Sen tak mungkin gagal, malah terasa membosankan tak karuan.
Banyak hal yang sebelumnya menarik minat Han Sen, sekarang sudah kehilangan rasa itu, sama sekali tidak bisa menyemangatinya untuk bermain lagi.
Empat hari singkat berlalu dengan cepat, pemahaman Han Sen terhadap diri sendiri juga tidak mengalami perkembangan berarti. Dia hanya tahu bahwa raganya saat ini bisa melakukan apapun dengan sempurna, tapi di mana batas maksimal raga ini sebenarnya, dia masih belum menyadari.
"Baiklah, saat bertarung melawan Qin Xiu nanti, seharusnya aku bisa mengetahui batas maksimal raga ini." Han Sen melirik jam, Perang Prasasti Gen hampir dimulai, tapi Bao'er masih belum menyelesaikan proses asimilasi dengan Benih Gen. Hal ini membuatnya diam-diam menghela nafas lega.
"Ini lebih baik. Kegagalan Bao'er berasimilasi berarti dia tidak bisa ikut kompetisi Prasasti Gen, sekaligus menghemat banyak masalah untukku." Setelah melirik Bao'er, barulah Han Sen meninggalkan tempat perlindungan.
Banyak petarung di Taman di Udara menunggu Han Sen. Han Sen menggendong Ling Er, menarik Ji Yanran bersama-sama, lalu duduk di sebelah bunga kecil sambil menunggu dimulainya Perang Prasasti Gen.
"Bagaimanapun juga, kamu harus kembali. Ingatlah, selalu ada seseorang yang menunggumu di sini." Ji Yanran memegang tangan Han Sen sambil menundukkan kepala berkata.
"Tenang saja. Jika benar-benar tak sanggup melawan, aku masih punya jurus 'Bertahan Hidup dengan Menelan Kehinaan'. Di seluruh dunia, tak ada yang bisa memecahkan jurus ini." Han Sen tersenyum.
Ji Yanran melototi pandangannya, mengeluarkan pulpen, menarik telapak tangan Han Sen, lalu menulis tiga nama: Ji Yanran, Han Fei, dan Han Ling Er di telapak tangan Han Sen.
"Han Fei itu siapa?" Han Sen sempat membeku sebelum akhirnya menyadari itu nama resmi bunga kecil. Andai Ji Yanran tidak menuliskannya, dia benar-benar sudah lupa.
"Jika benar-benar tak sanggup bertahan, lihatlah tiga nama ini." Ji Yanran berkata dengan kepala masih tertunduk.
Han Sen bahkan tak perlu melihat pun tahu, mata Ji Yanran sudah memerah, cairan bening berkilauan di rongga matanya yang berputar-putar, dipaksakan bertahan agar tak jatuh.
"Tenang saja, selama ada kalian, tak ada yang bisa mengambil nyawaku." Semangat juang yang kuat berkobar dalam hati Han Sen.
Boom!
Kehampaan tiba-tiba disinari terang benderang, tiga puluh tiga hari secara simultan memancarkan cahaya ilahi yang berkilauan, bagaikan makam raksasa yang berpendar dengan kilatan aneh.
Di puncak makam raksasa itu, Prasasti Gen semakin memancarkan cahaya ilahi yang memukau, keindahan yang tak terkatakan namun terasa mengerikan.
Tubuh Han Sen, Ning Yue, dan Wang Yuhang seolah ditarik oleh kekuatan misterius, dalam kilauan cahaya yang memukau itu, kembali ke surga masing-masing.
Tiga puluh dua nama Penguasa Segalanya berkilauan serempak di Prasasti Gen, tiga puluh dua kata itu menerangi seantero jagat raya, terukir dalam ingatan seluruh makhluk hidup di alam semesta positif-negatif.
Han Sen kembali ke Surga Waktu, menyaksikan semua lonceng batu di sana menunjuk angka dua belas, dentangan lonceng bergema mengguncang langit dan bumi.
"Suasana ini benar-benar terasa tidak menguntungkan, seolah mengirim lonceng untukku." Han Sen berpikir dengan frustrasi.
Seberkas sinar menjuntai dari tiga puluh tiga langit, langsung menyoroti tubuh Han Sen, menarik raganya terbang menuju Langit Tiga Puluh Tiga tempat Prasasti Gen berada.
