Han Sen dan Leluhur Iblis saling berpandangan dari kejauhan. Tak ada yang memulai serangan lebih dulu.
"Tidak disangka lawan pertamaku adalah kamu." Leluhur Iblis yang bertopeng hitam itu menghela napas lembut.
"Dari Delapan Jenderal Iblis di bawah Komando Iblis Kuno dulu, apakah Anda salah satunya?" Han Sen menatap Leluhur Iblis.
"Benar. Nama asliku Asura, pernah menjadi salah satu Delapan Jenderal Iblis di bawah Iblis Kuno." Leluhur Iblis mengaku dengan lancar tanpa bermaksud menyembunyikan apapun.
"Mengingat Yang Mulia adalah Asura, ada satu hal yang ingin kutanyakan. Makhluk apa sebenarnya dewa yang terluka itu yang dulu dibunuh oleh Delapan Jenderal Iblis dan Iblis Kuno dengan kerjasama? Bisakah Yang Mulia memberitahuku?" Han Sen masih menyimpan dendam tentang hal ini. Bahkan Iblis Kuno yang memanggil dewa itu pun tidak tahu dewa mana yang sebenarnya ia panggil.
Pemanggilan saat itu sendiri adalah insiden tak terduga. Iblis Kuno tidak berhasil memanggil makhluk yang diinginkannya, tapi justru secara tak sengaja memanggil seorang dewa yang terluka.
“Kamu sudah bilang itu adalah Tuhan yang terluka, masih tanya apa jenis makhluknya. Bukankah ini bertanya meski sudah tahu?” Leluhur Iblis berkata dengan datar.
Han Sen tertegun sejenak: “Maksudmu, yang kalian bunuh adalah Tuhan?”
“Selain para Tuhan, adakah ras lain yang sembrono menyebut diri sebagai dewa?” Leluhur Iblis berkata dengan meremehkan.
Han Sen merenung sejenak lalu bertanya: “Tahukah level dan gelar dewa yang dimiliki Tuhan itu?”
“Jika kamu bisa mengalahkanku, akan kuberitahu.” Sorot mata Leluhur Iblis berkedip, tangan halusnya terangkat sambil menjadikan telapak tangan sebagai pisau, menghantam ke arah Han Sen dari kehampaan.
Tebasannya seolah tanpa tenaga, seperti gerakan tangan santai belaka.
Tapi raga Han Sen langsung bereaksi. Di matanya memancar cahaya tak biasa, ternyata menyaksikan komposisi dasar alam semesta dan perputaran gir kekuatan sebab-akibat.
Setelah evolusi tubuh, karena tidak bisa menggunakan Jing Dongxuan, Han Sen tak lagi bisa melihat gir alam semesta. Kini justru bisa melihat dengan jelas, meski ada perbedaan dari sebelumnya.
Dulu dalam lingkup aura Dongxuan yang menyelimuti, penglihatannya jernih. Kini sejauh mata memandang, semua kaitan gir alam semesta terpampang jelas di pupil Han Sen.
Han Sen mengulurkan tangan menekan. Gir sebab-akibat alam semesta di tubuhnya langsung berhenti berputar. Kehilangan kaitan dengan kekuatan sebab-akibat, tenaga Asura dari serangan Leluhur Iblis pun kehilangan fungsi.
Jadilah lambaian tangan sembarangan Leluhur Iblis itu benar-benar hanya gerakan kosong. Tak ada efek magis yang tercipta, tak juga menimbulkan sedikit pun perubahan ekspresi.
Para makhluk multiras yang menyaksikan pertarungan kebanyakan tak paham situasi. Mereka hanya melihat Asura melambaikan tangan sembarangan, lalu tak terjadi apa-apa - persis seperti permainan anak-anak.
"Tidak disangka, kamu ternyata juga menguasai tenaga sebab-akibat." Leluhur Iblis memandang Han Sen dengan sedikit keheranan, meski hanya keheranan biasa saja.
Kekuatannya tak hanya sekadar tenaga sebab-akibat yang sederhana. Kini, sampai tahap ini, dia tak hanya mengandalkan Asura Sutra.
"Sedikit tahu." Han Sen memiliki terlalu banyak pertanyaan tentang Asura, tidak langsung menyerang. Melihatnya tidak melanjutkan serangan, dia kembali bertanya: "Apakah Suku Asura adalah keturunanmu?"
"Bisa dikatakan iya." Jawab Leluhur Iblis.
"Apa maksudmu 'bisa dikatakan'? Mungkinkah juga bisa dikatakan bukan?" Han Sen terkejut memandang Leluhur Iblis, tak menyangka mendapat jawaban seperti ini.
"Suku Asura kubuat dengan genku sendiri sebagai dasar." Leluhur Iblis terus menjelaskan: "Kuharap kau mundur. Meski kau memang kuat, tapi kau bukanlah tandingan Qin Xiu."
"Jika aku bukan tandingannya, apakah kamu bisa mengalahkannya?" Han Sen mengawasi ketat Leluhur Iblis.
“Setidaknya aku masih punya sedikit peluang, sementara kamu sama sekali tidak punya kesempatan.” Mo Zu berkata.
“Dari mana asalnya sedikit peluang itu?” Han Sen tidak marah, tetap bertanya dengan tenang.
“Ini tidak ada hubungannya denganmu. Yang perlu kamu tahu adalah: membantuku sama dengan membantumu sendiri. Daripada membuang-buang tenagaku di sini, lebih baik mundur selangkah biar aku bisa menyimpan kekuatan. Dengan begitu peluangku mengalahkan Qin Xiu juga akan lebih besar.” Mo Zu menjelaskan.
Han Sen menatap Mo Zu dengan tatapan termenung. Ia benar-benar tidak mengerti dari mana kepercayaan diri Mo Zu berasal.
“Mundur atau tidak?” Mo Zu bertanya dengan acuh tak acuh.
“Aku mau mundur boleh saja, tapi harus kulihat dulu kekuatan yang kamu banggakan itu.” Han Sen menyapu seluruh tubuh Mo Zu dengan tatapannya, berusaha menemukan sumber kepercayaan diri perempuan itu.
“Kalau begitu, harus bertarung?” Mo Zu mengerutkan kening halus.
“Tentu harus bertarung. Bagaimana aku tahu ini bukan sekadar gertakanmu?” Setelah terdiam sejenak, Han Sen melanjutkan: “Ada satu pertanyaan lagi. Mungkinkah Yang Mulia memberi pencerahan?”
"Tergantung apa yang kamu tanya." Leluhur Iblis berkata dengan acuh tak acuh.
"Aku mengenal seorang campuran darah Asura yang sangat mirip wajahnya denganmu. Tahukah kamu asal-usulnya?" Sorot mata Han Sen menyala-nyala mengawasi ketat Leluhur Iblis.
"Bukankah sudah kukatakan? Suku Asura sendiri adalah ras yang diciptakan berdasarkan gen saya. Apa anehnya memiliki keturunan yang mirip penampilannya denganku?" jawab Leluhur Iblis.
"Tapi yang satu ini kemiripannya terlalu sempurna. Lagipula dia adalah campuran manusia dan Asura. Ras campuran seperti ini seharusnya jarang ditemukan, bukan?" Han Sen berbicara dengan susah payah menahan emosi.
"Campuran manusia dan Asura? Ini memang agak unik, tapi tidak ada yang istimewa. Mungkin ini produk eksperimen campuran dari kalian manusia atau Suku Asura." Leluhur Iblis mengerutkan kening.
Melihat ekspresi Leluhur Iblis yang tidak terlihat berbohong, Han Sen berpikir dalam hati: "Aneh, mungkinkah Leluhur Iblis benar-benar tidak tahu asal-usul Zero? Lalu siapa yang menciptakan Zero sebenarnya?"
“Karena kamu tidak mau mundur, terpaksa kita bertarung, jangan buang-buang waktu lagi.” Saat mengucapkan ini, Leluhur Iblis kembali melambaikan tangannya menghantam Han Sen dari kejauhan.
Sepasang tangan halus Leluhur Iblis terus-menerus menghujamkan tenaga Asura ke arah Han Sen.
Andai yang dihadapi makhluk lain, bahkan makhluk Pemecahan Batas tingkat top sekalipun, pasti sulit menghindari serangan pasti kena dari tenaga sebab-akibat ini.
Tapi Han Sen hanya menekan kuat gir alam semesta sebab-akibat, membuat tenaga tersebut tidak bisa mengalir ke tubuhnya. Semua serangan Leluhur Iblis menjadi sia-sia.
Tenaga Asura yang dahsyat dan mengerikan itu kehilangan semua efeknya di hadapan Han Sen.
Para petarung kuat dari berbagai ras yang menyaksikan pertarungan ini menunjukkan ekspresi penuh keanehan, karena tak seorang pun memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Han Sen dan Leluhur Iblis berdiri terpaut seribu meter. Meski tangan Leluhur Iblis terus bergerak, tak ada kekuatan yang muncul. Han Sen pun sama sekali tidak terluka, seolah mereka sedang berakting.
“Apa yang dilakukan kedua anggota ini? Jangan-jangan pertempuran palsu?” Para petarung kuat Kekaisaran Alam Semesta Raya mulai tidak tahan melihat. Sikap mereka sama sekali tidak terlihat seperti sedang bertarung serius.
Leluhur Iblis pun menyadari tenaga Asura-nya memang tidak berpengaruh pada Han Sen. Dengan sepasang mata hitam menatapnya, ia berkata: "Awalnya aku tak berniat mencabut nyawamu, tapi kau bersikeras menghalangi jalanku. Jika serangan ini kulumpahkan, kesadaranmu akan musnah total bahkan kesempatan terlahir kembali pun tidak ada lagi. Masih ada waktu untuk mundur."
