Di dalam Kuil Penghancuran, raga dewa resmi sistem sebab-akibat gemetar hebat. Makhluk hidup lain sama sekali tidak melihat serangan ini, tapi dia sangat paham: Jika terkena tebasan ini, tak hanya makhluk biasa, bahkan dewa resmi di Kuil Tingkat Kehancuran pun akan langsung terhapus dari alam semesta tanpa kesempatan regenerasi.
Bahkan kemampuan regenerasi kuil pun tak bisa menghidupkan kembali makhluk yang sama sekali tidak eksis di dunia ini.
Kekuatan tebasan Leluhur Iblis telah mencapai tingkat yang mampu menghapus sebab-akibat. Ketika sebabnya sendiri sudah tiada, bagaimana mungkin masih ada akibat?
Makhluk yang terhapus oleh serangan ini tidak hanya kehilangan kesempatan reinkarnasi, bahkan semua tanda yang pernah ditinggalkannya di dunia ini ikut lenyap.
Bahkan kenangan tentangnya yang tersimpan di otak makhluk lain akan ikut terhapus, seolah tak pernah ada makhluk seperti itu di antara langit dan bumi.
"Tenaga sebab-akibat yang begitu mengerikan, ini adalah tingkat yang kukejar seumur hidup namun tak kudapatkan, ternyata muncul pada makhluk non-dewa! Dari mana asal-usul Leluhur Iblis itu?" Ekspresi dewa resmi tingkat kehancuran sudah berubah sangat buruk hingga mencapai puncaknya.
Han Sen juga menyadari betapa mengerikannya tebasan ini. Raga biasanya tidak begitu berguna, namun ketika distimulasi oleh kekuatan sehebat ini, segalanya menjadi jelas seperti sudah tertanam di benaknya. Secara alami raganya memberikan respons pertahanan.
Han Sen tidak membalas karena masih ingin mendapatkan jawaban dari mulut Leluhur Iblis. Membunuhnya pun tak ada gunanya baginya. Dia perlu Leluhur Iblis tetap hidup untuk memberitahu jawaban.
Raga Han Sen memang tak bisa mengoperasikan teknik gen, namun ketika kekuatan dibutuhkan, secara alami merespons dan menghasilkan tenaga yang diperlukan persis seperti naluri bawaan.
Tubuh Han Sen tak banyak bergerak, namun tenaga kuat tak kasat mata telah menyebar ke sekitarnya. Seluruh gir alam semesta di sekitar tubuhnya berhenti beroperasi, membuat Han Sen berdiri di dalam ruang yang benar-benar diam mutlak.
Baik angin, api, listrik, petir, maupun waktu dan ruang, semuanya kehilangan makna di bawah pengaruh tenaga Han Sen. Segala sesuatu menjadi terisolasi dari tubuhnya.
Ini agak mirip dengan aura Dongxuan miliknya, namun terdapat perbedaan. Kekuatannya jauh lebih kuat dan mutlak dibanding aura Dongxuan, sekaligus telah berubah dari medan energi independen menjadi naluri alami Han Sen.
Serangan mengerikan yang mampu menghancurkan sebab-akibat itu, ketika menghantam tubuh Han Sen, lenyap tak kasat mata dan tanpa suara. Persis seperti angin kencang yang tiba-tiba berhenti di suatu tempat.
Penghentian itu terjadi tanpa tanda sebelumnya, namun sama sekali tidak terasa dipaksakan. Seolah memang seharusnya berhenti pada momen itu.
Mata Leluhur Iblis dan dewa penghancur dari garis keturunan sebab-akibat hampir terbelalak. Mereka sama sekali tidak bisa mempercayai apa yang disaksikan mata mereka. Kekuatan sebab-akibat yang begitu dahsyat ternyata tidak mampu melukai sehelai rambut Han Sen, begitu saja menghilang.
"Kamu... Apa yang kamu lakukan?" Leluhur Iblis memandang Han Sen dengan ketidakpercayaan. Nya tidak bisa menerima hasil ini.
Makna di balik kekuatan itu sangat jelas bagi Leluhur Iblis. Dia yakin tidak ada satu pun makhluk di dunia ini yang bisa mengabaikan serangan penuhnya, bahkan Qin Xiu sekalipun.
Tapi kini Han Sen justru memaksakan diri menahan serangan penuhnya, bahkan tanpa sempat mengambil sikap bertahan.
"Mau lanjut?" Han Sen menatap Leluhur Iblis dan bertanya.
Awalnya Han Sen masih sedikit khawatir apakah bisa sepenuhnya menahan kekuatan sebab-akibat itu. Tapi sekarang dia sadar betul: kekuatan kausalitas semacam itu sama sekali tidak berguna baginya.
Jing Dongxuan telah menjadi respons naluriah raga-nya. Dia bisa dengan mudah mengendalikan seluruh gir alam semesta dan aturan keteraturan. Bahkan tenaga sebab-akibat yang sekuat ini pun tidak mampu menembus hingga ke hadapannya.
"Raga-mu memang benar-benar ada masalah. Bahkan kekuatan sebab-akibat tingkat restar pun ternyata tidak bisa mempengaruhi tubuhmu." Suara Prasasti Gen menggema di otak Han Sen.
"Apa? Katamu tenaga sebab-akibat yang digunakan Leluhur Iblis itu tingkat restar?" Han Sen hampir tak bisa menahan teriakan.
"Kalau bukan tingkat restar, bagaimana mungkin menghilangkan sebab-akibat? Para dewa itu meski punya kemampuan membalikkan sebab-akibat, tapi hanya bisa mengintip sebentar dengan cara curang. Mereka tak pernah benar-benar memanfaatkannya, apalagi mengubah. Kecuali dewa tingkat restar, tak ada makhluk hidup mana pun yang bisa mencapai tingkat seperti ini. Tentu saja, setelah inangku menjadi dewa di dunia baru nanti, juga akan memiliki wewenang seperti ini." Kata Prasasti Gen.
"Apa kamu yakin itu benar-benar tenaga tingkat restar?" Han Sen kembali bertanya dalam pikirannya.
“Tidak ada yang salah, tapi kekuatan tingkat restar-nya tidak lengkap. Jika kekuatan sebab-akibat tingkat restar yang lengkap digunakan, serangan penuh tenaga mungkin akan melenyapkan seluruh tiga puluh tiga lapisan dimensi.” Prasasti Gen menjawab.
Raut wajak Han Sen berubah-ubah. Sebelumnya Dewi Bulan pernah memberitahunya bahwa makhluk yang memiliki garis darah tingkat restar hanya ada lima, dan semuanya berasal dari mantan Tuhan Kuil Gen.
Yang ditelan Asura tentu bukan Tuhan Kuil saat ini, juga bukan Bao'er. Jadi hanya tersisa tiga kemungkinan.
Kehidupan sebelumnya Taiyi dan Di Jun, salah satu reinkarnasi Qin Xiu, atau mantan Tuhan Kuil.
Siapapun di antara mereka, Han Sen merasa ini benar-benar sulit dipahami. Asura saat itu terlalu lemah. Bahkan satu hembusan napas dari salah satu dari tiga sosok ini mungkin sudah bisa melenyapkan Asura dan kawanan Kuno Iblis berkali-kali.
Fakta bahwa Asura saat itu bisa menelan salah satu dari mereka sama sekali tidak masuk akal, tidak ada kemungkinan logisnya.
“Seharusnya tidak mungkin mantan Penguasa Kuil, kan? Saat mantan Penguasa Kuil runtuh, Asura dan yang lainnya seharusnya belum lahir. Aku lupa bertanya pada Luan tentang bagaimana nenek moyang Suku Wu tewas. Kemungkinan terbesar adalah salah satu reinkarnasi Qin Xiu. Dialah yang paling banyak bereinkarnasi, jadi paling mungkin...Tidak...” Han Sen sedang berimajinasi ketika tiba-tiba hatinya berdesir: “Asura mengatakan dia menelan seorang Dewa. Nenek moyang Suku Wu berasal dari ras mereka, bereinkarnasi pun tidak akan menjadi Dewa. Qin Xiu lebih tidak mungkin lagi bereinkarnasi sebagai Dewa...Mungkinkah...yang ditelan Asura benar-benar mantan Penguasa Kuil?”
"Ini tidak masuk akal, garis waktu tidak cocok. Mantan Penguasa Kuil runtuh karena menghidupkan kembali Alam Semesta Raya. Saat dia jatuh, itulah saat dimana Iblis Kuno dan Asura bereinkarnasi. Setelah bereinkarnasi, butuh waktu lama bagi mereka untuk menjadi kuat lagi baru bisa membunuh Tuhan. Bagaimana mungkin yang dimakan adalah mantan Penguasa Kuil? Jangan-jangan Asura salah lihat... Mungkin dia mengira reinkarnasi Leluhur Sihir yang memiliki darah Dewa dan reinkarnasi Leluhur Manusia sebagai Tuhan..." Berjuta-juta pikiran berputar di otak Han Sen, namun dia tak kunjung menemukan jawaban. Sorot matanya yang rumit tertuju pada Leluhur Iblis Asura.
"Itu tergantung apakah kamu benar-benar sekuat itu." Leluhur Iblis enggan menyerah. Aura ilahi di tubuhnya memancarkan cahaya suci yang mengerikan. Dengan menyatukan kedua telapak tangan, dia kembali melepaskan tenaga sebab-akibat yang dahsyat, menerjang Han Sen.
"Makhluk-makhluk di seluruh jagat raya pada dasarnya tidak bisa melihat energi sebab-akibat. Melihat mereka hanya berbicara tanpa bertarung, mereka pun berteriak: "Kalian cepatlah bertarung! Jangan cuma omong doang! Ini Perang Prasasti Gen, bukan jualan keterampilan di jalanan. Kalian ngobrol nggak jelas buat apa?"
