Han Sen sama sekali tidak mendengar omongan mereka, tentu saja tidak ambil pusing.
Setelah Wang Yuhang menyerah secara aktif, Han Sen awalnya mengira pertarungan perempat finalnya tidak akan dimulai secepat ini. Mengingat dua pertarungan sebelumnya sangat singkat, seharusnya pertempuran antar Penguasa Segalanya tidak akan berakhir terlalu cepat.
Tapi baru saja Wang Yuhang pergi, batas tak kasat mata di seberang langsung ambruk. Jelas pertarungan di sisi lain juga sudah menentukan pemenangnya.
"Mungkinkah Qin Xiu?" Hati Han Sen berdesir. Satu-satunya yang kemungkinan besar bisa mengakhiri pertarungan lebih cepat darinya hanyalah Qin Xiu.
Namun setelah melihat jelas orang di area seberang, Han Sen langsung kecewa. Bahkan lebih frustasi dibanding saat melihat Wang Yuhang.
"Karena lawannya di babak perempat final, ternyata adalah Ning Yue, seorang rekan lagi yang berasal dari taman di udara."
"Ning Yue tidak menunjukkan kecemerlangan khusus, tapi sudah mengalahkan dua Penguasa Segalanya Langit yang kuat dan naik ke 8 besar. Kekuatannya memang mengerikan, hanya saja sebelumnya terlalu sedikit makhluk yang memperhatikannya, hampir tidak ada yang menyadari bagaimana dia bisa naik level."
"Lagi-lagi manusia? Dari mana manusia ini datang? Bisa masuk 8 besar, kecepatannya benar-benar luar biasa."
"Jangan-jangan dia menyerah lagi?"
"Tidak mungkin! Nasib Han Sen tidak mungkin sebaik itu!"
Di seluruh Alam Semesta Raya Kekaisaran, perdebatan berkecamuk. Mereka sama sekali tidak familiar dengan Ning Yue. Jika bukan karena Perang Prasasti Gen kali ini, mereka bahkan tidak akan tahu siapa Ning Yue.
"Ning Yue, tertarik bertarung?" tanya Han Sen sambil menatap Ning Yue. Sebenarnya Han Sen juga sangat penasaran, seberapa kuatkah Ning Yue sekarang sebenarnya.
Ning Yue menggelengkan kepala dan berkata: "Kita pasti akan bertarung suatu hari nanti, tapi bukan sekarang. Setelah kamu mengalahkan Qin Xiu, kita baru akan berduel."
Mendengar pernyataan Ning Yue, hati semua orang di Alam Semesta Raya Kekaisaran langsung setengah beku. Jelas-jelas Ning Yue juga berniat menyerah secara aktif.
Beberapa petarung manusia yang iri hati sampai hampir mengamuk: "Apa ini namanya Han Sen? Tiga pertandingan berturut-turut menang tanpa bertarung. Perang Prasasti Gen seperti ini, aku pun bisa kalau yang maju aku."
"Memangnya siapa yang punya latar belakang sekuat dia? Dewa Resmi Tingkat Kehancuran dari Kuil Dewa Kekayaan. Siapa yang tidak mau memberi muka? Kalau tidak, mana mungkin dia bisa membuat Wang Yuhang dan Ning Yue menyerah sukarela?"
"Benar juga. Siapa yang tidak ingin menyisakan jalan mundur untuk keturunan mereka? Dengan menjalin hubungan baik dengan Dewa Kekayaan, kelak bisa mewarisi darah Dewa Kekayaan. Utang budi seperti ini, kalau aku pun pasti akan berikan."
Di Alam Semesta Raya Kekaisaran, banyak yang bicara penuh asam. Namun para petarung dari berbagai ras di alam semesta genetik justru tidak punya pikiran macam-macam, menganggap keputusan Ning Yue menyerah adalah hal yang wajar.
Han Sen tahu Ning Yue terlihat ramah, tetapi di hati mereka menyimpan keangkuhan yang luar biasa, tidak mau bertarung melawan Han Sen dalam situasi seperti ini.
Ning Yue yang mengenakan jubah bulu hijau meninggalkan tiga puluh tiga langit, meski menyerah, tetap angkuh layaknya seorang pemenang. Han Sen sukses naik ke empat besar, menjadi orang pertama yang mencapai posisi ini.
Meski banyak bangsawan kerajaan di Alam Semesta Raya Kekaisaran merasa Han Sen terlalu banyak menggunakan kecurangan, mereka hanya bisa menyaksikannya naik pangkat, paling-paling mengucapkan beberapa kata pedas.
Di luar dugaan, Qin Xiu justru tidak cepat mencapai empat besar. Dua pertempuran lainnya juga belum selesai. Han Sen terpaksa bertahan di medan pertempurannya, menunggu terciptanya lawan keempat yang akan dihadapinya.
Di luar medan gaya, para petarung kuat dari berbagai ras memfokuskan sorot mata mereka ke medan pertempuran Qin Xiu.
Karena menurut perkiraan mereka, Qin Xiu seharusnya menjadi yang pertama lolos ke empat besar. Tapi hingga detik ini, Qin Xiu belum juga terpromosi. Ini cukup membuat mereka penasaran.
Begitu melihat, tak ayal mereka semua tertegun sejenak.
"Lagi-lagi manusia? Pertempuran Prasasti Gen benar-benar dipenuhi manusia ya?" teriak seorang petarung tingkat Pemecah Batas yang tak kuasa menahan diri.
Lawan Qin Xiu di babak perempat final ternyata juga manusia. Bahkan nama yang terukir di Prasasti Gen-nya adalah "Kaisar Manusia".
Saat melihat Kaisar Manusia, kilasan aneh melintas di mata Qin Xiu. Berbeda dengan kebiasaannya yang langsung menyerang, kali ini tatapannya terus mengawasi tubuh Kaisar Manusia, seolah sedang mengevaluasi sesuatu.
"Qin Xiu, akhirnya kita bertemu," sapa Kaisar Manusia dengan riang seolah menyambut teman lama.
"Raja Dimensi?" Qin Xiu mengerutkan kening sambil terus mengawasi ketat.
Kaisar Manusia menggeleng halus, "Kau pasti tahu aku bukan Raja Dimensi."
"Lalu siapa kau?" Qin Xiu terus menatap mata lawannya, bertanya lebih lanjut.
"Ekspresi Kaisar Manusia tetap tenang, masih berbicara dengan tenang: 'Aku adalah Kaisar Manusia, leluhur manusia Perlindungan.'"
"Oh begitu, Raja Dimensi memanfaatkan ragaku, justru menciptakan banyak barang menarik." Qin Xiu memicingkan mata, mengawasi ketat Kaisar Manusia.
"Memang menarik, tapi aku manusia." Kaisar Manusia berkata sambil tersenyum.
"Tidak sepenuhnya." Qin Xiu menyahut.
"Menjadi manusia atau bukan, tidak terletak pada kemurnian gen, melainkan di sini." Kaisar Manusia menunjuk jantungnya sendiri.
Qin Xiu hanya memandang dingin: "Mungkinkah kau tidak tahu ini berasal dari siapa?"
"Tahu, tapi kau telah menyerahkannya. Sekarang ini milikku." Sahut Kaisar Manusia.
"Hanya dengan izinku, barulah ini bisa menjadi milikmu." Qin Xiu menegaskan.
"Jika kau tidak mengizinkan?" Kaisar Manusia memandang penuh minat.
"Mengambilnya kembali bukan hal sulit." Jawab Qin Xiu.
"Silakan coba." Kaisar Manusia berani berhadap-hadapan langsung, sama sekali tidak menunjukkan niat mundur.
“Sebenarnya aku masih menghormati hubungan dengan Raja Dimensi, jadi tak perlu mengambil nyawamu. Sayang sekali.” Qin Xiu mengangkat satu telapak tangannya dan mencoba menangkap Kaisar Manusia.
Telapak tangan ini sama persis dengan yang digunakan untuk menyerap Zang Daotian. Telapak tangan itu menyedot segala sesuatu di langit dan bumi, seolah seluruh alam semesta berada dalam genggamannya.
Raga Kaisar Manusia pun tak mampu menahan tarikan mengerikan itu. Tubuhnya tersedot ke arah telapak tangan Qin Xiu.
Saat Kaisar Manusia hampir mengikuti nasib Zang Daotian dan tersedot ke telapak tangan Qin Xiu, tiba-tiba tubuhnya yang sudah mengecil melonjak drastis dalam sekejap. Posturnya kembali ke ukuran semula. Satu tangannya bertemu dengan telapak tangan Qin Xiu, sepuluh jari dan telapak tangan keduanya menyatu sempurna.
Sesuatu yang mengejutkan terjadi. Tak ada yang menyangka tenaga Kaisar Manusia bisa menyaingi Qin Xiu. Namun saat telapak tangan mereka menyatu, justru Qin Xiu-lah yang menjerit kaget.
Tampak tubuh Qin Xiu yang terbungkus baju zirah kristal hitam itu ternyata memancarkan cahaya putih murni yang menyala-nyala, seperti serangkaian kombinasi rumit, terbang menuju ke arah tubuh Kaisar Manusia.
"Bagaimana mungkin ini terjadi?" Di dalam Kuil Gen, Tuhan Kuil itu pun terkejut berdiri, sorot matanya penuh kebingungan menatap Kaisar Manusia.
Siapa pun bisa melihat bahwa tenaga Qin Xiu ternyata sedang diserap oleh Kaisar Manusia. Yang tidak terlihat oleh orang biasa adalah, dalam tenaga itu ternyata terselip energi spiritual.
Tuhan Kuil melihat dengan jelas: Jika dibiarkan Kaisar Manusia terus menyerap seperti ini, bukan tidak mungkin raga dan jiwa Qin Xiu akan sepenuhnya ditelan olehnya.
Qin Xiu sepertinya berusaha melepaskan genggaman Kaisar Manusia. Meski kekuatannya dahsyat, semakin kuat kekuatan yang meledak darinya, justru semakin banyak diserap lawannya. Seolah-olah tenaga Qin Xiu memang hak milik Kaisar Manusia, sang Kaisar pun dengan lancar menerima kekuatan itu, aura di sekujur tubuhnya semakin lama semakin kuat.
"Oh begitu." Tuhan Kuil mengamati sejenak, akhirnya melihat tanda keunggulan, wajahnya menunjukkan penerimaan setelah memahami situasi.
