"Bagaimana pukulan ini?" tanya Han Sen sambil menatap Zi Wei.
"Bagus," jawab Zi Wei setelah gelombang di tubuhnya mereda.
Meski bicaranya santai seperti tak terjadi apa-apa, hatinya gempar luar biasa. Pukulan Han Sen murni mengandalkan kekuatan fisik, tapi bisa menggoyahkan tubuhnya - ini benar-benar di luar bayangan.
Zi Wei berbeda dengan dewa biasa. Dia adalah Tuhan Kuil Gen saat ini. Secara blak-blakan, Kuil Gen sebenarnya adalah kuil super dimana Zi Wei bertindak sebagai dewa utama.
Sedangkan 12 Tuhan tingkat kehancuran dan banyak dewa lainnya, semuanya bisa disebut sebagai wakil dewanya.
Seluruh kekuatan kuil akan memperkuat Zi Wei dengan energi ilahi. Semakin kuat para dewa, semakin besar pula penguatan yang didapat Zi Wei.
Ditambah Zi Wei sendiri sudah setengah langkah memasuki tingkat alam semesta, tubuh dewinya bahkan lebih kuat daripada Qin Xiu yang belum melangkah sejauh itu. Kecuali ada kekuatan tingkat alam semesta, tak ada yang bisa menggoyahkan tubuh ilahinya.
Han Sen hanya mengandalkan kekuatan fisik saja sudah membuat tubuh dewa Zi Wei gemetar, membuat raganya seperti hendak meledak, sampai sekarang kepalanya masih agak berdenging.
Meskipun ini ada hubungannya dengan sifat sombong Zi Wei, tapi hal seperti ini sudah cukup membuatnya terkejut.
“Tubuhnya benar-benar mengerikan, kekuatan fisik murni saja sudah begitu tangguh. Jika suatu hari nanti dia bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, mungkin meskipun Qin Xiu telah mencapai tahap itu, belum tentu bisa menjadi lawannya.” Pikiran Zi Wei berjalan diam-diam.
“Kamu tidak apa?” Han Sen melihat Zi Wei menundukkan mata tanpa bicara, tetap tak bergerak, mengira pukulannya telah melukainya.
Di bawah tekanan 28 cahaya bintang Zi Wei, Han Sen akhirnya memaksakan diri mengaktifkan kekuatan tubuhnya. Kali ini bukan stimulasi eksternal, melainkan keinginan kuatnya sendiri yang akhirnya memicu kekuatan raga ini.
Hanya saja Han Sen bisa merasakan, kekuatan yang berhasil dipicunya hanyalah bagian tak berarti darinya. Jika ingin sepenuhnya mengaktifkan kekuatan tubuh ini dan mengubahnya menjadi miliknya, entah kemampuan seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapainya.
“Bagaimana mungkin aku terluka? Tenagamu masih jauh tingkatannya untuk bisa melukai diriku.” Zi Wei menengadah sambil berpura-pura tenang.
“Benarkah? Kalau begitu, biarkan aku menghujamkan beberapa pukulan lagi.” Han Sen ingin mencoba lebih sering untuk melihat seberapa banyak tenaga dalam tubuhnya yang bisa terpicu.
Hati Zi Wei bergetar, meski raut wajahnya tetap datar. Dalam hati ia bergumam, “Jika kau terus menghantamku seperti ini, mungkin tubuh dewaku juga mungkin tak sanggup menahannya.”
Tujuan awal Zi Wei datang ke sini adalah untuk memberi tekanan pada Han Sen agar bisa mengendalikan raganya. Namun kini ia menyadari tenaganya ternyata tak cukup kuat untuk sepenuhnya mengaktifkan tubuh Han Sen.
Meski Han Sen memang berhasil memicu sebagian tenaga, namun dari sifat kekuatan fisik murni yang ditunjukkan, jelas ini baru latihan dasar tubuhnya. Jaraknya masih sangat jauh dari aktivasi sejati.
“Genetika Naratif yang diciptakan Leluhur Manusia, bahkan Beliau sendiri tidak berhasil menguasainya. Tapi justru memberi jalan bagi Han Sen. Seandainya Leluhur tahu teknik genetik ciptaannya ternyata bisa melatih raga yang begitu mengerikan, entah apakah Beliau akan menyesal telah meninggalkan jalan ini.” Begitu pikir Zi Wei, hatinya telah bulat mengambil keputusan.
Zi Wei menengadah, memandang Han Sen: “Han Sen, meski ragamu memang kuat luar biasa. Seiring waktu, jika kau benar-benar bisa mengendalikan tubuh ini sepenuhnya, mungkin aku pun takkan sanggup jadi lawanmu. Tapi hari ini, kesempatanmu untuk berkembang lebih jauh telah tertutup.”
“Apa maksudmu?” Han Sen tertegun sejenak.
Awalnya dia menduga Zi Wei bukan datang untuk bertarung. Tapi dari nada bicaranya sekarang, sepertinya sang putri justru ingin mengalahkannya demi lolos ke pertempuran pamungkas.
“Jangan-jangan dugaanku salah? Mungkinkah dia sebenarnya bukan Tuhan Kuil Gen?” gumam Han Sen dalam hati.
Dia mana tahu, awalnya Zi Wei memang tidak berniat untuk menang. Namun setelah melihat raga Han Sen, dia memutuskan untuk menyingkirkan Han Sen dari pertandingan agar tidak bertemu dengan Kaisar Manusia dalam pertempuran pamungkas.
Jika Han Sen bertemu Kaisar Manusia sekarang, peluang menangnya terlalu rendah. Tapi dengan raga sekuat ini, jika diberi sedikit waktu lagi, sekalipun Kaisar Manusia benar-benar mencapai tahap itu, Han Sen tetap punya peluang besar untuk menang.
Setelah mempertimbangkan matang-matang, Zi Wei memutuskan untuk mengeliminasi Han Sen terlebih dahulu, memberinya kesempatan untuk terus berkembang.
"Maksudku, hari ini yang akan menang adalah aku, sedangkan kamu harus pergi dengan penyesalan." Zi Wei menatap Han Sen sambil berkata dengan tenang.
"Belum tentu." Han Sen sudah mulai memahami beberapa metode khusus dalam mengendalikan raganya, tidak lagi tak berdaya sama sekali.
Zi Wei tersenyum misterius: "Belum ada yang bisa menolak keinginanku."
Sebelum Han Sempat berbicara, kedua tangan Zi Wei tergabung lalu perlahan ditarik terpisah. Saat kedua tangan itu terpisah, di antaranya bersinar cahaya ilahi yang berkilauan. Cahaya itu begitu menyilaukan, menerangi seluruh medan pertempuran tiga puluh tiga hari bak matahari raksasa.
Para makhluk dari berbagai ras yang menyaksikan pertarungan ini merasakan mata mereka perih tertusuk cahaya. Mana mungkin mereka berani melihat lagi? Semua terpaksa menutup mata. Bahkan petarung kuat yang mampu menahan silaunya cahaya ilahi pun hanya melihat kilauan cahaya, tak mampu menyaksikan apa yang sebenarnya terjadi di dalam medan pertempuran.
Namun mata Han Sen tak gentar menghadapi silau cahaya itu. Masih bisa melihat jelas setiap gerakan Zi Wei.
Terlihat seiring terbukanya kedua tangan Zi Wei, celah dimensi terbuka di antara kedua telapaknya. Dari dalam celah dimensi itu, muncul sebuah pintu kuno berukuran raksasa.
"Bukankah itu gerbang Kuil Gen?" Han Sen yang melihat jelas bentuk pintu itu langsung tertegun.
Karena Zi Wei mampu memanggil gerbang Kuil Gen, berarti dia seharusnya adalah sosok yang berada di dalam Kuil Gen itu.
Setelah kedua tangan Zi Wei terbuka sepenuhnya, gerbang Kuil Gen telah sepenuhnya tersingkap.
"Buka!" Zi Wei berbisik mantra, gerbang kuno dan mistis itu pun terbuka, cahaya ilahi gemilang langsung memancar dari dalamnya.
Itu adalah kecemerlangan lampu segala ras, hanya saja Han Sen belum sepenuhnya paham mengapa di dalam Kuil Gen hanya ada lampu ras Alam Semesta Genetik, tapi tidak ada lampu ras Alam Semesta Raya Kekaisaran.
Sementara di Alam Semesta Raya Kekaisaran terdapat kuil, sebaliknya Alam Semesta Genetik tidak memiliki kuil.
"Han Sen, masuklah. Di dalam sana ada barang yang kamu butuhkan." Zi Wei memicingkan mata mengawasi Han Sen sambil berkata.
Han Sen sekarang sudah bisa memastikan bahwa sosok ini adalah Yang Mulia Kuil Gen, bertanya dengan kebingungan: "Aku bilang Kakak, apa sebenarnya maksudmu? Aku akan segera bertempur pamungkas dengan Qin Xiu, kau malah membawaku pergi. Mungkinkah kau sendiri yang ingin bertarung dengan Qin Xiu?"
"Sekarang sudah tidak ada Qin Xiu lagi," kata Zi Wei.
"Apa maksudnya?" Han Sen langsung tertegun. Di dalam medan pertempuran, dia sama sekali tidak tahu situasi medan lain, sehingga secara alami tidak mengetahui bahwa Qin Xiu telah ditelan oleh Kaisar Manusia.
