"Jangan heran. Sebagai Tuhan Kuil Gen, tentu aku tidak bisa membiarkan semua orang tahu bahwa aku ikut Perang Prasasti Gen. Membuat pengganti bukanlah hal sulit bagiku." Sang Tuhan berkata sambil tersenyum.
Han Sen langsung paham. Hubungan Kuil Gen dan Prasasti Gen seperti partai pemerintah dan oposisi. Kini Tuhan Kuil Gen adalah Presiden sejati. Mengirim presiden untuk ikut pemilihan internal partai lain jelas sangat tidak pantas.
"Apakah 'Zi Wei' nama sembarangan yang kau buat?" tanya Han Sen.
Tuhan menggelengkan kepala: "Bukan, Aku memang bernama Zi Wei, hanya saja sudah tidak ada yang tahu nama-Ku."
"Kakak Zi Wei, apa sebenarnya maksudmu? Kenapa menarikku masuk Kuil Gen di saat seperti ini?" Han Sen benar-benar tidak punya pikiran untuk mengobrol panjang dengan Zi Wei.
Zi Wei berkata: "Kekuatanmu sekarang masih belum mampu mengalahkan orang itu. Setidaknya sebelum kamu bisa mengendalikan raganya sepenuhnya, lebih baik jangan bertarung dengannya."
"Jika aku tidak bertarung, nanti yang akan berperang adalah Bao'er," kata Han Sen.
"Jadi waktumu tidak banyak. Mari kita mulai sekarang," kata Zi Wei.
"Apa maksudnya?" Meski Han Sen sudah menebak beberapa bagian, dia tidak tahu secara konkret apa yang akan Zi Wei lakukan.
Zi Wei menunjuk ke dinding giok: "Tahukah kamu kenapa Alam Semesta Raya Kekaisaran memiliki kuil tapi tidak ada lampu ras, sedangkan Alam Semesta Genetik punya lampu ras tapi tidak ada kuil?"
"Sedang ingin meminta nasihat," tanya Han Sen.
"Pergantian energi selalu merupakan pergantian Yin-Yang. Kalau diungkapkan secara vulgar, kue yang kamu makan tak mungkin keluar lagi sebagai kue." Zi Wei muncul dengan senyum manis.
Han Sen tertegun seperti patung memandangi Zi Wei, sulit mempercayai bahwa sosok sebesar dirinya ternyata bisa mengucapkan kata-kata seperti itu.
"Ahem, ini adalah ucapan seseorang yang sangat menarik yang kukenal selama petualanganku di dunia. Meski bahasanya agak kasar, tapi mengandung kebenaran mendasar." Zi Wei membersihkan tenggorokannya lalu melanjutkan: "Siklus kehidupan di kedua alam semesta juga demikian. Oleh karena itu, makhluk hidup di kedua alam semesta memiliki pembagian Yin-Yang. Meski Yin-Yang ini bersifat relatif dan tidak benar-benar terpisah seperti dunia bawah dan dunia atas, tapi kalau dipaksakan untuk dibedakan, menurutmu alam semesta mana yang lebih mirip neraka?"
Setelah berpikir sejenak, Han Sen menjawab: "Alam Semesta Genetik lebih mirip neraka?"
"Mengapa kamu berpikir demikian?" Zi Wei menatap Han Sen dengan penuh minat.
“Karena di dalam Alam Semesta Genetik tidak ada manusia murni.” Han Sen berkata.
“Pendapatmu tidak salah, Alam Semesta Genetik memang lebih mirip dunia bawah. Tapi alasannya bukan karena ketiadaan manusia, melainkan karena kehidupan di sana lebih dekat dengan esensi.” Zi Wei menjelaskan.
“Esensi?” Han Sen tidak mengerti maksud Zi Wei.
Zi Wei tidak memberikan penjelasan: “Tak ada waktu untuk penjelasan detail. Singkatnya, di Alam Semesta Raya Kekaisaran, kehidupan masih terbungkus kulit manusia. Sedangkan di Alam Semesta Genetik, mereka telah terlepas dari kulit itu.”
Sambil berbicara, Zi Wei menunjuk dinding giok: “Dinding Giok ini merekam semua ras genetik yang menjadi Klan Atas. Tentu tak hanya nama-nama Klan Atas, tapi juga proses tumbuh-kembang genetik mereka. Nama dinding ini adalah Dinding Evolusi.”
“Kau membawaku ke sini bukan hanya untuk memberitahu ini, kan?” Han Sen menatap Dinding Evolusi itu.
“Evolusi tubuhmu berbeda dari makhluk hidup lain di alam semesta, ini membuatmu kehilangan perjalanan. Kau harus menemukan prinsip baru sendiri, tanpa petunjuk dari siapapun. Hanya dirimu yang berjalan di padang liar. Tapi Dinding Evolusi ini bisa memberi sedikit pertolongan, atau membuatmu lebih paham akan dirimu sendiri.” Zi Wei menekan telapak tangannya ke dinding tersebut.
Seketika berbagai tulisan di Dinding Evolusi berbinar-binar, memancarkan aura ilahi yang unik dari masing-masing.
Setiap karakter yang awalnya biasa, kini seolah berdarah berdaging dengan ciri khasnya sendiri. Sekilas pandang saja sudah tak terlupakan, bagai makhluk hidup hidup-hidup yang bukan sekadar tulisan.
Saat Han Sen memandang karakter "Bersayap", yang terlihat adalah malaikat bersayap putih. Ketika matanya beralih ke karakter "Buddha", terpampang sosok Buddha yang berwibawa.
Setiap karakter mewakili aura ilahi suatu ras. Itu bukanlah manusia yang benar-benar ada, melainkan potret gen unggul dari suatu ras.
Saat Han Sen sedang mengamati, tiba-tiba sebuah karakter di Dinding Evolusi berpendar bak matahari terik.
Han Sen mengenali karakter itu sebagai 'Langit', yang merujuk pada ras langit. Ras langit merupakan pecahan dari Tai Shang, memiliki kemiripan fisik dengan manusia namun dengan aura khas ras langit.
Dalam kilauan memukau itu, Han Sen seolah melihat seorang pria ras langit keluar dari dinding. Pria itu mirip Tuan Istana Surgawi, agak menyerupai Yu Shanxin, sekaligus mengingatkan pada Gu Zhu.
Pria ini memadukan seluruh kelebihan ras langit: kekuatan magis, sifat jahat, kegigihan, dan ketakutan yang nihil. Pada dirinya terkumpul semua bakat ras langit - baik yang diketahui maupun belum diketahui Han Sen.
Aura yang dipancarkannya bahkan membuat Han Sen merasakan sensasi seperti menghadapi petarung tak tertandingi.
Zi Wei melanjutkan: "Dinding Evolusi dapat mengevolusi bentuk akhir evolusi suatu ras. Meski hanya berupa deduksi teoritis dan bukan entitas nyata, namun hampir semua makhluk hidup akan mengikuti orbit evolusi ini—kecuali terjadi insiden tak terduga yang misterius, hasil akhir evolusi ras tersebut akan seperti ini."
"Inikah wujud ras langit setelah mencapai level kosmik?" tanya Han Sen sambil mengamati sosok pria ras langit yang dihasilkan melalui perhitungan Dinding Evolusi.
"Bukan. Sejak zaman purba hingga kini, puluhan ribu ras telah menjadi Klan Atas. Namun bagaimanapun dihitung, tak satu pun yang benar-benar mencapai level kosmik. Meski potensi tiap ras berbeda-beda, bahkan ras paling hebat sepanjang masa hanya sanggup mencapai tingkat seperti Ketua Kekacauan—masih selangkah lagi menuju level kosmik."
Zi Wei melirik karakter langit itu dan berkata: "Bakat dan potensi ras langit cukup baik. Jika mereka mampu menunjukkan potensi diri hingga puncak, melalui evolusi generasi demi generasi dalam waktu tak berujung, akhirnya akan mencapai tahap ini. Bahkan dibandingkan dengan diriku sekarang, tidak akan kalah jauh. Tentu saja, ras langit saat ini masih jauh dari tingkat itu, ini masih sebatas hipotesis."
"Apakah maksudmu agar Dinding Evolusi menghitung arah evolusiku?" Han Sen menatap Dinding Evolusi itu.
Zi Wei menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit: "Faktanya aku sudah mencoba, tapi hasilnya tidak bisa diprediksi. Arah evolusi genmu telah menyimpang dari orbit evolusi makhluk biasa. Kemampuan Dinding Evolusi sudah tak berguna bagi ragamu."
"Lalu apa maksudmu sebenarnya?" Han Sen tidak memahami tujuan sebenarnya Zi Wei.
"Prasasti Evolusi tidak berguna bagimu, tapi kemungkinan masa depan dari berbagai ras yang dihitungnya akan memberikan manfaat. Rasakan perlahan-lahan, ingat jangan membuatku menunggu terlalu lama." Zi Wei tersenyum tipis ke arah Han Sen. Tiba-tiba pandangan Han Sen berkunang-kunang, raganya tersedot masuk ke dalam Prasasti Evolusi.
