Kapal perang dan makhluk mengerikan menutupi langit, seolah menyelimuti seluruh taman di udara di bawah awan hitam pekat.
"Di mana Han Sen?" Di antara gerombolan makhluk mengerikan itu, Cih Ke menerobos kerumunan. Ia memandangi taman di udara dari ketinggian, suaranya bergemuruh bagai guntur: "Kekuatan-Ku menggerakkan seluruh taman di udara hingga bergetar."
"Han Sen kini tidak ada di taman. Kalau ada urusan, bicara langsung saja." Han Yufei berdiri di depan semua orang, membuka percakapan.
Cih Ke berkata dengan suara dingin: "Tuanku memerintahkan kami untuk mengambil kembali darah Kuil Gen."
Han Yufei memicingkan mata berkata: "Kamu mau darah Kuil Gen, silakan pergi ke Kuil Gen saja, kabur ke taman di udara kami untuk apa?"
"Kalian mungkin belum tahu, putri Han Sen yaitu Han Bao'er, bukan anak kandungnya, melainkan darah Kuil Gen. Tuan kami berkata, menghormati hubungan yang berasal dari sumber yang sama, asal kalian serahkan Han Bao'er, kami tidak akan mempersulit taman di udara. Nanti taman di udara tetap menjadi wilayah kalian." Cih Ke menjelaskan.
"Bagaimana jika kami enggan?" Han Yufei bertanya dengan ekspresi seolah tersenyum tapi juga menangis.
"Di dunia ini, ada satu taman di udara lebih tidak mencolok, hilang satu taman di udara pun tidak berpengaruh. Sekalipun taman di udara dibabat habis, pasti ada kekuatan lain yang bisa menggantikan. Tuan kami juga tidak akan ambil pusing apakah taman di udara ini tetap ada atau tidak." Cih Ke menegaskan.
Tang Zhenliu mendengar hal itu langsung membentak marah dan hendak mengatakan sesuatu, namun Han Yufei lebih dulu menyambar: "Pada dasarnya itu adalah anaknya Han Sen, tidak ada hubungannya dengan kami. Kalau kalian mau, ambil saja. Tapi aku paling tidak suka diancam. Karena kau bicara seperti itu, justru aku tidak akan memberikannya. Akan kulihat bagaimana cara kalian membabat Taman di Udara."
"Bagus! Kalau memang mampu, hancurkan saja Taman di Udara. Jangan banyak bacot!" Tang Zhenliu juga ikut berteriak.
"Tidak tahu hidup atau mati." Cih Ke mendengus dingin, tidak ada lagi niat untuk bernegosiasi. Dengan lambaian tangan halus, armada kapal perang dan makhluk mengerikan langsung melancarkan serangan gila-gilaan ke Taman di Udara.
Sebuah kapal perang membuka pintu kabin. Sekumpulan Pemecahan Batas dilepaskan dari dalam kapal, menerjang Taman di Udara bak serigala jahat yang kelaparan selama sebulan.
Seketika itu juga, di atas Taman di Udara muncul banyak Pemecahan Batas yang jumlahnya tidak kurang dari ratusan ekor.
Boom!
Di luar Taman di Udara, batas gaib yang terbentuk dari rangkaian tanda cahaya menyala-nyala, untuk sementara menahan serangan Pemecahan Batas. Namun batas gaib itu semakin meredup di tengah amukan makhluk-makhluk itu, seperti nyaris runtuh setiap saat.
"Persiapan menghadapi pertarungan." Han Yufei berbisik mantra sambil melirik ke arah markas di bawah.
Meski Pemecahan Batas terlihat mengerikan, sebenarnya Taman di Udara mampu menghadapinya. Sayangnya struktur bangunan itu sendiri tak sanggup menahan gempuran dahsyat. Jika pertempuran benar-benar terjadi, kemungkinan besar seluruh kompleks akan hancur berantakan. Hanya para petarung kuat yang selamat, sementara penghuni biasa pasti tewas mengenaskan.
Batas gaib Taman di Udara ini adalah karya Tuan Putih. Hanya sang pencipta yang tahu apakah pertahanan ini akan bertahan.
“Suruh Lin Feng datang ke sini. Kalian fokus saja bertempur, hal lain tidak perlu dikhawatirkan.” Suara Tuan Putih bergema di telinga Han Yufei, membuat hatinya menjadi lebih tenang.
“Kalau begitu, maju!” Begitu Han Yufei memberi komando, Tang Zhenliu yang sudah tak bisa menahan semangat bertarungnya langsung melesat keluar dari batas gaib sambil menghunus pedang, menyerang seekor Pemecahan Batas.
Tapi sebelum pedangnya menyentuh makhluk itu, hujan sayap cahaya hijau bagai panah menghujam dari langit. Setiap helai sayap cahaya menembus tubuh Pemecahan Batas, langsung memenggal mereka di tempat.
Ratusan Pemecahan Batas musnah seketika. Seorang pria berjubah bulu hijau yang hening muncul di atas langit berbintang - dialah Ning Yue.
"Jiu Zhen, ini untukmu." Cih Ke berkata pada seekor Pemecahan Batas di sampingnya.
Pemecah Batas itu mirip seekor Harimau Putih, posturnya tidak terlalu besar, hanya sedikit lebih besar dari harimau biasa. Awalnya sedang tiarap di atas sebuah kapal perang untuk beristirahat, mendengar suara Cih Ke barulah malas-malasan mengangkat kepala, melirik Ning Yue sebentar lalu kembali menunduk dan tidur.
Melihat Harimau Putih itu malah mengabaikan perintahnya, Cih Ke sangat kesal namun tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun berbalik ke arah seekor burung besar hitam di seberang: "Kunpeng, eliminasi dia."
Burung hitam besar itu memancarkan pandangan dingin. Dengan menggetarkan sayapnya, ia melesat dari kapal perang bagai kilat hitam yang membelah langit dan bumi, menerjang Ning Yue.
"Kalian juga jangan diam saja. Sudah waktunya mereka menyaksikan kekuatan sesungguhnya Serikat Kekacauan kita." Dengan komando Cih Ke, ribuan kapal perang membuka pintu kabin. Gerombolan Pemecah Batas berhamburan keluar, jumlahnya mungkin lebih dari seribu.
Pada tubuh Ning Yue memancar cahaya hijau berkilauan, sayap-sayap cahaya hijau bagai kilatan pedang melesat keluar, berusaha memenggal para Pemecahan Batas.
Namun sebelum sayap cahayanya sempat terbang keluar, tiba-tiba hujan sayap tinta berjatuhan dari langit. Dalam sekejap, semua sayap hijau itu terpotong habis, berubah menjadi serpihan cahaya yang berserakan.
Ning Yue melihat Burung Kunpeng, tak bisa menahan diri mengerutkan kening halus. Dia bisa merasakan gelombang energi mengerikan yang tersembunyi di tubuh makhluk mitologi itu.
Menyaksikan Ning Yue terjebak dalam pertarungan dan tak mampu lagi membasmi banyak Pemecahan Batas, Huangfu Jing dan kawan-kawan pun menerobos keluar dari batas gaib, bertarung sengit dengan para makhluk itu.
Dentuman tenaga bergema di mana-mana, gelombang kejut dari benturan energi membuat arena pertempuran bagai hari kiamat yang penuh dengan cahaya ledakan.
Meskipun pertempuran berlangsung sangat sengit, tapi seberapa mengerikan pun tenaga-tenaga itu, seberapa kuat pun gelombang kejut yang dihasilkan, tetap tidak bisa menghancurkan batas gaib taman di udara.
Di sebuah paviliun dalam markas, Lin Feng mengawasi Tuan Putih yang duduk di depan papan catur, bertanya dengan kebingungan: "Tuan Putih, ada apa yang ingin Anda perintahkan dengan memanggilku ke sini?"
"Ayo, temani aku bermain satu ronde catur." Tuan Putih menunjuk papan catur sambil berkata.
Lin Feng tertegun sejenak. Dia tidak mengerti maksud sebenarnya Tuan Putih yang tiba-tiba mengajaknya bermain catur di saat seperti ini. Tapi karena cukup memahami karakter Tuan Putih yang bukan tipe sembrono, Lin Feng pun duduk berseberangan sambil yakin pasti ada maksud strategis tersembunyi.
Di atas papan catur sudah tersebar banyak buah catur. Ini adalah posisi sisa permainan yang menunjukkan kelemahan jelas pada kepingan hitam yang dipegang Lin Feng.
"Giliranmu." Tuan Putih memutar-mutar buah catur di tangannya, tersenyum bahagia menyaksikan situasi ini.
Lin Feng mengangguk pelan, mengambil sebutir buah catur, lalu menjatuhkannya ke atas papan. Namun seketika itu, raut wajahnya berubah. Di atas papan catur itu seolah terdapat kekuatan dahsyat tak terhingga. Di titik yang ingin ditempati bidaknya, muncul aliran tenaga yang menyembur ke atas, melontarkan telapak tangan beserta buah catarnya hingga nyaris membuatnya muntah darah.
"Pelan-pelan, gunakan tubuh super dewamu untuk merasakan keseimbangan potensial di papan ini. Yang harus kau lakukan adalah menyelaraskan kekuatan diri dengan fluktuasi potensial ini, meminjam dari timur untuk menambal barat, bukan melawannya," ujar Tuan Putih yang sepertinya sudah memperhitungkan hal ini, berbicara dengan tenang.
Barulah Lin Feng paham. Permainan catur ini terhubung dengan batas gaib Taman Udara. Tuan Putih ingin dia membantu memelihara keseimbangan struktur tersebut.
