"Apa yang dilakukan Qin Xiu ini? Mungkinkah dia tak ingin membunuh Bao'er lagi?" Dewi Bulan dengan wajah penuh kebingungan menatap Taiyi.
Siapa pun bisa melihat, bagi Taiyi membunuh Bao'er bukanlah hal sulit. Meski Bao'er kuat, pengalaman dan kendalinya masih jauh di bawah Qin Xiu.
Taiyi menggelengkan kepala sambil berkata: "Tidak. Kau tak memahami Leluhur Manusia, atau lebih tepatnya pribadi Qin Xiu ini. Justru semakin begini caranya, semakin membuktikan dia bertekad bulat ingin menghabisi Bao'er."
"Apa prinsip ini? Membunuh atau menyiksa, bukanlah hal sulit. Tapi justru membantu pertumbuhan Bao'er seperti ini, benarkah niatnya ingin membunuh? Sungguh tak terlihat." ujar Dewi Bulan.
Taiyi merenung sejenak, raut wajah penuh keanehan saat menatap Qin Xiu, barulah berkata: "Leluhur Manusia di era dulu pernah mengalami konflik dengan kepala kuil tua dan Ketua lama. Mengenai detailnya, bahkan aku pun tak terlalu paham. Namun satu hal pasti, dendam dan kekecewaan memang mengakar dalam hatinya, terutama tertuju pada Bao'er. Namun perlu diingat, Leluhur Manusia dan kehidupan lamaku bisa disebut sebagai 'anak' dari Ketua lama dan kepala kuil tua yang telah menganugerahi kami kehidupan. Hubungan dengan Bao'er pun terlalu rumit untuk dijelaskan. Dengan sifat asli Qin Xiu, sekalipun ingin membunuh Bao'er, dia pasti akan memberi kesempatan - khususnya untuk memperlihatkan pada Ketua lama dan kepala kuil tua bahwa meski Bao'er berevolusi hingga tingkat paling sempurna sesuai harapan mereka, tetap akan kalah oleh Qin Xiu. Yang dia kejar bukan sekadar kemenangan, tapi juga meluapkan kegeraman sekaligus menghancurkan hati Ketua lama dan kepala kuil tua."
“Apakah dia benar-benar begitu percaya diri, bisa mengalahkan Bao'er dalam kondisi sempurna? Bagaimanapun juga Bao'er adalah kristalisasi upaya kepala kuil tua dan ketua lama. Jika dia benar-benar mencapai tingkat kesempurnaan, apakah Qin Xiu pasti bisa menang dengan mudah?” Dewi Bulan mengerutkan kening.
“Kalau tidak punya sedikit pun kepercayaan diri dan kesombongan seperti itu, dia bukanlah Qin Xiu lagi.” Taiyi menghela nafas pelan.
Ekspresi Luan juga terlihat rumit. Dia lebih memahami Qin Xiu dibanding Taiyi, dan penilaian Taiyi hampir tepat semua.
Luan sangat paham, kali ini Qin Xiu benar-benar berniat membunuh Bao'er, dan ini juga akan menjadi kesempatan terakhir bagi Bao'er.
“Bao'er, kau harus menang!” Seberapa pun Luan berusaha tenang, di saat seperti ini hatinya tak bisa menahan kepanikan.
Gerakan sombong Qin Xiu justru membuatnya merasakan tekanan berat, sepertinya belum sampai ke pertarungan pamungkas yang sesungguhnya, Bao'er sudah kalah telak.
Qin Xiu terus menekan Bao'er, seolah ingin memeras setiap tetes potensi yang tersisa darinya.
Cahaya keemasan pada tubuh Bao'er pun diredam oleh Qin Xiu hingga memudar, semuanya dimampatkan di dalam baju zirah keemasan, membuatnya bagaikan kristal terkonsentrasi dengan cahaya keemasan yang berputar di dalamnya, seolah setiap saat bisa meledak.
"Masih belum cukup? Kalau begitu coba sekali lagi." Kepalan Qin Xiu berkilau bagaikan bintang ungu yang berkilauan, menghantam perut Bao'er dengan pukulan dahsyat.
Serangan Qin Xiu sebelumnya hanya berupa tekanan tanpa melukai, tapi kali ini pukulan menyala bagaikan matahari ungu itu langsung menghantam tubuh Bao'er. Tenaga penghancur itu membuat baju zirah keemasan di tubuhnya retak seperti jaring laba-laba.
Dari celah-celah baju zirah keemasan itu, cahaya keemasan yang terkompresi tiba-tiba menyembur keluar, dalam sekejap membungkus raga Bao'er sepenuhnya.
Dalam semburan kilauan api keemasan, aura Bao'er semakin kuat. Kilauan api itu perlahan membentuk bayangan labu yang menyelimuti seluruh tubuhnya.
Bayangan labu itu bagaikan alam semesta mini, dengan ribuan cahaya dan bayangan berputar di dalamnya, menciptakan kesan misterius yang aneh.
"Bao'er akhirnya berevolusi mencapai puncak, membentuk alam semesta mini miliknya sendiri." Luan merasa takjub dan girang.
Kegirangannya berasal dari fakta bahwa Bao'er telah memenuhi harapan dia dan kepala kuil tua. Namun, Bao'er yang telah mencapai tingkat ini terpaksa bertarung mati-matian melawan Qin Xiu, yang pasti tidak akan mengalah lagi.
"Raga yang sempurna. Tapi entah apakah dia bisa mengalahkan Qin Xiu." Taiyi menatap bayangan labu di tubuh Bao'er sambil berkata dengan sedih.
Zi Wei juga mengamati pertarungan ini dengan ekspresi serius. Dia tahu sekaranglah saatnya kemenangan benar-benar akan ditentukan.
Qin Xiu mengawasi kobaran api di tubuh Bao'er yang perlahan meredup, sorot mata menyala-nyala berkata: "Ayo, gunakan seluruh tenaga terkuatmu untuk bertarung denganku. Mari kita lihat apakah kau bisa memenuhi harapan orang tuamu dengan membunuhku di sini."
Cahaya keemasan di pupil Bao'er berkilauan seperti Liuli, ruang di sekelilingnya mulai memudar menjadi maya. Segala sesuatu tampak berubah menjadi ilusi, bagaikan mimpi yang tak nyata.
Dengan sorot mata penuh kekhawatiran, Bao'er mengawasi ketat Qin Xiu. Kedua tangannya menyatu perlahan, kobaran api keemasan terkumpul di antara telapaknya, berubah wujud menjadi labu emas berukir.
Labu itu terbentuk dari dua bulatan berbeda ukuran yang menyatu. Di dalam masing-masing bulatan, aliran jutaan bintang yang berputar membentuk pola kosmik, ledakan energi warna-warni bergemuruh seperti alam semesta yang sedang dalam proses penciptaan.
Saat alam semesta ganda dalam labu Bao'er mencapai batas pemadatannya, sorot mata Bao'er berkilat tajam. Seberkas cahaya keemasan mempesona menyembur dari labu, dalam sekejap menghujam tubuh Qin Xiu.
Kekuatan itu sungguh mengerikan. Para petarung kosmik yang menyaksikan dari kejauhan hanya merasakan fluktuasi energi dalam sinar itu, jantung mereka berdebar kencang hingga hampir memuntahkan darah.
Tak bisa dibayangkan, akhir tragis seperti apa yang akan menimpa siapa pun yang berdiri di jalur sinar itu.
Segala sesuatu yang menghalangi jalur cahaya langsung terurai dan terserap, menciptakan zona vakum di hamparan langit berbintang.
Entah karena sinar keemasan itu terlalu cepat, atau mungkin Qin Xiu sejak awal tak berniat menghindar. Tubuhnya diselimuti sinar ungu yang berputar bagai galaksi, memancarkan tenaga kosmik setara dengan Bao'er.
Dor!
Dua kekuatan kosmik berwarna emas dan ungu saling bertabrakan. Bidang bintang di sekitarnya langsung terurai dan melebur, jutaan planet menghilang seketika bagai mengalami Penguapan Instan.
Faktanya bukan hanya planet, segala sesuatu di antara Bao'er dan Qin Xiu ikut lenyap, membentuk zona vakum mutlak.
Untungnya mereka hanya terpaut jarak kurang dari satu bidang bintang. Seandainya terpisah satu alam semesta, mungkin seluruh kosmos akan hancur oleh tenaga mereka.
Seluruh makhluk hidup wajah berubah pucat. Pertarungan Bao'er dan Qin Xiu telah mencapai level penghancuran bidang bintang secara sembarangan. Jika mereka terus bertarung, alam semesta luas ini mungkin tak mampu bertahan.
Di bawah benturan tenaga mengerikan itu, Bao'er mundur tak terkendali sejauh beberapa ruas, sementara postur Qin Xiu tetap tegak sepenuhnya tanpa perubahan berarti.
"Sekalipun sesuai keinginan mereka, membuatmu berevolusi ke kondisi paling sempurna, lalu apa gunanya?" Qin Xiu dengan ekspresi tenang melanjutkan penjelasannya, sambil mendekati Bao'er.
Bao'er mengatupkan gigi dan melepaskan tenaga lagi, melancarkan serangan ke arah Qin Xiu.
Tubuh Qin Xiu diselimuti aura ungu. Pukulan demi pukulan menghancurkan kekuatan alam semesta ganda labu Bao'er, memaksa posturnya terus mundur sementara darah mengalir dari sudut bibirnya.
Wajah Luan pucat bagai tanah. Ia tahu segalanya telah berakhir. Meski Bao'er sudah mencapai evolusi tertinggi, tetap tak mampu menyaingi Qin Xiu. Di alam semesta ini, tak ada lagi yang bisa menandinginya.
"Ini akhir." Taiyi juga berkesedihan.
