Di dalam gerbong, Qi Qing mencoba membela kakaknya: "Akhir-akhir ini kondisi Kakak cukup baik, hanya saja tidak sengaja kedinginan..."
Lin Hao tersenyum.
Tak disangka, Qi Shuo bahkan membohongi adik kandungnya sendiri, pantas saja aku tertipu bertahun-tahun.
Qi Qing melihat Lin Hao tak mempermasalahkan, diam-diam lega.
Meski Kakak baik, fisiknya agak lemah. Tak bisa dihindari ada yang akan meremehkan. A'hao begitu perhatian padanya, aku harus lebih baik lagi padanya.
Tiba-tiba Lin Hao menyadari tatapan Putri Kecil padanya menjadi sangat intens.
Lin Hao: "..."
"A'hao, aku dengar kabar."
"Kabar apa?"
Suara Qi Qing tanpa sadar merendah: "Putri Yu Liu yang datang ke Zhou punya tujuan tersembunyi, kemungkinan besar akan masuk istana."
Raut wajah Lin Hao menunjukkan keanehan: "Ini kabar burung kan?"
Tingkat generasi tiba-tiba naik.
“Siapa yang tahu benar atau tidak, yang pasti ada kabar seperti itu. Konon status wanita Yuliu tidak tinggi, perjalanan sejauh ini, apalagi hubungan antar dua negara, seorang putri tidak mungkin hanya untuk bersenang-senang.” Saat membicarakan gosip dengan sahabatnya, Qi Qing kehilangan kesopanannya di depan orang luar.
"Belum tentu masuk istana, lebih mungkin dicarikan yang seusia dan sepadan." Lin Hao tidak bisa menceritakan hal yang didengarnya dari Qi Shuo, merasa agak tertekan.
"Usia dan rupa sepadan?" Qi Qing menaikkan alisnya, "Bukankah itu Putra Mahkota dan Pangeran Wei?"
Ia cepat kehilangan minat, beralih topik: "Putri Yi'an dan Putri Kabupaten Ronghua kembali selalu melekat di sisinya..."
Orang seperti Putra Mahkota itu siapa pun yang mengikutinya pasti terbuang percuma, sebenarnya Pangeran Wei masih bisa diterima, sayangnya bayangan bentuk bola di pikirannya tak bisa hilang.
Sambil berbincang, mereka tiba di Taman Fuxiang.
Taman Fuxiang memiliki area yang luas dengan pemandangan indah sepanjang musim, tempat yang ideal untuk bersantai. Sayangnya ini adalah taman kerajaan, hanya bisa masuk dengan undangan resmi.
Bisa berkunjung ke Taman Fuxiang sendiri sudah merupakan hal yang membahagiakan.
Lin Hao dan Qi Qing datang tepat waktu. Saat kereta kuda Istana Jenderal berhenti, menarik banyak pandangan mengarah ke sana.
Baik pembatalan pertunangan Lin Chan dengan Pangeran Wei, maupun pernikahan Lin Hao dengan Putra Mahkota Jing, Istana Jenderal terus menjadi topik pembicaraan. Rasa ingin tahu terhadap Lin Hao yang lama tidak muncul di acara resmi tak terhindarkan.
Tirai brokat tergulung lembut, dari gerbong turun seorang gadis muda berbaju kuning yang bertubuh jenjang.
Putri Kabupaten Ninghua?
Orang-orang yang melihat ke arah sana mengira mata mereka berkunang-kunang.
Bukankah ini kereta kuda Istana Jenderal?
Segera dari dalam kereta kuda keluar seorang gadis muda berrok hijau dengan wajah oval.
Tepat, itu Nona Lin Er.
Orang-orang yang memperhatikan area ini baru tersadar, Putri Ninghua ternyata datang bersama Nona Lin Er dengan satu kereta.
"Lihatlah, Putri Kecil Istana Jing dan Nona Lin Er memang sangat akrab," bisik seorang gadis bangsawan kepada sahabatnya.
Sahabatnya juga mengangguk.
Inilah bentuk perhatian halus Qi Qing.
Keinginannya untuk satu kereta dengan Lin Hao jika diungkapkan secara terbuka akan membuat Lin Hao terlihat seperti merendahkan diri di mata orang. Sebaliknya dengan cara ini, pandangan orang menjadi berbeda.
Lin Hao sendiri tak banyak berpikir, dengan natural merangkul tangan Qi Qing yang dijulurkan, berjalan bersama ke depan.
"Ninghua." Suara panggilan sedang terdengar.
Putri Yi'an yang dikelilingi pengiring berjalan mendekat, tak memberikan sekilas pandang pun pada Lin Hao, hanya menatap singkat wajah Qi Qing: "Kereta kuda Istana Jing rusakkah? Tadi kucari lama tapi tak kulihat."
Ucapan itu disampaikan dengan senyum, namun gadis-gadis bangsawan yang cerdik telah menangkap sikap Putri Yi'an terhadap Nona Lin Er dari cara sang putri mengabaikannya.
Penemuan ini membuat banyak gadis bangsawan yang berniat mendekati Lin Hao mengurungkan niat.
Berbincang lebih dengan selir masa depan Istana Jing takkan menjadikan mereka akrab, namun justru berisiko berselisih dengan Putri Yi'an - sungguh kerugian besar.
Qi Qing sejak kecil bergaul di antara orang-orang ini, pikiran liciknya tak kalah banyak, namun berpura-pura tak tahu apa-apa, tersenyum manis: "Istana Jing memiliki beberapa kereta kuda, semuanya kokoh. Yang penting aku ingin mengobrol dengan A'hao di jalan, jadi menyelinap ke keretanya."
Pandangan dingin Putri Yi'an jatuh ke wajah Lin Hao, tetap berbicara pada Qi Qing: "Kuduga, ternyata begitu."
Seorang gadis muda berpakaian mewah di samping Putri Yi'an menutupi mulutnya sambil tertawa: "Ninghua, sejak kapan kau begitu akrab dengan Nona Lin Er?"
Ucapan ini terdengar biasa, tapi sebenarnya mengandung duri dalam sutera.
Pernikahan mendadak antara Istana Jing dan Istana Jenderal mengejutkan banyak orang, ucapan ini tak pelak mengarah pada spekulasi apakah Putri Kecil sengaja menciptakan kesempatan untuk sahabatnya bergaul dengan kakaknya, hingga terjadi pernikahan ini.
Qi Qing menatap gadis yang berbicara, jengah dalam hati namun tetap tersenyum: "Tentu saja, A'hao sebentar lagi jadi kakak iparku, kalau bukan dengannya, dengan siapa lagi? Ronghua, apa kau tidak akrab dengan Nona Chen San?"
Putri Ronghua bertunangan musim dingin lalu, calon suaminya dari keluarga Chen di Istana Menteri Ritus, hubungannya dengan Nona Chen San mirip hubungan Lin Hao dan Qi Qing.
Qi Qing tak ingin berselisih dengan Putri Yi'an, tapi tidak takut bermasalah dengan Putri Ronghua.
Sama-sama putri, dia tak boleh menerima perlakuan ini!
Mendengar Qi Qing menyebut saudari iparnya, dada Putri Ronghua mendadak sesak.
Siapa tahan menghadapi orang sekaku dan menyebalkan seperti Chen San, apalagi dia adalah saudari iparku...
Kegalauan sekelebat di mata Putri Ronghua membuat Qi Qing langsung merasa segar bugar.
“Qi Qing berbicara dengan suara lembut sehingga tidak bisa dilawan, Putri kabupaten Ronghua melirik tajam ke arah Lin Hao.
Sebenarnya dia tidak punya hubungan dengan Lin Hao, hanya Putri Yi'an yang menunjukkan ketidaksukaan terlalu jelas pada Lin Hao, sehingga dia mencela untuk menyenangkan Putri Yi'an.
Putri kabupaten Ronghua segera menyadari tatapan sinisnya sia-sia.
Gadis muda yang menjadi sasaran itu tetap tanpa ekspresi, berpura-pura tidak mengerti.
Reaksi ini justru membuat orang semakin kesal.
Sebenarnya, Lin Hao tidak tenang dalam hati.
Ternyata yang memanggilnya berhenti di festival lentera Shangyuan adalah Putri Yi'an, ternyata sejak saat itu Putri Yi'an sudah jatuh cinta pada Zhuangyuan Lang.
Kalau bukan karena hari ini Putri Yi'an datang mengganggu dia dan Putri Kecil, mungkin dia tidak akan mengenali suara itu.
Lentera kaca patri itu benar-benar membuatnya kerepotan.
“Nona Lin Er, bagaimana kondisi kakakmu? Ada perbaikan?” Putri kabupaten Ronghua berpura-pura peduli, “Hampir saja kakakmu menjadi kakak iparku, sungguh disayangkan.”
Lin Hao menganggukkan dagunya ke suatu arah: “Itukah Putri Yuliu? Sungguh cantik.”
Begitu dia bicara, semua orang termasuk Putri Yi'an menoleh, melihat seorang wanita cantik luar biasa berjalan mendekat dengan anggun ditemani pengawal.
“Maaf, aku terlambat.” Putri Lingque tersenyum pada Putri Yi'an.
Sebelumnya, mereka sudah bertemu sekali.
Putri Yi'an mengangkat dagunya sedikit: “Tidak apa, aku juga baru datang.”
Saat perhatian orang teralihkan, Lin Hao akhirnya bisa mengamati Nona Kou Wan dari Keluarga Marquis Weiwu yang berdiam di sudut.
Itu adalah seorang gadis cantik yang memiliki kemiripan alis dan mata dengan Putri Yi'an.
Kepala sakit, Putri Yi'an bersikap tidak ramah padanya. Menyelamatkan adik perempuan Putri Yi'an menjadi pertanyaan.
Kou Wan seakan merasakan sesuatu, pandangannya bertabrakan dengan Lin Hao. Ia melirik sinis dengan berlebihan.
